Aku Sangat Mencintaimu (4)
Aku Sangat Mencintaimu (4)
Ji Nuo mengerang dan membalas, "Ayah yang membuatnya marah, tetapi menyuruh aku yang membujuknya. Sebenarnya, ayah ingin dia akan menjadi istrimu atau istriku di masa depan?"
Ji Jinchuan melirik Ji Nuo dan berkata dengan tenang, "Sepertinya kamu ingin Su Ning menjadi ibu tirimu. Kalau begitu, minta nenekmu membawanya ke sini besok."
Mendengar hal itu, Ji Nuo mengerutkan bibirnya dan menatap Ji Jinchuan dengan pandangan yang sedikit melankolis. Dia berujar, "Ayah, Bibi Su tidak secantik Ranran. Dia juga tidak selembut Ranran. Ayah ingin wanita sebaik Ranran pergi? Apa ayah buta?"
"..." Ji Jinchuan tercengang. Kalau aku buta, mana mungkin aku bisa menemukan ibu yang baik untukmu? Batinnya.
Seorang pelayan saat ini keluar dari dapur dan berkata, "Tuan Muda, Anda bisa makan malam sekarang…"
Kemudian, Ji Jinchuan mengangkat pergelangan tangannya dan melihat waktu pada arlojinya, dia berkata, "Tunggu sebentar lagi."
Pasangan ayah dan anak itu sedang menunggu di ruang tamu. Ketika mereka mendengar suara mobil datang dari halaman luar, Ji Nuo langsung turun dari sofa dan bergegas berlari keluar dengan sandal rumah.
Begitu Chen Youran keluar dari mobil, dia mendengar Ji Nuo berteriak, "Ranran…"
Chen Youran menutup pintu mobil dan melihat ke belakang. Tampak sosok Ji Nuo yang berdiri di ambang pintu ruang tamu, menatapnya dengan penuh semangat. Mungkin karena kesehatannya yang buruk, jadi meskipun di rumah, Bibi Wu memakaikannya jaket bulu kecil berlapis yang membungkus erat tubuhnya dan membuatnya terlihat seperti bakcang (Makanan tradisional masyarakat Tionghoa yang dibungkus dengan daun pisang berlapis).
Chen Youran menaiki tangga beranda, mengangkat tangannya, dan menyentuh wajah Ji Nuo. Tangan Chen Youran terasa dingin, Ji Nuo pun menyusutkan lehernya dan segera membawanya ke ruang tamu.
"Ranran, tanganmu dingin. Aku akan menghangatkannya untukmu," ucap Ji Nuo.
Suhu di ruang tamu sangat hangat, sangat kontras dengan angin dingin di luar. Setelah itu, Chen Youran mengambil syal dari tas dan mengenakannya untuk Ji Nuo sembari berkata, "Ini hadiah Natal untukmu."
Ji Nuo pun tersenyum bahagia dan matanya menyipit menjadi satu garis. Dia melihat kembali ke Ji Jinchuan yang duduk di sofa lalu berkata dengan ekspresi sangat gembira, "Ayah, Ranran membelikanku hadiah."
Ji Jinchuan melirik anaknya itu dengan samar. Apa dia masih tidak cukup senang mendapatkan hadiah darinya? Kenapa dia masih memamerkannya di depanku? Gumamnya dalam hati.
Melihat Chen Youran masih membawa beberapa tas di tangannya, Ji Nuo tidak lupa meminta hadiah untuk ayahnya, "Ranran, apakah kamu juga menyiapkan hadiah untuk ayahku?"
Begitu Chen Youran memasuki ruang tamu, dia memperhatikan bahwa Ji Jinchuan sedang menatapnya. Dia merasa tidak nyaman. Dia lalu berkata dengan ekspresi wajah sedikit dingin, "Ini semua untukmu."
Ji Nuo dengan senang hati mengambilnya dan mengeluarkannya satu per satu. Ketika dia mengeluarkan topi Natal, dia sangat bahagia sehingga dia tidak bisa menutup mulutnya untuk berhenti berkata, "Ranran, aku sangat mencintaimu!"
Chen Youran melepas mantelnya. Bibi Wu pun mengambil alis mantel itu dan menggantungnya. Melihat kegembiraan di wajah Ji Nuo, Chen Youran pun juga ikut merasa senang. Dia kemudian berkata, "Akan ada hadiah tak terduga nanti."
"Masih ada lagi?" Mata Ji Nuo tampak cerah dan bersinar.
Chen Youran datang langsung dari tempat kerja. Dia masih mengenakan setelan formal mewah, dengan riasan wajah yang bagus dan lip glaze yang cantik. Penampilannya menjadi semakin cerah dan tanpa cacat sedikit pun. Dia membalas, "Tentu saja."
Jin Nuo menari dengan gembira dan berlari untuk pamer ke Ji Jinchuan, yang tampak depresi, "Ayah, kamu tidak pernah membelikanku hadiah untuk Natal setiap tahun. Aku ragu kalau aku adalah anak kandungmu sendiri. Aku sekarang merasa kalau aku dilahirkan oleh Ranran."
Dia adalah ibumu sendiri. Tentu saja kamu dilahirkan dari rahimnya! Batin Ji Jinchuan. Setelah 34 tahun hidup, Ji Jinchuan tidak pernah merasa seperti ini. Dia juga menginginkan hadiah.
Sementara itu, ketika Chen Youran mendengar kata-kata terakhir Ji Nuo, ekspresinya agak suram. Dia ingin memberi tahu Ji Nuo bahwa dia adalah ibunya, tapi untungnya dia masih bisa mempertahankan kewarasannya.
Jika Chen Youran bersedia memperkenalkan diri pada Ji Nuo bahwa dia ibu kandungnya, Ji Jinchuan pasti tidak akan menentangnya. Bahkan, pria itu mungkin berharap dia akan melakukannya. Namun, dia belum menemukan cara yang tepat untuk memberi tahu anaknya ini.