Tidak Bisa Menebak Pikiran Ji Jinchuan
Tidak Bisa Menebak Pikiran Ji Jinchuan
Ini adalah pertama kalinya Ji Jinchuan berbicara kepada Chen Youran setelah beberapa hari terakhir. Suaranya yang unik, tegas dan dingin, menggema pada gendang telinganya. Pria itu masih mengenakan setelan tiga potong klasik, kemeja, jas dan celana. Tetapi hari ini pria itu mengenakan kemeja berwarna hitam. Pria itu memiliki bahu yang lebar dan pinggang yang ramping. Pria itu juga memiliki tubuh yang bagus. Jadi, tidak peduli warna apa yang dia pakai, itu akan selalu terlihat bagus.
Saat mengenakan kemeja putih, Ji Jinchuan tampak menawan dengan keanggunan yang mulia. Namun, ketika mengenakan kemeja hitam, seluruh tubuhnya seolah dipenuhi dengan napas dingin. Seolah-olah, jika berada di dekatnya, seseorang akan jatuh ke dalam jurang dan akan binasa pada saat itu juga.
Sementara itu, Xiao Cheng sudah kembali duduk di kursi pengemudi. Melihat Chen Youran belum juga masuk ke dalam mobil, dia mendesak, "Youran, cepat masuk. Kita sedang terburu-buru."
Chen Youran pun membungkuk dan segera masuk ke dalam mobil. Setelah suara pintu mobil tertutup, sepertinya udara di dalam mobil menjadi menipis dalam sekejap dan dia merasa hatinya sedikit sesak. Pria di sampingnya mengeluarkan napas dingin, dia sangat bisa merasakan itu. Hanya saja, dia tidak mengerti, apa yang sudah dilakukannya hingga menyinggung pria ini.
Pada hari pertama kedatangan mereka di Jiangcheng, hubungan di antara keduanya masih bagus. Sikap Ji Jinchuan berubah semenjak kedatangan Chen Youran ke lokasi konstruksi untuk memberinya makan siang. Sejak saat itu, saat berhadapan dengannya, wajah bosnya selalu tanpa ekspresi. Dalam beberapa hari berikutnya, pria itu menjadi semakin acuh tak acuh dan bahkan menyuruhnya untuk kembali ke kota lebih dulu.
Dalam beberapa hari terakhir, Chen Youran berpikir bahwa perubahan sikap Ji Jinchuan disebabkan oleh tangannya yang terluka, sehingga membuat suasana hatinya menjadi buruk. Namun, sangat tidak masuk akal orang yang sedang berada dalam suasana hati yang buruk, tetapi tidak menghabiskan waktunya untuk bermain kartu.
Chen Youran memutuskan untuk tidak berselisih dengannya dan turun di luar bandara karena mungkin hal itu akan membuatnya sedikit senang. Xiao Cheng berhenti di pinggir jalan dan berkata, "Sudah sampai."
Kemudian, Xiao cheng keluar dari dalam mobil dan berjalan ke belakang untuk mengambil koper Chen Youran. Ketika Chen Youran mendorong pintu, dia kembali menatap Ji Jinchuan. Pria itu tampak menutup matanya, entah apakah sedang tertidur atau tidak. Tangan kirinya yang berada di sisi tubuhnya tidak dibalut dengan kain kasa, sehingga dia dapat melihat sebagian lukanya sudah mengering. Sebelumnya, tangannya sangat indah, cerah dan bersih. Namun, karena ada bekas luka yang baru saja didapatkannya di punggung tangannya, membuat tangannya terlihat kasar dan ganas, seolah luka itu menghancurkan seni yang indah.
Dengan gerakan bibirnya yang mengkilap, Chen Youran menarik kembali pandangannya. Dia membuka pintu dan keluar dari mobil.
Ketika mendengar suara pintu tertutup, pria yang tadinya memejamkan mata perlahan membukanya. Dia merasa di dalam mobil masih ada aroma tubuh wanita yang baru saja keluar yang tersebar di udara sempit.
Sekitar lebih dari sepuluh menit kemudian, Xiao Cheng kembali masuk ke dalam mobil. Ji Jinchuan dengan lembut mengusap luka kering di punggung tangan kirinya sambil bertanya, "Apakah dia sudah masuk ke dalam pesawat?"
Xiao Cheng melihat jam pada arlojinya, lalu menjawab, "Ini masih belum waktunya. Dia masih berada di ruang tunggu. Masih ada waktu setengah jam sebelum naik ke dalam pesawat. Lalu, Manajer Wen telah menelepon dan mendesak kita untuk segera datang. Bukannya kita harus pergi ke sana sekarang?"
"Tunggu sebentar lagi." Ji Jinchuan berkata dengan suara pelan.
Xiao Cheng terkejut saat mendengarnya. Beberapa saat kemudian, dia mengerti dengan apa yang dimaksud 'tunggu sebentar lagi'.
Kemarin malam, dirinya menerima telepon dari Ji Jinchuan. Bosnya itu memintanya memesan tiket pesawat untuk kepulangan hari ini ke Kota A. Saat itu, dia masih berpikir apakah sebelum proyek baru tersebut diresmikan, mereka akan kembali. Tanpa diduga, Ji Jinchuan melanjutkan perkataannya, "Pesan satu saja. Gunakan nama Chen Youran."
Dalam beberapa hari terakhir ini, Xiao Cheng pribadi merasa bahwa ada yang salah antara Presiden Ji dan Chen Youran. Dia sempat bertanya kepada Chen Youran, tetapi wanita itu juga bingung dengan sikap Presiden Ji. Jadi, dia berpikir, masalahnya mungkin ada pada Presiden Ji. Akan tetapi, pada saat itu di lokasi konstruksi, saat Chen Youran sedang berada dalam bahaya, Presiden Ji bahkan mengabaikan nyawanya sendiri untuk menyelamatkannya. Bagaimana bisa itu berubah dengan cepat?
Pukul 10.40. Pesawat dengan tujuan Kota A lepas landas tepat waktu. Terlihat sayap putih terbang di angkasa dan perlahan-lahan menjauh.
Xiao Cheng memandang Ji Jinchuan yang duduk di kursi penumpang belakang. Dia tidak berani berbicara. Lalu, setelah beberapa saat kemudian, terdengar suara serak Ji Jinchuan, "Jalan…"