Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Yang Paling Aku Inginkan adalah Kamu (3)



Yang Paling Aku Inginkan adalah Kamu (3)

2Chen Youran meletakkan tangannya di bawah meja. Dia mengepalkan dan mengendurkan tangannya, kemudian mengepalkan dan mengendurkan lagi. Gerakan ini diulanginya beberapa kali, seperti ingin memegang sesuatu, tetapi tidak bisa untuk dipegang.     

"Asisten Xiao, kenapa kamu peduli dengan kehidupan pribadinya?"     

"Saya hanya tidak ingin melihatnya terombang-ambing seperti ini. Dia tidak pernah merasa senang selama beberapa tahun terakhir ini," ujar Xiao Cheng.     

Pernyataan ini tidak seharusnya dikatakan oleh Xiao Cheng sebagai asisten pribadi Ji Jinchuan. Namun, dengan sifat pendiam Ji Jinchuan, Xiao Cheng menduga bahwa pria itu tidak akan berbicara dengan Chen Youran atas inisiatifnya sendiri.     

"Apa kehidupannya tidak baik?" Chen Youran tiba-tiba tersenyum. Senyumnya terasa dingin, bercampur dengan sarkasme. "Lalu apa menurutmu aku memiliki kehidupan yang baik?"     

Beberapa tahun terakhir ini, jika tidak memikirkan Ji Nuo, sepertinya Chen Youran tidak akan bisa bertahan untuk hidup. Apalagi saat di penjara. Ketika baru saja kehilangan anak keduanya, dia mengalami depresi sepanjang hari dan lama-lama tidak mau makan.     

Namun, ketika Chen Youran mendapatkan kembali kewarasannya dan ingin hidup, dia menderita anoreksia dan akan memuntahkan apa pun yang dia makan. Dia dikirim ke Rumah Sakit Penjara, di mana dia bisa selamat dengan menerima suntikan nutrisi. Selama waktu itu, lengan dan tangannya dipenuhi dengan bekas tusukan jarum, sementara wajah dan anggota tubuhnya mulai membengkak.     

Chen Youran bermimpi pada banyak malam bahwa dia akan menemani anaknya yang belum lahir. Memikirkan hari yang gelap itu, Chen Youran bergidik kedinginan. Dia meraih tas di sampingnya dan bergegas keluar dari kafe tersebut.     

Saat berdiri di luar kafe, Chen Youran sedikit mengangkat kepalanya. Dia menekan bendungan air di bawah matanya dan berkedip keras untuk mengembalikan penampilannya yang dingin dan menawan.     

***     

Setelah pulang bekerja, Chen Youran berbicara dengan Lin Mo'an dan pergi ke Teluk Nanhai. Ketika dia memasuki ruang tamu, Bibi Wu mengambil alis mantel dan tasnya.      

"Anda tidak datang dua hari ini. Tuan Kecil terus membicarakan Anda setiap hari. Cuaca semakin dingin, jadi saya tidak berani membiarkan dia keluar. Kalau tidak, dia sudah akan pergi mencari Anda," tutur Bibi Wu.     

"Bagaimana kondisi kesehatannya dua hari ini?" tanya Chen Youran dengan pelan.     

Bibi Wu menggantungkan pakaiannya sambil berkata, "Semuanya normal. Kemarin, Tuan Muda meminta Dokter Huang untuk datang dan memeriksanya. Tidak ada yang salah dengan kondisi tubuh Tuan Kecil."     

"Apakah dia di atas?" tanya Chen Youran lagi.     

Bibi Wu lalu menjawab dengan ramah, "Dia sudah melukis sepanjang sore. Dia bilang akan memberi Anda hadiah Natal."     

Perkataan Bibi Wu seolah mengingatkan Chen Youran bahwa Natal akan datang. Dia mengangguk, berjalan ke tangga, dan naik ke lantai atas.     

Pintu kamar Ji Nuo tidak tertutup rapat dan sedikit terbuka. Dari celah yang sedikit terbuka itu, Chen Youran melihatnya berbaring di tempat tidur dan menggambar dengan ekspresi penuh konsentrasi. Dia lalu mendorong pintu dan masuk.      

Ji Nuo segera mendongak dan melihat bahwa itu adalah Chen Youran. Si kecil pun buru-buru menyembunyikan barang-barang di depannya ke dalam selimut.     

Chen Youran masuk ke kamar dan bertanya dengan senyum di bibirnya, "Untuk apa kamu bersembunyi?"     

Ji Nuo takut dia tidak bisa menyembunyikan barang-barang dengan cukup baik, jadi tubuhnya ikut menyusut ke dalam selimut. Kemudian, dia tersenyum aneh pada Chen Youran dan berkata, "Tidak apa-apa."     

Chen Youran memikirkan apa yang dikatakan Bibi Wu barusan. Bocah kecil ini seharusnya ingin memberinya kejutan, jadi dia pura-pura tidak tahu.     

"Ranran, apa kamu tahu nomor telepon Bibi Fang?" tanya Ji Nuo tiba-tiba.     

Chen Youran terkejut dan berkata dengan santai, "Memangnya kenapa?"     

Alat pemanas di ruangan itu dinyalakan. Ji Nuo tidak mengenakan topi sehingga kepala kecilnya yang botak tampak sangat berkilau. Dia berkata, "Aku ingin mengundang Tongtong untuk datang ke rumahku."     

Chen Youran menyingkirkan kuas cat di tempat tidur dan berkata, "Tanyakan pada ayahmu, dia mungkin tahu."     

Tiba-tiba, terdengar suara pertengkaran di ruang tamu di lantai bawah. Chen Youran dan Ji Nuo saling memandang. Chen Youran pun keluar dari kamar dan melihat ke bawah dari koridor. Ada Xie Suling yang datang bersama Su Ning, tetapi Bibi Wu menghentikan mereka di pintu masuk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.