Tidak Suka dengan Hal-hal yang Kadaluwarsa (3)
Tidak Suka dengan Hal-hal yang Kadaluwarsa (3)
Chen Youran duduk di atas karpet dan membelai rambut lembut Gu Yiyi. Dia pun lalu bermain dengan si kecil. Sementara Bibi Wang mengambil senampan buah dan meletakkannya di atas meja teh di sampingnya. Bibi Wang rupanya membuat jus favoritnya. Melihat Bibi Wang yang bersikap sedekat seperti sebelumnya, dia pun berkata sambil tersenyum, "Terima kasih, Bibi Wang."
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki datang dari arah tangga. Chen Youran pun secara refleks menoleh ke belakang. Dia melihat sosok Gu Jinchen berjalan menuruni tangga. Hari ini adalah hari libur dan tidak harus pergi bekerja, jadi pria itu tidak perlu memakai pakaian formal. Dia mengenakan kaus tipis berbentuk v-neck dan celana linen sebagai pasangannya. Tampak pula mantel panjang berwarna hijau gelap di antara sikunya.
Gu Jinchen sedikit tertegun saat melihat Chen Youran, tetapi dia tetap menuruni tangga dengan tenang. Chen Shuna yang melihat bahwa suaminya akan keluar bertanya, "Apa kamu akan pergi ke rumah sakit?"
"Hari ini adalah hari libur. Jadi, aku pergi ke sana untuk melihatnya," jawab Gu Jinchen sambil mengangguk.
Ketika Gu Jinchen menuruni tangga terakhir, Chen Youran mengalihkan pandangannya dan menundukkan kepalanya, lalu bermain dengan Gu Yiyi. Dia dengan sengaja tidak mendengarkan percakapan antara kakaknya dan kakak iparnya. Dia mencoba bersikap seolah dirinya tidak ada di sana.
"Waktu makan siang akan segera tiba. Pergilah setelah makan siang," pinta Chen Shuna.
Gu Jinchen memandang Chen Youran yang posisinya memunggunginya. Kemudian, dia menjawab, "Oke…"
Chen Youran bangkit, lalu mengambil tas di sampingnya dan berkata, "Kakak, sudah waktunya aku pulang."
Gu Jinchen awalnya hendak menyerahkan mantelnya kepada pelayan. Tetapi, saat mendengar perkataan Chen Youran, tangannya seketika kaku dan dia menoleh untuk melihatnya. Begitu dia mengatakan bahwa dirinya akan tinggal untuk makan siang, wanita itu tiba-tiba buru-buru mau pergi. Sikap menghindar seperti itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
"Pulanglah setelah makan siang. Biarkan Bibi Wang memasak apa yang kamu suka," ujar Chen Shuna yang meraih lengan Chen Youran.
"Tidak, aku akan…"
Sebelum Chen Youran menyelesaikan perkataannya, Gu Jinchen menyela dengan berkata, "Kamu baru saja datang ke sini. Aku akan mengantarmu pulang setelah makan siang."
Bibi Wang pun menggantung mantel Gu Jinchen pada gantungan baju di dekat pintu masuk. Setelah mendengar kata-kata mereka, dia berkata, "Nona Chen, Anda belum pernah makan masakan saya lagi setelah tiga tahun. Apa Anda tidak merindukan keahlian memasak wanita tua ini?"
Chen Youran tidak bisa menemukan alasan yang bagus untuk bisa pulang lebih awal, jadi dia menyetujui untuk tinggal dan makan siang bersama di sana. Bibi Wang dan Bibi Zhang segera pergi ke dapur dan sibuk memasak. Sementara Chen Youran dan Gu Yiyi sedang duduk di karpet. Mereka bermain dengan segala permainan yang ada di sana. Chen Shuna dan Gu Jinchen sendiri sedang duduk di sofa sambil menonton televisi. Suasana saat ini terlihat tenang dan harmonis.
Meskipun garis pandang Gu Jinchen mengarah pada televisi, tetapi sesekali matanya juga melirik ke arah Chen Youran yang berada di sampingnya. Rambut keriting alaminya yang diurai tampak hitam dan lembut. Saat wanita itu menundukkan kepalanya, rambutnya selalu menyelinap di depan matanya dan menghalangi pandangannya. Dia pun harus menyelipkan kembali rambutnya ke belakang telinganya dan membuat telinganya yang putih dan halus terlihat. Dari samping, wajahnya tampak sangat lembut.
Melihat tingkah pintar dan lucu Gu Yiyi, Chen Youran merasa gemas. Hal itu membuatnya mencium pipi tembam gadis kecil itu. Dia sangat menyukai anak-anak, tidak peduli anak siapakah itu.
Hidup ini sangat dramatis. Pria yang pernah dicintainya menikahi wanita lain dan memiliki anak. Lalu saat ini, dia juga sedang mengandung anak dari pria lain. Ketika memikirkan hal ini, dia tanpa sadar menyentuh perutnya. Di bawah telapak tangannya, ada sosok kecil yang hidup, tetapi sayangnya anak itu ditakdirkan untuk dihilangkan.
Setelah sekitar lebih dari 40 menit kemudian, Bibi Wang dan Bibi Zhang selesai memasak makanan. Ketiga orang itu pun kini tengah duduk di depan meja makan. Bibi Wang lalu berkata sambil tersenyum, "Nona Chen, aku telah membuatkan ayam kastanye favoritmu. Kamu bisa mencicipinya lagi setelah sekian lama."
Dulu, Chen Youran sering datang ke rumah Keluarga Gu. Jika dia tinggal untuk makan, dia selalu mengangkat kepalanya dan bersikap centil, lalu berkata dengan nada suara yang manja, "Bibi Wang, aku ingin makan ayam kastanye buatanmu."