Hanya Merasa Takut
Hanya Merasa Takut
Tatapan Chen Youran terpaku pada tempat di mana baja itu jatuh. Sementara semua orang tampak kebingungan. Warna darah di wajah Chen Youran juga berangsur-angsur memudar dan berubah menjadi pucat. Ji Jinchuan lalu meraih pergelangan tangannya dan menyeretnya ke area istirahat. Lalu, Wenbin dan yang lainnya mengikuti mereka.
Begitu mereka memasuki area istirahat, Ji Jinchuan membalikkan badan dan menatap Chen Youran. Wajahnya tampak suram dan dingin dalam waktu bersamaan. Lalu, pertanyaan yang keluar dari mulutnya membuat semua orang membeku, "Di mana kamu terluka?"
Namun, Chen Youran hanya berdiri dengan ekspresi kusut. Bibir merahnya kini sudah sangat pucat seperti wajahnya, bahkan hampir transparan. Sementara pakaiannya tertutup dengan debu. Dia merasa sedikit malu. Bahkan rambutnya pun juga dipenuhi debu.
Karena tidak ada jawaban dari Chen Youran, mata dalam Ji Jinchuan dipenuhi dengan amarah. Wajahnya yang dingin menjadi semakin suram dan menakutkan. Lalu, sekali lagi dia bertanya, "Di mana? Aku bertanya padamu."
Mata Chen Youran yang sedari tadi tidak fokus berangsur-angsur bergerak ke arah Ji Jinchuan. Lalu, seolah ada ledakan yang muncul di dalam hatinya, air matanya pun mulai mengalir dari kedua matanya. Ji Jinchuan mengerutkan kening dan alisnya menjadi semakin berat saat melihat pemandangan itu. Lalu, dia meraung keras, "Di mana kamu terluka? Katakan!"
Raungan keras Ji Jinchuan membuat Wenbin dan yang lainnya kaget. Mereka semua saling memandang satu sama lain dan ada ledakan ketakutan di dalam hati mereka masing-masing.
"Tidak ada yang terluka. Aku hanya merasa takut." Bibir Chen Youran lalu bergerak. Suaranya dipenuhi dengan getaran lembut dan hampir tak terdengar.
Mendengar hal itu, Ji Jinchuan menghela napas lega dan melepas helm pengamannya. Xiao Cheng pun langsung mengambil alih helm itu. Dia kembali menatap Chen Youran dengan ekspresi wajahnya yang masih terlihat dingin dan mengerikan.
"Kenapa kamu tidak berdiam diri di hotel dengan baik? Apa yang ingin kamu lakukan hingga lebih memilih datang ke lokasi konstruksi?"
Ini adalah kedua kalinya Chen Youran melihat Ji Jinchuan sangat marah. Pertama kali adalah saat penawaran tanah perusahaan Huaxin. Dia kemudian menjawab dengan suara hangat, "Aku membawakanmu makan siang."
Namun, sayangnya sekarang tidak ada lagi makanan yang bisa dimakan. Semuanya telah jatuh ke tanah.
Ji Jinchuan pun tercengang mendengarnya. Puncak kerutan di kening dan alisnya perlahan melebar, sementara wajah dinginnya masih terlihat tegang. Dia lalu berkata, "Apa di sini tidak ada tempat untuk makan, sehingga aku masih membutuhkanmu untuk mengirimkannya?"
Dengan tatapan dingin Ji Jinchuan itu, Chen Youran merasa dirinya telah bersalah. Dia menggigit bibirnya dan berkata, "Tapi... Kamu tidak suka dengan rasa makanan di luar."
Ji Jinchuan ingat bahwa tadinya ada tas di tangan Chen Youran. Namun, ketika dia melemparkan tubuh wanita itu, tas tersebut ikut jatuh ke tanah. Pada saat itu, siapa yang peduli pada apa yang berada di dalamnya. Dia masih menatap wajah wanita itu dengan kabut yang belum memudar di wajahnya. Rahangnya juga terlihat sangat kencang.
Seseorang di sana datang dengan membawa cairan disinfektan. Melihat kemarahan Ji Jinchuan tampaknya telah sedikit mereda, Wenbin berkata, "Presiden Ji, karena Sekretaris Chen baik-baik saja, Anda sebaiknya menangani luka Anda terlebih dahulu."
Ji Jinchuan memejamkan mata dan duduk di kursi sebelah Chen Youran. Wenbin kemudian menyerahkan cairan disinfektan kepada Chen Youran dan berkata, "Sekretaris Chen, kami adalah pria dewasa yang tidak tahu harus dari mana memulai prosedur pengobatannya. Sebaiknya kamu saja yang memberikan pengobatan kepada Presiden Ji."
Setelah itu, Chen Youran menyeka air mata dari sudut matanya, lalu mengambil alih cairan disinfektan dari tangan Wenbin dan menarik kursinya. Kemudian, dia duduk di samping Ji Jinchuan dengan lebih dekat. Tangan Ji Jinchuan kini diletakkan di kaki Chen Youran. Keadaannya sangat kotor, kemeja dan celana hitam yang dikenakannya tertutup debu dan tampak kusut di mana-mana. Orang yang tidak mengetahui kejadian ini pasti akan berpikir bahwa pria itu baru saja berkelahi dengan orang lain.
Xiao Cheng lalu melepaskan tutup botol disinfektan dan menyerahkannya kepada Chen Youran. Dia kemudian mengambil sedikit cairan disinfektan untuk membasahi kapas. Dia pun membersihkan darah dan debu di punggung tangan Ji Jinchuan sedikit demi sedikit dengan kapas yang telah basah itu. Matanya terkulai, sehingga bulu matanya yang hitam dan panjang setengah menggantung, seperti sederet kuas indah yang menghiasi mata hitamnya yang cerah. Hal itu juga membuat matanya terlihat semakin cerah dan menawan. Pipinya sendiri masih sedikit pucat, tetapi sudah tidak sepucat tadi. Mungkin itu dikarenakan dia benar-benar merasa ketakutan tadi. Sementara itu, masih ada sedikit debu di pipinya yang lembut.
Ji Jinchuan menatap Chen Youran dalam diam. Pada saat melihat wanita itu dalam bahaya, dia merasa jantungnya melonjak dan seolah menembus tenggorokannya. Bagaikan kegelapan tiba-tiba datang dan membuatnya dipenuhi dengan lapisan ketakutan.