Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Meninggalkan Orang Lain



Meninggalkan Orang Lain

0Sudah selama tiga tahun, pertanyaan itu dia simpan di dalam benaknya. Ya, sudah tiga tahun. Dia sudah lama ingin menanyakan hal itu. Tetapi dia tidak tahu harus bertanya pada siapa.     

Xu Chengyan tidak menyangka bahwa Chen Youran akan menanyakan hal itu. Seteguk teh yang saat ini sedang diminumnya hampir keluar kembali. Dia terbatuk selama beberapa kali, sebelum berkata perlahan, "Kamu seharusnya menanyakan hal itu kepadanya. Bagaimana aku tahu alasannya?"     

Chen Youran pernah menanyakan hal itu secara langsung kepada Gu Jinchen. Dan jawaban yang keluar dari mulut pria itu terasa seperti cambuk di hatinya, yang membuatnya hancur bahkan kehilangan rasa terakhirnya. Pria itu berkata, "Tentu saja karena aku menyukainya, jadi aku ingin menikahinya."     

Pada saat itu, mereka masih saling mencintai. Dan hal itu membuat Chen Youran berkata dalam hati, dia menyukai Chen Shuna? Bagaimana denganku yang merupakan pacarnya? Di mana dia menaruhku di dalam hatinya?     

Xu Chengyan melihat wajah mungil Chen Youran yang pucat pasi, bahkan darah yang seharusnya mengalir di bibirnya mulai memudar. Dia yang tidak tega melihatnya, lalu berkata, "Ini sudah tiga tahun. Apa yang ingin kamu lakukan dengan mencari tahu hal ini. Apakah ini akan berguna?"     

Ya, dia benar. Apakah itu berguna? Dia memiliki seorang istri dan putri yang cantik. Tidak peduli apa pun alasannya, itu semua tidak akan berguna. Dia secara bertahap akan melupakan masa lalu dan menjalani kehidupan yang baru, batin Chen Youran sambil memunculkan senyum menyedihkan.     

***     

Setelah berpisah dari Chen Youran di rumah sakit, Ji Jinchuan langsung pergi ke bar. Setelah segelas anggur mengalir dari mulutnya, tenggorokannya terasa terbakar, seolah ada api yang menyala di dalamnya.     

Ketika Lu Jingnian tiba, dia melihat Ji Jinchuan yang kini meminum anggur seperti meminum air biasa. Dia terkejut dan berkata, "Apakah kamu memiliki dendam dengan anggur?"     

Saat ini, Ji Jinchuan telah minum banyak anggur. Jas dan mantelnya disisihkan, sehingga da hanya memakai kemeja hitam. Lengan bajunya dilipat hingga siku dan dasinya ditarik sampai longgar. Dia tidak lagi terlihat seperti presiden perusahaan Grup Zhongsheng yang berwibawa. Dia menggoyangkan gelas anggur di tangannya. Dan jari-jarinya yang kuat, terlihat indah dan ramping. Dia bertanya, "Apakah kamu ingin meminumnya segelas?"     

"Ada anak-anak di rumah. Jadi, aku tidak bisa menyentuh anggur," kata Lu Jingnian sambil menggelengkan kepalanya.     

Ji Jinchuan meneguk semua anggur di dalam gelas. Kemudian, dia mengambil botol anggur dan menuangkannya lagi ke dalam gelasnya. Bibirnya sedikit mengait, lalu berkata, "Apakah ini berarti kamu sedang pamer kepadaku?"     

"Mana mungkin. Mana ada orang yang menjadikan keluarganya untuk pamer." Lu Jingnian berkata dengan acuh tak acuh. Saat memikirkan ketiga anggota keluarganya yang lain yang di rumah, mulutnya melengkung naik. Dia merasakan kebahagiaan yang mendalam.     

Ji Jinchuan merasa malas memperhatikan ekspresi pria di dekatnya itu. Dia bersandar malas di kursi rotan, sementara kakinya yang panjang ditumpuk menjadi satu. Sorot matanya yang dalam berkedip dengan cahaya gelap, sepertinya suasana hatinya saat ini tidak sebaik suasana hati Lu Jingnian.     

"Siapa yang sudah membuatmu merasa tidak bahagia?" tanya Lu Jingnian. Meskipun ini adalah pertanyaan yang memprihatinkan, tidak sulit untuk mendengar bahwa ada sedikit nada cibiran.     

Pikiran Ji Jinchuan tanpa sadar memikirkan sosok wanita itu. Dan tiba-tiba dadanya terasa agak sesak. Dia menarik dasinya dengan kesal. Dia menyematkan rokok di sudut mulutnya, tetapi dia tidak dapat menemukan korek api. Lu Jingnian pun mengeluarkan korek api miliknya, membungkuk dan menyalakan api untuk teman baiknya itu.     

Ji Jinchuan menarik satu isapan tajam. Bulu matanya yang tebal menutupi matanya, membuat orang sulit untuk melihat suasana di balik matanya.     

Melihat Ji Jinchuan yang minum dan merokok, Lu Jingnian masih diam dan bahkan tatapannya tampak semakin keheranan. "Ada apa denganmu hari ini? Apa ada yang memprovokasi dirimu?"     

Memprovokasi? Sebenarnya tidak. Hanya Saja wanita itu ceroboh, batin Ji Jinchuan.     

Melihat sorot matanya yang gelap, Lu Jingnian mengangkat alisnya dan berkata, "Melihat dari penampilanmu, aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi aku rasa, sepertinya kamu telah ditinggalkan."     

Sinar warna-warni lampu bar memantulkan wajah dingin Ji Jinchuan dan menyinari senyumnya yang suram. Sama sekali tidak ada perubahan pada suasana hatinya. Dia berkata, "Kalau soal meninggalkan, akulah yang akan meninggalkan orang lain."     

Setelah mengatakan itu, sorot matanya berangsur-angsur tampak sedih dan menderita. Dia benar-benar pernah meninggalkan seseorang. Dan wanita itu adalah cinta pertamanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.