Keaslian Foto-foto Ini (1)
Keaslian Foto-foto Ini (1)
Xie Suling melihat waktu untuk yang ketiga kalinya. Waktu janjian yang ditentukan adalah pukul enam malam, sedangkan sekarang ini sudah hampir pukul tujuh. Namun, Ji Jinchuan belum juga datang.
Di seberang Xie Suling, duduklah Jian Rui dan anaknya. Hari ini, Xue Ling mengenakan rok merah cerah yang membuat kulit seputih saljunya tampak semakin putih. Dia mengenakan riasan yang membuatnya tampak cantik dan menawan dengan temperamen yang elegan.
Melihat Xie Suling sering melihat waktu, Xue Ling bangkit dari duduknya. Kemudian, dia mengambil teko dan berjalan ke arahnya untuk menambahkan teh ke cangkirnya. Senyuman di wajahnya sangat pas. Dia pun berkata, "Jangan khawatir, Bibi. Mungkin Presiden Ji datang terlambat."
Melihat sikap Xue Ling yang tampak murah hati, perhatian dan bijaksana, Xie Suling sangat menyukainya. Saat memikirkan anaknya yang suka bertindak seenaknya, dia mengeluh, "Anak ini benar-benar keterlaluan. Dia mengatakan setuju pukul enam, tetapi sampai sekarang dia belum juga datang… Bibi Zhao, minta sopir untuk menelepon Ji Jinchuan dan mendesaknya agar segera datang."
Bibi Zhao yang berdiri di belakang Xie Suling meresponsnya. Dia pun keluar dari dalam bilik dan menyampaikan pesan tersebut kepada sopir yang siaga menunggu di luar pintu.
Setelah dua menit, sopir itu masuk dan berkata dengan penuh hormat, "Nyonya, Tuan Muda tidak menjawab telepon."
"Tidak masalah. Mari kita tunggu. Mungkin dia tidak bisa menjawab telepon karena sedang berada dalam perjalanan menuju ke sini," sahut Jian Rui dengan sopan.
Beberapa orang itu menunggu hingga hampir pukul delapan malam. Meskipun Jian Rui dan anaknya masih menunggu dengan sabar sambil tersenyum, tetapi sebenarnya hati Xue Ling merasa cemas. Dia memohon kepada Jian Rui untuk membuat janji temu dengan Xie Suling dan mengenalkan dirinya dengan Ji Jinchuan secara formal. Dia juga mencari cara untuk membuat Ji Jichuan jatuh cinta kepadanya, sehingga dia bisa menikah dengan Keluarga Ji.
Kesabaran Xie Suling akhirnya benar-benar habis. Dia pun menelepon Ji Jinchuan secara langsung. Setelah melakukan panggilan keluar sebanyak beberapa kali berturut-turut, tidak ada satu pun yang terjawab. Dia lalu kembali ke dalam bilik dan menatap Jian Rui beserta anaknya. Dia menunjukkan raut wajah yang malu. Lalu, dengan sebagian kepalanya mengarah ke Bibi Zhao, dia berkata, "Minta pelayan untuk melayani sekarang."
Xue Ling mengetahui bahwa Ji Jinchuan tidak akan datang, tetapi dia juga takut tidak akan mendapatkan kesempatan di lain hari, jadi dia berkata sambil tersenyum, "Mari kita tunggu. Mungkin Presiden Ji akan datang sebentar lagi."
Senyuman di wajah Xie Suling seolah hampir tidak bisa dihentikan. Dia bisa memahami dengan baik bagaimana putranya. Jika pria itu tidak mau menjawab telepon, itu berarti dia menolak pertemuan untuk malam ini. Dia pun berkata, "Mari menunggu sembari makan…"
Beberapa menit kemudian, pelayan meletakkan piring di atas meja. Xue Ling tidak terlalu banyak mengerakkan sumpitnya dan terus melihat ke arah pintu bilik sepanjang waktu.
Pintu bilik itu tiba-tiba didorong terbuka beberapa saat kemudian dan Xiao Cheng masuk ke dalam. Xue Ling seketika berdiri dan melihat ke belakang, tetapi tidak ada siapa-siapa lagi di sana.
Xiao Cheng melihat kegembiraan di wajah Xue Ling dan meliriknya sekilas. Kemudian, matanya tertuju pada Xie Suling dan berkata, "Nyonya, Presiden Ji memiliki sesuatu yang harus dilakukan. Dia tidak bisa datang ke sini dan memintaku untuk memberitahu."
Aksi bersemangat Xue Ling yang sangat tiba-tiba terlihat jelas di dalam bilik yang suasananya sunyi. Xie Suling bahkan sampai menatapnya, sementara Jian Rui langsung menarik rok putrinya itu. Xue Ling pun kembali duduk di kursinya dengan perasaan kecewa.
Xie Suling memalingkan pandangannya dari Xue Ling. Dia mengerutkan kening dan menatap ke arah Xiao Cheng, kemudian berkata, "Kalau dia tidak bisa datang, dia seharusnya meneleponku terlebih dahulu."
Mendengar hal itu, Xiao Cheng hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya pesuruh, dia tidak bisa melakukan hal yang lebih. Dia hanya bisa menjawab, "Nyonya, saya sudah menyampaikan pesan. Silakan kalian menikmati hidangan dan makan dengan tenang. Saya akan pergi dulu."
Meskipun Xie Suling sangat marah, tetapi dia tidak bisa melampiaskan amarahnya kepada Xiao Cheng dan hanya bisa melambaikan tangan kepadanya.
Setelah Xiao Cheng pergi, Xue Ling meminta izin untuk pergi ke kamar mandi. Sebelum meninggalkan kursinya, dia mengambil tas tangannya. Setelah memasuki kamar mandi, dia mengeluarkan ponsel lain dari tasnya dan membuka beberapa foto pada album. Matanya bersinar seterang matahari. Kemudian, dia memasukkan nomor ponsel Ji Jinchuan dan mengirimkan foto itu.