Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Terima Kasih untuk Hari Ini



Terima Kasih untuk Hari Ini

0Lampu bohlam merah tergantung secara berkala di sepanjang koridor. Di ujung lentera terdapat paviliun yang berbentuk segi delapan. Di samping paviliun tersebut tampak sebuah kolam tempat ikan koi bisa berenang dengan bebas.     

Ketika Chen Youran memasuki paviliun, dia melihat seorang wanita yang duduk di sudut tempat itu. Wanita tersebut mengenakan pakaian atas sweater lengan pendek dan bawahan rok panjang sedikit transparan. Dia tampak begitu polos dengan rambut yang diikat tinggi.     

"Apakah itu kamu?" Serunya.      

Wanita itu adalah pemilik toko buku kayu di resor Chengnan. Dia tampak seperti wanita asli Tiongkok. Dia juga mengusung pakaian dengan gaya yang anggun dan lembut seperti wanita asli Jiangnan. Jadi, Chen Youran sangat terkesan dengannya.     

Ji Wenqing tertegun sejenak, dia menatap Chen Youran beberapa kali. Dia pun tiba-tiba teringat bahwa orang di hadapannya adalah tamu pertamanya di toko bukunya. Dia bangit dan berkata sambil tersenyum lembut, "Kebetulan sekali. Namaku Ji Wenqing. Kamu bisa memanggilku Nyonya Huo."     

"Namaku Chen Youran," jawab Chen Youran sambil tersenyum.     

Keduanya pun duduk di bangku paviliun. Lalu, Chen Youran bertanya, "Nyonya Huo sendirian di sini?"     

Bibir Ji Wenqing sedikit terangkat, muncullah sebuah lengkungan yang dangkal di sana. Dengan wajah yang terlihat sangat lembut dia berkata, "Aku datang untuk menemui sesepuh, tapi dia sedang punya tamu sekarang. Jadi, aku kemari dan duduk untuk menunggunya."     

"Resor telah dibuka. Apakah bisnis toko buku Anda berjalan lancar?" tanya Chen Youran yang bersandar di pagar dan memandangi air hijau yang tampak sejuk di dalam kolam.     

"Aku tidak pernah peduli dengan kualitas bisnis. Aku membuka toko di sana hanya untuk mencari ketenangan," jawab Ji Wenqing sambil tersenyum ringan. Suaranya terdengar sangat anggun.     

"Mendengar Anda berkata seperti itu, mengapa aku merasa seolah Anda sedang dalam pengasingan," ucap Chen Youran bercanda.     

Ji Wenqing menoleh ke samping. Matanya yang gelap tampak tenang seperti air. Dia lalu berkata, "Apa itu tidak bagus?"     

"Itu bagus. Tetapi di sana terlalu sepi, bahkan sangat sepi sekali," tutu Chen Youran dengan suara yang santai. Dia bangkit dari sandarannya dan berjalan sesuka hati mengitari paviliun.     

Ji Wenqing hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun. Dia memandang ke kejauhan dengan tatapan sedih.     

Setelah mengobrol selama beberapa saat, seorang pelayan kedai teh yang mengenakan cheongsam datang dan berkata, "Nona Chen, Presiden Ji telah menunggumu di lobi depan."     

Mendengar hal itu, Chen Youran mengangguk dan tersenyum. Dia menatap Ji Wenqing dan berkata, "Nyonya Huo, senang bisa bertemu dan berbicara dengan Anda hari ini. Aku harus pergi. Sampai jumpa."     

Meskipun ini baru pertemuan kedua, tetapi Ji Wenqing memiliki kesan baik pada Chen Youran. Dia menjawab, "Sampai jumpa..."     

Ketika Chen Youran sampai di lobi depan kedai teh, dia melihat Ji Jinchuan duduk di kursi dengan kaki yang terlipat. Tampak pula sebatang rokok yang disematkan di antara jari-jarinya, tetapi pria itu tidak menyalakannya. Pria itu hanya memainkan rokok di tangannya itu.      

Melihat kedatangan Chen Youran, Ji Jinchuan bangkit dan berkata, "Ayo pergi."     

Mereka pun meninggalkan kedai teh dan naik ke dalam mobil. Tanpa bertele-tele, Chen Youran langsung bertanya, "Apakah kamu sudah menyelidiki diriku?"      

Kalau tidak, bagaimana dia bisa tahu aku memiliki kemampuan membuat teh yang cukup bagus? Batin Chen Youran.     

Ji Jinchuan terlihat dingin seperti biasanya. Sudut mulutnya terangkat dengan sentuhan ejekan, "Menurutmu apakah aku akan membiarkan wanita tak dikenal berada di sisiku?"     

Mereka memang pernah memiliki hubungan spesial. Jadi, Chen Youran bisa mengerti bahwa Ji Jinchuan menyelidiki latar belakangnya.     

Kemudian, Ji Jinchuan membuka jendela, menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya. Dia meletakkan tangannya yang memegang rokok di jendela. Sementara sorot matanya tampak sangat dalam. Dia tiba-tiba berkata, "Tuan Besar Huo dalam suasana hati yang baik hari ini. Itu semua berkat kamu. Terima kasih."     

Chen Youran merasa sangat tersanjung dengan ucapan terima kasih Ji Jinchuan. Bahkan Xiao Cheng yang berada di kursi pengemudi depan juga merasa heran.     

"Ucapan terima kasih yang tidak tulus," kata Chen Youran. Bukan karena dia sombong, tetapi mendengar kata 'terima kasih' keluar dari mulut Ji Jinchuan adalah hal yang sangat langka.     

Ji Jinchuan menoleh untuk menatapnya. Bibir tipisnya yang dingin sedikit melengkung, dia tampak seperti roh yang agak jahat. Dia pun membalas, "Oke, terserah kamu."     

***     

Ji Wenqing memasuki ruangan yang elegan dan duduk di seberang Tuan Besar Huo.      

"Apakah kamu berencana untuk terus bersembunyi dari orang-orang yang berasal dari Keluarga Ji di masa depan?" tanya Tuan Besar Huo sambil menatapnya.     

Ji Wenqing hanya menyesap bibirnya dan tidak berbicara apa pun.     

Tuan Huo Besar mengambil teh dan menyeruputnya dengan perlahan. Setelah itu, dia berkata, "Ji Jinchuan memintaku untuk membujukmu agar mau kembali pulang."     

"Anda sudah tahu bahwa aku tidak bisa melupakan rasa sakit di hatiku," tutur Ji Wenqing. Dia sedikit menundukkan kepalanya, terdapat embun yang samar di matanya.     

"Wenqing, sudah hampir 10 tahun. Masa lalu biarkan berlalu. Jangan keras kepala. Keluarga Ji tetap menjadi keluargamu. Luangkan waktumu untuk pulang," ujar Tuan Besar Huo yang menghela napas.     

Saat mengingat peristiwa di masa lalu, tubuh Ji Wenqing tidak bisa menahan untuk tidak gemetar dalam waktu yang cukup lama. Dan dia tidak berbicara sepatah kata pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.