Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Karena Masa Lalu, Aku Berubah Menjadi Orang yang Berbeda



Karena Masa Lalu, Aku Berubah Menjadi Orang yang Berbeda

0Gu Jinchen menuruni tangga dan berjalan sembari menatap ke arah Chen Youran dan Xu Chengyan. Setelah mendekat, dia menggertakan rahang kepada Xu Chengyan, sementara matanya tertuju pada tubuh Chen Youran     

"Kenapa baru pulang sekarang?" tanya Gu Jinchen. Meski nadanya sangat biasa, tetapi tampak jika dirinya sedang marah.     

"Aku pergi ke rumah sakit dan makan malam dengan Xu Chengyan," jawab Chen Youran sambil menggigit bibirnya dan menahan rasa sakit di perutnya.     

"Di mana ponselmu? Kenapa kamu tidak menjawab telepon?" tanya Gu Jinchen kembali dengan suara lembut.     

Jika Chen Youran mengatakan bahwa dia telah meninggalkan tasnya di dalam mobil Ji Jinchuan, Gu Jinchen pasti tidak akan percaya. Jadi, dia pun menjawab, "Ada di dalam mobil. Mobilku dibawa oleh seorang rekan."     

Melihat nada bicara Gu Jinchen tidak bagus, Xu Chengyan menepuk pundaknya dan berkata, "Hei, kenapa kamu terlalu serius? Kamu tampak seperti sedang mengadili seorang penjahat."     

Melihat Chen Youran tidak pulang hingga larut malam, Gu Jinchen hanya merasa khawatir, jadi nada suaranya terdengar agak berat. Dia memandangi wajah pucat wanita di depannya dan dengan lembut mengerucutkan bibirnya. "Cepat masuk dan cobalah pulang lebih awal di malam hari agar tidak membuat orang lain khawatir."     

Wajah Chen Youran sedikit pucat. Sekarang ini, dia selalu mendengar Gu Jinchen menggunakan kata 'orang lain'. Padahal di masa lalu, pria itu selalu berkata, "Gadis yang baik harus pulang tepat waktu, agar tidak membuatku khawatir."      

Dari masa lalu yang selalu menyebut 'aku', kini menjadi 'orang lain', membuat perut Chen Youran seolah terasa lebih sakit. Dia juga tidak mau memperdalam bahwa orang lain yang dia maksud itu siapa. Bisa saja maksud pria itu adalah Tang Huiru yang mengkhawatirkannya.     

Chen Youran menahan rasa sakit yang tajam di kakinya dan berjalan ke depan. Sementara Xu Chengyan menyodok Gu Jinchen dan mengangkat dagunya. Mungkin pria itu tidak bisa menggendongnya, tetapi tentu sana masih tetap bisa membantunya.     

Namun, Gu Jinchen mengeluarkan rokok dari saku celananya dan menyalakan korek. 'Klik', api pun menyala dari korek tersebut. Di bawah cahaya hitam langit malam, itu tampak seperti sinar terakhir fajar di kegelapan.     

Melihat bahwa Gu Jinchen hanya diam, Xu Chengyan menatap wanita mungil yang keras kepala itu lagi. Dia merasa gelisah sejenak. Lupakan, orang baik akan melakukannya sampai akhir, batinnya. Dia pun membawa Chen Youran beberapa langkah ke depan dan melangkah menuju ruang tamu.     

Chen Youran turun dari gendongannya dan berjalan tertatih-tatih ke ruang tamu. Sementara Xu Chengyan memegangi lengannya dengan satu tangan, lalu berkata, "Kamu harus lebih rileks. Jangan menggerakkan kaki itu."     

Chen Youran kembali menatap Xu Chengyan. Tidak bisakah dia mengatakan sesuatu yang lebih baik? Batinnya.     

Melihat pemandangan itu, Tang Huiru memberikan Gu Yiyi yang berada di gendongannya kepada Chen Shuna. Kemudian, dia bangkit dan mendekati Chen Youran. "Youran, ada apa dengan kakimu?"     

"Ini hanya keseleo. Aku sudah pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya. Tidak apa-apa, kok." Takut Tang Huiru akan merasa khawatir, Chen Youran menjelaskannya dengan sangat mudah.     

Mendengar Chen Youran berkata begitu, Tang Huiru merasa lega. Dia lalu memerintah, "Bibi Zhang, bantu Nona Kedua kembali ke kamarnya untuk istirahat."     

Bibi Zhang pun membantu Chen Youran kembali ke kamarnya. Dalam kondisi seperti ini, Chen Youran merasa sangat tidak nyaman, lalu dia meminta, "Bibi Zhang, tolong bantu aku menyiapkan air untuk mandi."     

Bibi Zhang melihat bahwa Chen Youran hanya terkilir dan tidak ada luka yang membuatnya kesulitan untuk mandi. Jadi, dia pergi ke kamar mandi, menyiapkan air mandi untuknya, kemudian membantunya masuk ke dalam kamar mandi. "Nona Kedua, aku akan menunggu di luar. Jika butuh bantuan, silakan teriak saja."     

"Tidak perlu, Bibi bisa pergi," ucap Chen Youran. Dia hanya mengalami cedera ringan di kakinya, bukannya dia tidak bisa bergerak sama sekali.     

Setelah Bibi Zhang pergi, Chen Youran melepas pakaiannya dan masuk ke dalam bak mandi. Dalam beberapa hari terakhir, dia sibuk mengatur tata letak resor untuk acara pembukaan jadi beban pekerjaannya terlalu banyak. Butuh waktu satu setengah jam untuk berkendara dari resor ke kota tanpa kemacetan lalu lintas. Dan perjalanan itu cukup melelahkan untuk pulang pergi setiap hari. Saat ini, dia sudah merasa nyaman berada di dalam bak mandi dan berendam air panas. Sedikit demi sedikit dia mengantuk. Dia bersandar di tepi bak mandi dan memejamkan matanya. Dia membayangkan saat-saat ketika dirinya masih berada di Wuzhen. Ketika ada seorang nenek yang mencintainya dan Gu Jinchen yang selalu melindunginya.     

Kota Wuzhen memiliki gelar 'Xiao Jiangan'. Ketika musim panen buah delima, banyak buah delima merah yang tergantung di dahannya. Sampai-sampia, aroma buah delima meresap ke seluruh kota Wuzhen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.