Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Sangat Mencintaimu (10) 



Aku Sangat Mencintaimu (10) 

2Malam itu, Chen Youran berguling-guling berkali-kali, tetapi akhirnya dia tidak bisa tidur. Dia duduk di tempat tidur sampai fajar menyingsing. Sementara itu, Ji Jinchuan yang ada di kamar tidur utama juga tidak bisa terlelap.     

Ada cahaya abu-abu di langit dan rasa kantuk Chen Youran tiba-tiba melonjak. Dia menjatuhkan tubuhnya untuk berbaring sebentar, tetapi tanpa sadar dia tertidur. Ji Jinchuan sendiri berdiri di depan jendela sepanjang malam. Ketika matahari di langit mulai naik, dia menggerakkan kakinya yang kaku, berganti pakaian, dan memasuki kamar mandi.     

Setelah selesai mandi, Ji Jinchuan keluar dari kamar tidur. Pertama, dia pergi ke kamar Ji Nuo untuk melihatnya. Si kecil sedang tidur nyenyak dengan selimut di antara kedua kakinya. Dia merapikan selimut itu lalu berjalan keluar dari kamar. Dia kemudian melirik ke kamar tamu di sebelahnya.     

Apakah dia tidur nyenyak semalam? tanya Ji Jinchuan dalam hati.      

Ji Jinchuan berdiri di luar pintu kamar tamu itu sejenak. Dia tidak merasakan ada gerakan di dalam kamar tamu, dia pun akhirnya berbalik dan turun ke lantai bawah.     

Bibi Wu dan pelayan yang lainnya baru saja bangun. Ketika mereka melihat Ji Jinchuan turun, mereka menyapa, "Tuan Muda…"     

Ji Jinchuan melirik pohon Natal yang masih menyala dan berkata dengan wajah hangat, "Siapkan sarapan dengan cepat."     

"Baik, Tuan Muda…" jawab pelayan yang bertanggung jawab atas makanan lalu dia bergegas ke dapur. Bibi Wu juga pergi untuk membantunya.     

Setelah itu, Ji Jinchuan beranjak dan duduk di sofa. Berdasarkan pemahamannya tentang Chen Youran, jika sarapan belum siap saat turun, wanita itu pasti tidak akan menunggu dan akan pergi bekerja dalam keadaan lapar.     

Ji Jinchuan mengambil koran yang diserahkan oleh pelayan dan membukanya. Tiba-tiba, dia mengingat sesuatu, dia pun bangkit dan naik ke lantai atas lagi. Dia kembali di kamar tidur utama, kemudian membuka lemari pakaian dan mengeluarkan satu set pakaian dari dalam. Setelah itu, dia pergi ke kamar tamu yang ditempati oleh Chen Youran.     

ji Jinchuan mengangkat tangannya, bersiap mengetuk pintu. Namun, saat berpikir bahwa Chen Youran belum bangun dan mungkin suara ketukan itu akan membangunkannya, dia pun mencoba memutar kenop pintu dengan hati-hati. Pintu terbuka secara perlahan.     

Bibir tipis Ji Jinchuan memunculkan senyum yang indah karena Chen Youran tidak mengunci pintu. Artinya, wanita itu tidak menjaga diri darinya. Wanita itu masih cukup percaya padanya. Namun, ketika memikirkan kejadian yang berhubungan dengan Fang Yaqing, senyum di mulutnya perlahan membeku. Dia bertanya-tanya kenapa Chen Youran tidak mau percaya pada dirinya tentang itu.     

Ji Jinchuan mendorong pintu dan masuk ke dalam kamar. Tirai jendela terbuka, sementara wanita di tempat tidur sedang tidur nyenyak. Rambut hitamnya menutupi sebagian bantal.      

Wajah Chen Youran terlihat tenang sangat tidur dengan pulas. Dia memiliki wajah putih kecil, bulu mata yang lentik dan tebal, serta hidung yang mancung. Meskipun dia bukan wanita yang paling cantik, tetapi dia terlihat sangat lembut dan cantik dengan perpaduan seluruh indra yang ada di wajahnya.      

Ketika hatimu sudah dipenuhi oleh seseorang, orang lain tidak akan pernah bisa masuk. Selama bertahun-tahun, tidak peduli seberapa menarik dan cantik wanita yang menggoda Ji Jinchuan, hanya wajah dalam ingatannya yang bisa membuatnya melakukan apa saja untuknya dengan senang hati.     

Youyou, cintaku… Aku akan membuat kamu mengerti kalau orang yang paling aku cintai adalah kamu. Sejak awal hingga akhir… batin Ji Jinchuan.     

Ji Jinchuan meletakkan pakaian untuk Chen Youran di kepala tempat tidur. Dia kemudian membungkuk dan mencondongkan tubuh di kepala Chen Youran. Dia mencium dahinya dengan lembut, kemudian pergi.     

Pelayan telah selesai membuat sarapan, kemudian Bibi Wu keluar dari dapur dan bertanya, "Tuan Muda, apa Anda ingin sarapan sekarang?"     

Ji Jinchuan melirik jam di dinding dan menjawab, "Tunggu sebentar lagi."     

Saat bangun di pagi hari, Bibi Wu melihat mobil Chen Youran masih ada di sana. Dia menebak bahwa Chen Youran tidak pergi tadi malam. Jadi, dia memahami maksud perkataan Ji Jinchuan yang meminta untuk menunggu.      

"Saya akan pergi dan melihat Tuan Kecil," tutur Bibi Wu.      

Ji Jinchuan mengangguk ringan sembari berkata, "Pelankan suara gerakan bibi. Dia ada di kamar sebelah."     

"Baiklah," jawab Bibi Wu yang kemudian naik ke atas.     

Ji Nuo keluar dari kamar dengan menggosok-gosok matanya. Dia masih memakai piyama. Ketika dia melihat Bibi Wu, dia memanggilnya, "Nenek Wu…"     

Bibi Wu meletakkan jari telunjuknya di bibirnya dan mendesis. Dia dengan cepat mendekati Ji Nuo dan menunjuk ke kamar tamu di sebelah, "Nona Chen belum bangun."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.