Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Tidak Pernah Ingin Menyakitinya



Tidak Pernah Ingin Menyakitinya

0Ketika dikirim bekerja ke Zhongsheng, Chen Yaoting memberitahu Chen Youran bahwa dia harus berusaha sebaik mungkin untuk memanjat pohon besar Ji Jinchuan. Namun, hati pria itu sulit ditebak. Dia sangat kejam, bahkan hampir tidak memiliki peri kemanusiaan. Pria seperti itu, tidak mudah untuk dikendalikan.     

Melihat mata Chen Youran yang berkedip berulang kali, mata gelap Ji Jinchuan menatap ke arahnya. Dia berkata, "Apa yang kamu takuti?"     

Sorot mata Ji Jinchuan yang dalam seperti tinta yang tidak bisa diwarnai. Dan warna hitamnya terlalu pekat untuk bisa dilihat dasarnya. Sepasang mata itu sepertinya bisa memahami segalanya, membuat Chen Youran tanpa sadar menelan seteguk air liur sebelum berkata, "Tidak ada. Hanya saja, karena identitasmu, tidak baik untuk mengantarku pulang."     

Ji Jinchuan terkekeh. Dia tertawa dengan sedikit ekspresi dingin. Kemudian, dia menarik keluar tubuh Chen Youran dari dalam mobil. Chen Youran pun dikejutkan oleh tindakannya yang tiba-tiba. Ketika dia belum sempat bereaksi, dia mendengar suara, 'brak' dari pintu mobil yang ditutup. Dan pria itu telah pergi meninggalkannya. Sakit jiwa! Apakah aku sudah memprovokasinya? Batinnya.     

Setelah beberapa saat, Chen Youran menjerit dengan keras. Dia baru ingat bahwa tasnya masih ada di dalam mobil Ji Jinchuan. Ponsel dan dompetnya pun ada di dalamnya. Bagaimana aku bisa naik taksi tanpa uang? Apa dia ingin aku pulang dengan jalan kaki? Kakiku sedang terluka. Butuh waktu setengah jam kalau berkendara dari rumah sakit kota ke rumah Keluarga Chen. Berjalan kaki? Haha, yang benar saja, batinnya lagi.     

Chen Youran mengangkat telapak tangan putihnya dan menaruhnya di atas dahinya. Dia menatap matahari yang berapi-api yang dapat menyebabkan serangan panas itu. Tiba-tiba, sebuah mobil Rolls Royce yang sangat bagus mencicit di depannya. Seketika, udara panas yang menyengat menyembur dari bawah ban langsung ke kakinya. Saat jendela mobil diturunkan, terlihatlah wajah playboy Xu Chengyan. Pria itu mengedipkan mata kepadanya sambil berkata, "Cantik, mau ke mana? Apakah kamu butuh..."     

Sebelum dia selesai berbicara, Chen Youran membuka pintu penumpang depan dan langsung duduk di dalamnya. Gerakannya selesai dalam satu tarikan napas. Dia berkata, "Tolong antarkan aku pulang."     

Xu Chengyan menatap Chen Youran dengan bingung. Melihat wajahnya tidak terlalu baik, dia membungkuk dan menatapnya lekat-lekat. "Siapa yang sudah mengganggumu?"     

Ketika jarak mereka terlalu dekat satu sama lain, Chen Youran menempelkan bibirnya pada bibir Xu Chengyan. Xu Chengyan pun menutupi setengah bibirnya dengan tangannya. Lalu, dia mundur dengan ngeri. Dia menunjuk Chen Youran dan berkata dengan gagap, "Kamu… Kamu… Kamu menodaiku!"     

Bagaimanapun, jika Gu Jinchen mengetahui hal ini, Xu Chengyan mungkin harus bertarung dengannya. Ciuman itu hanya sentuhan ringan, jadi Chen Youran tidak merasa rugi. Tetapi, dia merasa sedikit kesal ketika mendengar Xu Chengyan berkata dia menodainya. Dia mengerutkan bibirnya dan berkata dalam hati, menodai? Dia adalah seorang playboy kelas kakap dan berkata aku menodainya? Memang tidak ada keadilan di dunia ini.     

Chen Youran tidak bisa menahan tawa. Lalu, dia berkata, "Untuk siapa Tuan Muda Xu menjaga diri seperti ini?"     

Xu Chengyan seolah telah mendengar lelucon yang bagus. Dia membelai dahi Chen Youran dan menyibakkan rambutnya sambil berkata, "Bercanda... Aku selalu berada di tengah-tengah ribuan bunga. Tidak ada bunga yang tidak tertarik dengan tubuhku. Aku juga tidak takut dengan Gu Jinchen..."      

Namun, saat tiba-tiba menyadari bahwa dirinya telah mengatakan sesuatu yang salah, Xu Chengyan dengan cepat menutup mulutnya dan melihat Chen Youran. Ekspresi wajah wanita itu pun tampak tenang. Melihat tidak ada yang berubah dari mimik wajahnya, seketika dia merasa lega dan hendak mengganti topik pembicaraan.     

Tiba-tiba, terdengar Chen Youran berkata, "Apa kamu lupa? Dia sekarang adalah kakak iparku. Seorang pria yang aku cintai selama lebih dari 10 tahun dan akhirnya menjadi kakak iparku..."      

Di penghujung kalimat, suara Chen Youran hampir memudar. Dia hampir seperti berkata pada diri sendiri dan mengejek dirinya sendiri.     

Melihat mata Chen Youran berulang kali berkedip dan memerah, Xu Chengyan seketika merasa panik. Dia mengeluarkan beberapa lembar tisu dan menyerahkannya padanya. Dalam keadaan seperti itu, dia berkata, "Dia tidak pernah berpikir untuk menyakitimu. Kamu harus percaya padanya. Kamu sangat baik dalam memahaminya. Bagaimana kamu bisa salah paham tentang dia?"     

Gu Jinchen memang sangat mencintai Chen Youran. Karena cintanya yang begitu besar, dia seolah akan melakukan segala apa pun untuknya. Tetapi cintanya yang begitu besar, ternyata juga bisa menghancurkan hati wanita itu menjadi berkeping-keping.     

Di dunia ini, mungkin hanya Xu Chengyan yang tahu bagaimana penderitaan Gu Jinchen yang sesungguhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.