Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Tidak Akan Menikahimu



Tidak Akan Menikahimu

3Cahaya lampu mulai menyala dan malam menjadi kabur. Lampu kota menyala dan menyinari seluruh Kota A. Sementara cahaya bulan yang sejuk menyelimuti sepanjang malam.     

Di ruang tamu Keluarga Chen, ada Chen Shuna dan Tang Huiru yang sedang menggoda Gu Yiyi. Saat ini, usia Gu Yiyi hampir mencapai dua tahun. Dia sudah bisa mengucapkan beberapa kata sederhana. Meskipun pelafalannya tidak benar, tetapi masih bisa dipahami jika mendengarkannya dengan cermat.     

Sedangkan Gu Jinchen sedang duduk di salah satu sofa dengan tangan yang memegang secangkir teh. Dengan tatapan linglung, dia menonton televisi dan sesekali melihat ke teras. Gelak tawa yang terdengar di telinganya tidak bisa menenangkan kegelisahan batinnya.     

Chen Shuna memberi makan Gu Yiyi beberapa biskuit. Saat mendongakkan kepala, dia melihat Gu Jinchen yang menatap teras dengan tatapan gelisah. Dia mengikuti garis pandang suaminya itu dan melihat bahwa hari sudah gelap. Dia melihat jam dinding, rupanya waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Dia lalu bertanya, "Mengapa Chen Youran belum pulang?"     

Tang Huiru menyentuh pipi Gu Yiyi yang putih dan lembut dan menjawab, "Dia adalah seorang asisten sekretaris. Aku juga tidak tahu seberapa banyak acara sosialisasi yang dihadiri."     

Gu Jinchen sedang melamun sambil memegang cangkir teh. Dia bahkan tidak menyadari bahwa cangkir teh itu akan tumpah. Dia juga tidak mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh Chen Shuna dan Tang Huiru.     

Setelah itu, Chen Shuna mengambil telepon rumah dan menelepon Chen Youran, tetapi tidak ada jawaban. Dia mengambil cangkir teh di tangan Gu Jinchen dan meletakkannya di atas meja. "Aku menelepon Chen Youran, tapi tidak ada jawaban. Aku tidak tahu apakah ada sesuatu hal buruk yang sedang terjadi. Pergi dan carilah dia."     

Gu Jinchen menatap Chen Shuna dengan tatapan kosong. Sorot matanya tampak gelap, sepertinya dia ingin menanyakan kembali apa yang baru saja dikatakan oleh istrinya. Chen Shuna mengulangi kembali perkataannya. Lalu setelah mendengarnya, dia bangkit perlahan dan berjalan keluar dari ruang tamu.     

Saat itu, gerbang dengan ukiran rumah Keluarga Chen perlahan tiba-tiba terbuka. Xu Chengyan mengemudikan mobil dan memasuki rumah keluarga tersebut. Daun-daun pohon wutong yang berada di kedua sisi halaman berdesir oleh angin malam. Dia menghentikan mobilnya di satu sisi. Lalu, dia keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Chen Youran. Dia melihat wanita itu berusaha keluar dari dalam mobil dengan susah payah. Dia pun bertanya, "Kamu bisa atau tidak?"     

"Tidak, bisakah kamu menggendongku?" Chen Youran tidak hanya merasakan sakit di kakinya, tetapi juga di perutnya.     

Xu Chengyan memunculkan kilau matanya yang memesona. Tatapannya menunjukkan pesona yang romantis. Dia mengeluarkan tatapan buayanya dan berkata, "Kalau begitu, aku yang menderita dan membiarkanmu mengambil keuntungan."     

Mendengar ini, Chen Youran tidak bisa tertawa ataupun menangis. Bukankah dia yang sedang mengambil keuntungan? Batinnya.     

"Aku tidak berani menggendongmu di punggungku. Kalau kamu membiarkan orang tuamu melihat dan harus membuatku bertanggung jawab atas sesuatu, maka aku harus membayarnya?" ujar Xu Chengyan sambil membantu Chen Youran.     

Chen Youran menganggap logika Xu Chengyan bermasalah. Apakah dia begitu jahat? Sepertinya dia benar-benar tidak ingin membantu, batinnya lagi.     

"Siapa yang tidak tahu bahwa kamu begitu terkenal di Kota A ini? Entah dengan siapa aku menikah, tetapi aku tidak akan menikah denganmu. Jangan sampai aku harus mengalami perceraian di masa depan," ucap Chen Youran.     

Ketika keduanya berjalan, Xu Chengyan mencondongkan tubuhnya lebih dekat sambil berkata, "Apa kamu khawatir akan merasa kesepian? Atau apa kamu takut ditinggalkan di kamar kosong sendirian?"     

Ketika Chen Youran mendongak, dia melihat Gu Jinchen berdiri di tangga luar ruang tamu. Pria itu mengenakan setelan kasual, di belakangnya ada cahaya lampu kristal terang di ruang tamu yang membuat sosoknya tampak tinggi dan ramping. Wajah pria itu tersembunyi di kegelapan malam, sehingga dia tidak bisa melihat ekspresinya dengan jelas. Dia hanya mengetahui bahwa pria itu sedang melihat ke arah mereka saat ini.     

Xu Chengyan yang juga melihat Gu Jinchen mengangkat tangannya dan menyapa, "Jinchen…"     

Gu Jinchen telah memperhatikan mereka sejak mereka turun dari mobil. Meskipun dia tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan saat berjalan, tetapi dia bisa melihat senyum Chen Youran yang sangat manis dan lembut, seolah teratai putih sedang bermekaran malam ini. Sudah berapa lama sejak terakhir kali aku melihatnya tersenyum? Batinnya.     

Ketika memikirkannya, Gu Jinchen mengingat bahwa itu sudah tiga tahun yang lalu. Saat itu, Chen Youran adalah gadis yang riang sepanjang hari. Saat wanita itu tersenyum, seolah bunga teratai bermekaran di wajahnya setiap saat. Suara tawanya juga terdengar seperti lonceng. Selama ada Chen Youran di sisinya, dia akan selalu berada dalam suasana hati yang baik. Mereka sangat polos dan sangat bahagia pada saat itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.