Dia Menunggunya
Dia Menunggunya
Mendengar suaranya, Chen Youran tidak lagi merasakan sakit seperti sebelumnya dan suasana hatinya sekarang jauh lebih tenang. Dia lalu bertanya, "Ada hubungan apa kamu dan Bai Shiyan?"
Nada bicara Chen Youran sangat tenang. Gu Jinchen tidak mendengarnya sebagai pertanyaan, tetapi dia lebih merasa mantan kekasihnya itu seolah mengatakan kesedihannya. Dia tertegun sejenak, sebelum bertanya, "Apa maksudmu?"
"Aku melihat semuanya di televisi…" ujar Chen Youran sambil menutup matanya dan meredam semua amarahnya. Meskipun secara bertahap dia berhasil melupakan Gu Jinchen, tetapi pria itu adalah kakak iparnya. Jika pria itu melakukan sesuatu hal yang salah kepada kakak perempuannya, dia berhak untuk bertanya. Terlebih lagi, Bai Shiyan terjerat dengan banyak pria, seperti Song Yuan.
Gu Jinchen mendengar nada bicara Chen Youran yang ringan dengan sedikit kekesalan. Alih-alih kesal, dia malah mengangkat bibirnya dan tertawa, lalu dia berkata, "Bai Shiyan adalah model endorse untuk produk baru. Hari ini, aku mengajaknya untuk menghadiri kegiatan donasi amal untuk lebih meningkatkan citranya."
Di pantai yang berkabut, kapal tampak bergerak perlahan, samar-samar terdengar suara peluit dari kejauhan. Chen Youran menyampirkan seuntai rambut yang melayang di depan matanya ke belakang telinganya. Lalu, dengan sinis dia berkata, "Memintanya untuk menjadi model endorse produk barumu? Apa kamu tidak takut dia akan menghancurkan usahamu?"
Gu Jinchen melihat lampu neon di luar melalui jendela. Dia sedang membayangkan bahwa ekspresi Chen Youran saat ini pasti sedang menghinanya. Dia pun membalas, "Youran, kamu memiliki prasangka yang begitu berlebihan kepadanya."
Chen Youran terlalu malas membuang waktu untuk mengobrol dengan Gu Jinchen dan membahas masalah ini, jadi dia berkata, "Tidak peduli apa pun, Bai Shiyan adalah wanita yang seperti itu. Sebaiknya kamu menjaga jarak dengannya. Jangan mengecewakan kakak perempuanku dan jangan merendahkan identitasmu."
Setelah mengenal Gu Jinchen selama lebih dari 10 tahun, Chen Youran percaya bahwa hubungannya dengan Bai Shiyan hanyalah seputar urusan bisnis. Tetapi, wanita licik seperti Bai Shiyan pasti memiliki kemampuan untuk menipu.
Gu Jinchen menjauhkan ponsel dari telinganya dan melihat ke layar gelap itu. Wajahnya terlihat sangat lembut dan matanya yang gelap seolah memiliki senyuman tipis. Asisten Zhang melihatnya melalui kaca spion. Dia mengetahui bahwa satu-satunya hal yang bisa membuat Presiden Gu bahagia adalah nomor telepon orang itu.
***
Pada pukul enam sore, Chen Youran datang ke kamar presidential suite Ji Jinchuan dengan membawa ponsel dan kartu kamarnya. Setelah masuk ke dalam kamar itu, dia pergi ke dapur dan mulai memasak. Setelah selesai memasak, rupanya Ji Jinchuan belum kembali juga. Akhirnya, dia memutuskan untuk mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, dia duduk di sofa sambil menonton program hiburan dan menunggu pria itu kembali.
Hari mulai tampak gelap di luar. Setelah menonton televisi selama beberapa saat, Chen Youran mulai merasa ngantuk. Perlahan-lahan dia menutup matanya, hingga akhirnya tertidur.
Ji Jinchuan rupanya baru kembali pada pukul sembilan malam. Dia melihat lampu di ruang tamu menyala dan televisi pun bersuara, namun tidak ada sosok manusia yang terlihat. Setelah mengganti sepatunya, dia berjalan ke sofa dan melihat bahwa ada sosok wanita yang tertidur di sana. Rambut hitamnya diarahkan ke satu sisi, garis lehernya yang longgar memperlihatkan tali bra miliknya yang berwarna hitam. Tulang selangkanya yang indah tampak lebih putih dan halus di bawah cahaya lampu. Wanita itu berbaring miring dengan satu tangan di bawah kepalanya dan terlihat tidur sangat nyenyak seperti kucing.
Ji Jinchuan berdiri di depan sofa dengan tangan terlipat dan menatap Chen Youran. Dia menghalangi cahaya lampu agar tidak menyorot ke mata wanita itu. Chen Youran rupanya sedang tidur nyenyak. Pasalnya, dia sudah berdiri lama di depannya, tetapi tidak ada tanda-tanda wanita itu akan bangun. Matanya kemudian menyapu ke bawah. Dari yang awalnya menatap alisnya yang indah, lalu menuju ke pangkal hidungnya yang halus, hingga akhirnya jatuh ke bibirnya yang dipoles. Dia tiba-tiba mengingat kelembutan itu dalam benaknya. Simpul tenggorokannya secara refleks bergerak selama beberapa saat. Tubuhnya pun seolah terasa panas dan kering.
Saat dalam perjalanan pulang, Ji Jinchuan banyak memikirkan tentang apa yang terjadi di lokasi konstruksi hari ini. Wanita itu jelas tidak melakukan apa pun, tetapi dapat dengan mudah memprovokasi emosinya hingga di luar kendali. Mata dalamnya menatap ke arah Chen Youran yang tertidur. Matanya seketika bergelombang dengan emosi gelap yang tidak diketahui. Dia tidak kembali ke kamarnya sendiri untuk tidur. Apakah dia sedang menungguku? Batinnya.