Aku Setuju untuk Menikah Denganmu
Aku Setuju untuk Menikah Denganmu
Chen Youran berdiri di dekat jendela dan memandang pepohonan tinggi di luar sana. Embusan angin malam yang sejuk menerpa dirinya. Lonceng angin yang tergantung pada ambang jendela menimbulkan bunyi gemerincing ringan, rendah dan dangkal, seolah-olah sedang bercerita melalui iramanya. Entah karena awal musim gugur atau alasan yang lainnya, tetapi dia merasa musim gugur kali ini benar-benar terasa agak dingin.
Kemudian, Chen Youran melangkah untuk mengambil ponselnya dan membuka menu kontaknya. Tangannya terus meluncur ke bawah untuk mencari nama Xu Chengyan. Kemudian, dia meneleponnya. Dan begitu telepon terhubung, dia berkata, "Aku setuju untuk menikah denganmu."
Suara Chen Youran terdengar parau. Pada awal musim gugur ini, seolah ada kesedihan yang samar yang dirasakannya. Dia berpikir bahwa bagaimanapun dia tidak akan bisa lepas dari takdir. Mengenai peristiwa hidup pada 23 tahun yang lalu atau 23 tahun yang akan datang, mungkin itu memang sudah jalan hidupnya.
Xu Chengyan sedang minum dengan sekelompok temannya di Sands Bay Club. Ketika menjawab telepon dari Chen Youran dan mendengar wanita itu berkata, 'Aku setuju menikah denganmu', dia meninggikan suaranya karena terkejut, "Apa kamu benar-benar setuju untuk menikah? Bukannya kamu sedang pergi ke Jiangcheng untuk urusan bisnis?"
Bilik yang awalnya berisik itu seketika menjadi sunyi. Dan semua orang yang ada di dalam sana menatap Xu Chengyan dengan takjub.
Chen Youran menceritakan kisah yang dialaminya selama di Jiangcheng secara kasar. Setelah mendengar ceritanya, Xu Chengyan tidak bertanya apa pun lagi mengenai kondisinya di kota itu. Dia hanya bertanya kapan dan di mana kedua keluarga itu akan bertemu. Setelah menutup telepon, dia masih belum juga kembali ke kesadarannya.
"Tuan Muda Xu, siapa yang akan menikah?" tanya salah satu putra dari keluarga terkenal dan kaya.
Xu Chengyan mendorong wanita yang ada di dekatnya. Kemudian, dia berjalan mengitari kerumunan itu dan keluar dari bilik. Dia lalu menjawab sambil berjalan, "Aku."
Mata semua orang yang mendengarnya terbelalak karena terkejut, seolah mereka baru saja mendengar sesuatu yang mengerikan. Setelah Xu Chengyan keluar dan mendengar pintu bilik ditutup, kerumunan orang yang ada di dalam segera meledak. Semua orang berkumpul dan membicarakannya.
"Apakah Tuan Muda Xu akan menikah? Kapan itu akan terjadi? Aku belum pernah mendengar beritanya. Tidak ada berita sama sekali."
"Wanita mana yang mampu menaklukkan leluhur kedua Keluarga Xu ini?"
"Keluarga Xu adalah keluarga yang kaya dan sangat terkenal. Siapa yang pantas untuk bisa menikah dengan Keluarga Xu? Hanya saja, perasaan Tuan Muda Xu mudah berubah. Dan pasti sulit untuk merubah sifat playboy-nya. Entah apakah akan menjadi keberuntungan atau awal kesialan bagi sang wanita ketika menikah dengan Tuan Muda Xu."
"Belum tentu…" Salah satu wanita seksi dan menawan bersuara. "Tidak peduli bagaimanapun Tuan Muda Xu senang bermain di luar, selama wanita itu mendapat posisi Nyonya Xu, dia tidak perlu khawatir mengenai makan dan minum sepanjang hidupnya. Mendapatkan kehidupan luar biasa seperti ini tanpa kerja keras, berada di luar jangkauan orang lain."
***
Di luar bilik tersebut, Xu Chengyan menemukan tempat yang tenang dan langsung menelepon seseorang. Setelah terdengar suara pria di ujung telepon, dia langsung berkata, "Dia setuju."
Saat ini, Gu Jinchen masih bekerja lembur di perusahaan. Ponselnya yang ada di tangannya tiba-tiba berdering, dia langsung mengangkat telepon tanpa melihat nama pemanggilnya. Ketika Xu Chengyan tiba-tiba berkata, 'dia setuju' dia masih tidak mengerti maksudnya dan bertanya, "Apa?"
Xu Chengyan menyipitkan mata bunga persiknya, lalu dia berkata, "Chen Youran. Dia setuju untuk menikah denganku."
Gu Jinchen terdiam sesaat, kemudian berkata dengan lemah, "Aku tahu."
Segera setelah Xu Chengyan menutup telepon, ada panggilan masuk dari Chen Shuna, "Jinchen, nanti malam akan ada pertemuan antara Keluarga Chen dan Keluarga Zhou. Ayah juga memintaku untuk pergi ke sana bersamamu."
"Apakah dia sudah pulang?" tanya Gu Jinchen sambil menandatangani dokumen.
"Sudah." Chen Shuna menjawab dengan suara yang sangat lembut.
Gu Jinchen merenung sejenak, lalu berkata dengan lemah, "Aku masih di perusahaan. Kapan dan di mana acara pertemuannya?"
"Di Hotel Palin, pukul delapan malam. Aku juga masih di perusahaan."
Gu Jinchen mengangkat pergelangan tangannya dan melihat arlojinya. Dia pun membalas, "Aku akan menjemputmu sekarang."