Nuonuo dan Aku Menunggumu Kembali (2)
Nuonuo dan Aku Menunggumu Kembali (2)
Saat menunggu lift, mereka bertemu Fang Yaqing dan Fang Sitong. Fang Sitong menyapa dengan sopan, "Halo, Bibi..."
Mungkin karena berpikir bahwa Fang Sitong akan mentransplantasikan sumsum tulang belakangnya pada Ji Nuo nanti, Chen Youran tidak mengabaikan sapaannya dan mengangguk ringan. Sementara itu, Lin Mo'an melirik Fang Yaqing. Ketika di restoran beberapa waktu lalu, meskipun dia dan Fang Sitong memunggunginya, tetapi mereka sangat mirip dalam hal bentuk tubuh. Jadi, dia menduga bahwa wanita itu adalah Fang Yaqing.
Melihat Lin Mo'an menatapnya, Fang Yaqing dengan sopan tersenyum padanya.
"Nona Fang, kamu sangat cantik dan terlihat baik ketika kamu tersenyum," ucap Lin Mo'an. Fang Yaqing tertegun dan hendak mengucapkan terima kasih. Namun, Lin Mo'an berkata lagi, "Tetapi, tidak semua orang menyukai senyumanmu. Misalnya, aku yang sangat setia kepada istriku. Jadi, jangan mencoba untuk menggodaku dengan senyummu."
Fang Yaqing menatap Lin Mo'an yang memunculkan senyum hangat di wajahnya yang tampan. Pria itu terlihat anggun dan menawan seperti angin musim semi. Jika Fang Yaqing tidak mendengarnya dengan telinganya sendiri, sulit untuk percaya bahwa kata-kata kasar barusan datang dari pria yang begitu lembut. Ekspresi wajah Fang Yaqing perlahan berubah menjadi sedikit buruk.
Chen Youran sudah lama melihat sikap kekejaman Lin Mo'an. Ketika mereka berada di Amerika Serikat, ada begitu banyak wanita cantik di sekitar Lin Mo'an. Namun, pria itu tidak pernah melirik dan tertarik kepada mereka.
Chen Youran ingat dengan jelas bahwa seorang wanita merayu Lin Mo'an secara aktif. Lin Mo'an malah mengkritik orang itu dari ujung kepala sampai ujung kakinya, seolah menganggap wanita itu tidak berharga sama sekali.
"Dengan bedak yang begitu tebal di wajahmu, kamu tidak takut saat makan taburan bedak itu jatuh ke dalam mangkukmu? Apa kamu pergi ke Korea untuk melakukan operasi plastik? Kenapa kamu tidak pergi ke Thailand saja dan menjadi waria?"
"Dengan mengenakan baju berkerah rendah seperti itu, apa menurutmu bagus untuk menunjukkan betapa baiknya keterampilan memijatmu? Kamu memiliki sepasang kaki yang besar seperti lobak, tetapi masih berani memakai rok pendek."
Pada saat itu, Chen Youran menundukkan kepalanya ketika mendengar Lin Mo'an mengkritik dengan sangat baik wanita yang menggodanya. Untungnya, dia sudah terbiasa, jadi dia tidak terkejut saat ini.
***
Operasi Ji Nuo dijadwalkan pada pukul 10 pagi. Pada pukul 9 ini, semua orang sudah tiba di rumah sakit, termasuk Su Ning. Melihat wanita itu datang, Ji Jinchuan mengerutkan kening.
Xie Suling dapat melihat rasa tidak senang pada wajah Ji Jinchuan, dia pun berkata, "Aku yang memintanya untuk datang."
Su Ning lalu menyahut, "Presiden Ji, aku juga peduli dengan Nuonuo."
Fang Yaqing melirik Ji Jinchuan, kemudian menatap Chen Youran. Chen Youran yang memiliki raut wajah hangat duduk di tepi tempat tidur pasien bersama Ji Nuo. Sepertinya, wanita itu tidak mendengar apa yang mereka bicarakan barusan.
"Aku ingin ke kamar mandi," ujar Ji Nuo.
"Aku akan mengantarmu." Chen Youran mengulurkan tangannya dan hendak menggendong Ji Nuo.
Namun, Ji Nuo bahkan memilih seseorang untuk mengantarnya, "Aku ingin Paman Lin yang mengantarku."
Mendengar ini, semua orang tercengang. Xie Suling merasa sulit untuk mengerti dengan cucunya. Dia sangat lengket dengan Chen Youran. Kenapa dia bahkan juga lengket dengan Lin Mo'an sekarang? Batinnya.
Lin Mo'an melangkah maju ke depan senyum di wajahnya yang hangat dan berkata dengan lembut, "Oke, Paman Lin akan mengantarmu."
Ji Nuo keluar dari selimut dan Lin Mo'an hendak menggendongnya. Namun, si kecil langsung turun dari tempat tidur pasien dan mengenakan sandal katunnya. Dia meraih tangan Lin Mo'an dan berjalan ke kamar mandi.
Keduanya pun memasuki kamar mandi. Ji Nuo takut orang-orang di luar akan mendengarnya, jadi dia memberi Lin Mo'an isyarat untuk membungku. Lin Mo'an pun membungkuk. Ji Nuo kemudian menempelkan mulutnya di telinga Lin Mo'an dan bertanya, "Apa yang Paman katakan terakhir kali masih berlaku, kan?"
Lin Mo'an sedikit terpana sejenak, kemudian merenungkan apa yang dia katakan. Dengan suara hangat, dia berkata, "Berlaku."
"Aku ingin Ranran menjadi ibuku. Bisakah kamu memberikannya kepada ayahku?" tutur Ji Nuo.
Lin Mo'an tersenyum dan berkata, "Hanya kalau dia bersedia menikahi ayahmu. Kalau tidak, dia tidak akan bahagia."
"Baiklah." Ji Nuo mengerucutkan bibirnya.