Gosip
Gosip
"Matilah kita. Dia pasti sudah mendengar apa yang kita bicarakan barusan. Dia adalah orang Presiden Ji. Kalau dia memberitahu Presiden Ji, apa kita akan dipecat?"
"Dia memang tidak mendengar atau hanya berpura-pura tidak menanggapi."
Hanya dalam beberapa jam, orang-orang yang berada di Departemen Sekretariat melihat Chen Youran dengan tatapan mata yang berbeda. Namun, dia sama sekali tidak peduli dan tidak takut jika harus ribut dengan mereka semua karena hal-hal yang mereka katakan adalah benar.
Chen Youran kemudian berinisiatif untuk menemukan Ji Jinchuan dan menanyakan bagaimana bisa dia berada di tempat tidurnya. Satu hal yang tidak dia mengerti adalah bagaimana bisa pria itu tidak membangunkannya yang tertidur di kantornya. Alih-alih membangunkannya, pria itu malah membawanya ke ruang pribadi yang ada di dalam kantornya. Kalau dia membangunkanku, ini semua tidak akan terjadi. Apa tujuannya? Apa dia ingin aku mundur dan meninggalkan Zhongsheng karena inisiatif dariku sendiri? Batinnya.
***
Dalam dua hari berikutnya, gosip tentang berita buruk Chen Youran hampir menyebar ke seluruh perusahaan. Tetapi, dia sama sekali tidak berubah atau pun bertindak seperti orang lain. Dia tetap pergi bekerja dan terus bekerja.
Saat ini, Xiao Cheng tengah membawa dokumen kepada Ji Jinchuan untuk ditandatangani dan disetujui. Secara tidak sengaja, dia mengatakan mengenai masalah itu padanya. Namun, bosnya itu tidak memiliki respons apa pun setelah mendengar perkataan darinya. Dia akhirnya merasa bahwa dirinya sudah terlalu banyak bicara. Melihat jam di tangannya, waktu sudah menunjukkan bahwa waktu rapat sudah tiba. Dia pun mengingatkan bosnya, "Presiden Ji, rapat akan dimulai 10 menit lagi."
Ji Jinchuan hanya mengeluarkan suara berdeham, meletakkan penanya dan bangkit dari kursinya. Xiao Cheng dengan cepat mengambil jasnya dan menyerahkannya kepadanya. Ji Jinchuan pun mengambil dan memakainya. Setelah itu, mereka berdua satu per satu meninggalkan kantor. Mereka berjalan melewati kantor Departemen Sekretariat. Saat itu, Cheng Xin sedang memperbaiki riasannya. Melihat bosnya keluar, dia dengan cepat menyingkirkan cermin kecil di tangannya, mengambil sebuah dokumen dan pura-pura merevisinya.
Ji Jinchuan menghentikan langkah kakinya dan berdiri tepat di depan Cheng Xin. Wajahnya menampakkan cemberut yang samar. Orang-orang yang melihat dirinya berhenti di hadapan salah satu sekretarisnya itu memandang mereka dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.
Melihat situasinya tidak beres, Feng Yi segera datang. Chen Youran yang sedari tadi sibuk, merasa ada yang tidak beres ketika suasana departemennya tiba-tiba menjadi sunyi. Dia mendongakkan kepalanya dan melihat Ji Jinchuan yang berdiri di depan Cheng Xin. Meskipun raut wajah pria itu tampak tenang, tetapi sorot mata hitamnya terlihat agak galak.
Cheng Xin melihat Ji Jinchuan berhenti di depannya. Dia menundukkan kepalanya dan merasa gelisah. Bosnya tampak melihat dokumen di tangannya, dia pun segera menyadari apa yang dilakukannya. Dia merasa sangat malu sehingga rasanya ingin menggali dan masuk ke dalam tanah.
Ji Jinchuan mengalihkan pandangannya dan mengulurkan tangannya untuk membuka laci meja Cheng Xin. Selain kosmetik, di dalamnya juga ada aneka snack, coklat, biskuit dan juga kacang-kacangan. Kemudian, Feng Yi akhirnya juga melihat apa saja yang ada di dalamnya. Wajahnya tiba-tiba menjadi hitam, lalu dia melihat ke arah Ji Jinchuan.
Ji Jinchuan mengangkat bibirnya, sementara tatapan matanya sedingin es. Dia lalu berkata, "Tampaknya terlalu banyak karyawan di Departemen Sekretariat yang membuat beberapa orang bekerja terlalu mudah."
Feng Yi merasa tubuhnya telah dihantam roh yang kuat saat mendengar hal tersebut. Dia berkata dengan suara gemetar, "Presiden Ji, ini salahku."
Xiao Cheng melihat arloji di tangannya dan mengingatkannya, "Presiden Ji, sudah waktunya."