Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Belum Bersenang-senang



Belum Bersenang-senang

0Semua pemain mahjong adalah teman He Jiashan. Semua orang yang ada di sana tahu betul bagaimana sifat temannya itu. Tindakan pria itu kepada Chen Youran malam ini dipahami dengan baik oleh mereka. Pria yang duduk di kanan gadis itu sangat jeli. Ketika gadis itu keluar, dia melihat He Jiashan sangat gelisah. Jadi, dia berkata kepada wanita yang ada di sebelahnya, "Ikuti dia."     

Saat wanita berpakaian rok mini dengan belahan dada sedikit terbuka berdiri, tiba-tiba He Jiashan meminum semua anggur di tangannya dan meletakkan gelas kosong dia atas meja, lalu berkata, "Aku yang akan mengikutinya."     

Chen Youran berjalan sempoyongan sepanjang koridor menuju kamar mandi. Sementara He Jiashan berjalan keluar dari ruangan untuk menyusulnya, kemudian memapah setengah tubuh gadis itu. Ketika tiba di depan kamar mandi, tubuhnya ditabrak oleh seorang pria yang baru saja keluar dari kamar mandi. Pria berjas itu meminta maaf.      

"Tidak apa-apa," jawab Chen Youran sembari melambai, dia mabuk berat kali ini.     

Ternyata pria berjas itu adalah Xiao Cheng, asisten Ji Jinchuan. Dia sangat akrab dengan suara Chen Youran, jadi dia melihat ke arah gadis itu, kemudian beralih ke arah He Jiashan yang memapah.      

He Jiashan merasa sangat kesal dan berteriak, "Apa yang kamu lihat?" Kemudian dia kembali memapah Chen Youran masuk ke dalam kamar mandi.     

Xiao Cheng kembali ke ruangannya, mendekatkan dirinya ke telinga Ji Jinchuan dan membisikkan sesuatu. Setelah mendengar bisikan asistennya, tangan pria itu sedikit meremas kartu yang ada di tangannya dan memejamkan matanya dengan erat. Setelah cukup lama terdiam, dia berkata, "Telepon Gu Jinchen."     

Saat Chen Youran berada di kamar mandi, dia menelepon Qiu Shaoze dan mengatakan kepadanya bahwa usahanya belum berhasil. Jadi, dia masih perlu bekerja keras untuk menggali informasi dari He Jiashan.      

Pada saat yang sama, Gu Jinchen yang bekerja lembur di kantor, menelepon Chen Youran berulang kali setelah mendapat telepon dari Xiao Cheng. Karena mencoba menghubungi gadis itu tidak bisa, dia dengan cepat mematikan laptopnya, mengambil jas dan bergegas pergi dari kantor.     

Di koridor luar toilet, He Jiashan bersandar di dinding dan bermain dengan korek api. Chen Youran sudah berada di dalam kamar mandi lebih dari sepuluh menit, dia pun sudah tidak memiliki kesabaran untuk menunggu lebih lama.     

Saat He Jiashan hendak meminta seorang pelayan masuk untuk menyuruhnya bergegas, Chen Youran terhuyung-huyung keluar dari kamar mandi. Gadis itu baru saja mencuci wajahnya di keran, tersadar sejenak, menarik tisu dan menyeka noda air di wajahnya.     

Tiba-tiba, He Jiashan meletakkan tangannya di pinggang Chen Youran dari belakang, meletakkan kepalanya di dekat telinganya dan mencium aroma harum rambutnya. Aroma rambut gadis itu membuatnya mabuk bukan kepalang. "Permainan sudah hampir berakhir. Ayo pulang lebih dulu."     

Chen Youran berjalan dua langkah ke samping, melemparkan tisu ke tempat sampah dan mengusir tangan He Jiashan, lalu berkata, "Aku belum bersenang-senang, ayo kembali ke ruangan untuk melanjutkan permainan."     

He Jiashan mengerutkan keningnya seakan ingin marah, tetapi dia mencoba untuk bersabar. Dia yakin dia akan mendapatkan gadis yang ada di depannya. Mereka pun akhirnya kembali ke ruangan. Ketika semua yang ada di ruangan melihat keduanya kembali, semuanya berdiri dan memberi jalan untuk mereka.     

Chen Youran melambai dan duduk di sofa, lalu menarik He Jiashan untuk kembali bermain mahjong. He Jiashan yang sedang dalam suasana hati yang buruk mengambil dua gelas dan menuang anggur ke dalamnya. "Apa gunanya jika hanya bermain biasa? Minum ini jika kamu kalah," katanya.     

"Oke," jawab Chen Youran ringan. Kali ini, dia cukup bagus menebak permainan mahjong. Dia ingin membuat He Jiashan mabuk, tetapi entah nasib buruk apa yang dimilikinya hari ini hingga dirinya selalu kalah. Dia menyesal tidak melihat kalender adat sebelum keluar rumah hari ini.     

He Jiashan menuangkan anggur ke dalam satu gelas penuh dan menyerahkannya kepadanya. Chen Youran menggelengkan kepalanya, akan tetapi pria itu memegang rahangnya dengan dua jari, mengambil gelas dan memaksanya minum.     

Melihat bahwa Chen Youran sudah benar-benar mabuk, He Jiashan menyuruh seseorang yang ada di sana dan bersiap untuk membawanya pergi. Namun, tiba-tiba pintu ruangan terbuka lebar hingga semua orang memandang ke arah sana. Seseorang yang berada di pintu itu melihat seluruh isi ruangan, menatap Chen Youran, melangkah ke arahnya dan berdiri di depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.