Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Membutuhkan Bantuanmu



Membutuhkan Bantuanmu

0Ji Jinchuan tidak mengucapkan sepatah kata pun dan langsung pergi menuju ruang rapat. Sementara Xiao Cheng segera mengikutinya dari belakang.      

Setelah Ji Jinchuan pergi, Feng Yi menghela napas lega dan menatap ke Cheng Xin. Dia berkata dengan tenang, "Mulai besok, kamu tidak perlu datang bekerja."     

Mata Cheng Xin tampak memerah. Dia berkata sambil terisak, "Sekretaris Feng, bisakah Anda membantuku untuk memohon kepada Presiden Ji?"     

Feng Yi sama sekali tidak tersentuh oleh air matanya. Dia tetap bersikap tegas dengan berkata, "Aku sudah beberapa kali mengingatkanmu bahwa kamu harus bekerja dengan baik selama jam kerja. Kamu bisa berkemas dan pergi sekarang."     

Akhirnya, Cheng Xin pun dengan enggan mengemas barang-barang miliknya dan juga camilan-camilan di dalam lacinya. Dia mengemas dan memasukkan semuanya ke dalam sebuah kardus besar. Dua rekan kerja yang akrab dengan dirinya selama bekerja di sana mencoba menghiburnya. Mereka hanya bisa mencoba menenangkannya dan memberikan motivasi-motivasi yang baik. Seperti, ketika pekerjaan hilang bisa mencari pekerjaan yang lain dan sebagainya.     

Cheng Xin melirik Chen Youran. Entah disengaja atau tidak disengaja, dia menatapnya dengan sorot kekesalan dan kecemburuan. "Siapa bilang tidak ada yang mendukungku sama sekali. Tetap ada yang mendukungku. Tidak seperti beberapa orang, mereka melakukan hal-hal yang tidak tahu malu."     

Setelah Cheng Xin pergi, semua orang yang menyaksikan kehebohan yang terjadi barusan kembali bekerja. Tidak perlu Feng Yi untuk mengingatkannya, mereka semua tahu bahwa masalah itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan mereka. Jika tidak melanjutkan bekerja, mereka mungkin saja akan berakhir sama seperti Cheng Xin.     

Saat ini, Chen Youran memutar lehernya yang merasa pegal. Ketika hendak pergi ke kamar mandi, tiba-tiba ponselnya berdering. Itu adalah panggilan telepon dari Xiao Cheng yang memintanya untuk menyalin dokumen di komputer Ji Jinchuan dan mengirimkannya ke ruang rapat. Dia pun mengambil flashdisk di kantor Ji Jinchuan. Kemudian, menyalakan komputer dan membuka kuncinya sesuai dengan kata sandi yang diberitahukan oleh Xiao Cheng. Dia mencari dokumen yang dimaksud asisten khusus itu, kemudian menyalinnya ke dalam flashdisk.     

Ketika tiba di ruang rapat, Chen Youran melihat situasi di dalam melalui kaca jendela di pintu ruang rapat. Dia melihat para pemimpin senior sedang duduk di dalam. Saat itu, Xiao Cheng sedang berkutat dengan proyektor, sementara Ji Jinchuan sedang duduk di depan meja konferensi berbentuk oval. Pria itu mengenakan setelan jas dan sepatu kulit. Sikap kepemimpinannya sangat terlihat saat dia seperti itu. Karena tidak ada yang keluar untuk mengambil flashdisk yang dibawanya, terpaksa dia sendiri yang harus mengirimkannya. Dia pun mendorong membuka pintu ruang rapat. Ketika pintu ruang rapat terbuka, orang-orang yang ada di dalam menatapnya. Untuk sesaat, dia merasa tertegun dan mematung pada tempatnya berdiri, tidak tahu apakah harus masuk ataukah mundur dan pergi.     

Melihat ini, Xiao Cheng berjalan mengitari meja rapat dan berjalan ke pintu. Dia mengambil flashdisk yang dibawa oleh Chen Youran dan berkata dengan penuh terima kasih, "Terima kasih, tapi aku masih membutuhkanmu untuk membantuku."     

Nada negosiasi seperti itu membuat Chen Youran merasa sungkan. Dia adalah asisten sekretariat, tentu saja Xiao Cheng berhak memberikan pekerjaan kepadanya. Dia pun berkata, "Katakanlah..."     

"Bantu aku mencatat notulen rapat," kata Xiao Cheng. Asisten yang bertugas mencatat notulen rapat sedang membuat kopi dan belum kembali. Sementara dia harus menjalankan proyektor, jadi dia tidak bisa sekaligus mencatat notulen rapat.     

"Tidak masalah," jawab Chen Youran. Dia mengikuti Xiao Cheng yang berjalan menuju proyektor. Dia berdiri di sudut dengan membawa pena dan kertas, kemudian mulai mencatat.     

Kepala Departemen Keuangan terus melaporkan situasi bulanan dan triwulan perusahaan. Sedangkan Ji Jinchuan mendengarkan tanpa ekspresi. Sampai pada akhirnya, tanda ketidaksabaran muncul di wajah dinginnya. Kepala Departemen Keuangan adalah orang yang bisa memahami ekspresi wajah Ji Jinchuan. Melihat presiden perusahaan itu mengerutkan kening, dia segera membuat ringkasan.     

Ji Jinchuan tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk menyeruput kopi. Tetapi cangkir kopinya sudah kosong. Dia pun sedikit mengerutkan alisnya. Chen Youran yang melihat hal itu segera meletakkan notulen rapat, lalu berjalan menjauh ke belakang dan bersiap untuk membuatkan kopi.     

Baru saja Chen Youran keluar dari ruang rapat, dia menabrak secangkir kopi yang dibawa oleh asisten yang membuatkan kopi sebelumnya. Secangkir kopi pun tumpah mengenai pakaiannya. Kopi itu baru saja dibuat, tentu saja masih sangat panas. Saat ini, dia hanya mengenakan pakaian formal yang tipis. Dia hanya bisa menghela napas untuk menahan rasa sakitnya.     

Asisten yang membawa kopi benar-benar mengabaikan wajah Chen Youran yang jelek karena kesakitan. Dia berkata dengan sedih, "Hari ini betapa sialnya aku. Ini adalah cangkir kopi ketigaku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.