Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Yang Paling Aku Inginkan adalah Kamu (4)



Yang Paling Aku Inginkan adalah Kamu (4)

3"Kamu semakin berani sekarang. Beraninya kamu menghentikanku?" Xie Suling memandang Bibi Wu dan berkata dengan dingin.     

"Nyonya, silakan kembali. Tuan Kecil sedang beristirahat," jawab Bibi Wu dengan berani.     

"Tidak bisakah aku datang ke sini walaupun untuk melihat Nuo Bao?" Hati Xie Suling dipenuhi dengan api dan suaranya secara alami menjadi sedikit lebih berat. Bibi Wu menjadi semakin sulit diatur, bahkan berani menghentikannya. Di depan orang luar, dia mengabaikannya begitu saja.     

Bibi Wu tergagap dan berkata, "Nyonya, Anda tahu kalau saya tidak berani menghentikan Anda tanpa perintah Tuan Muda."     

Wajah Xie Suling tampak sangat gelap. Apa aku begitu tidak penting? Bahkan putraku yang baik tidak membiarkanku masuk! Batinnya.     

"Pasti ada alasan untuk semua ini. Apa alasan dia menyuruhmu melakukan ini?"     

Jika Bibi Wu mengatakan yang sebenarnya bahwa selama Chen Youran ada di sana, tidak ada seorang pun di Keluarga Ji yang boleh masuk maka Xie Suling akan menjadi semakin marah. Dia pun menundukkan kepalanya dan berkata, "Saya hanyalah seorang pelayan. Anda sebaiknya bertanya langsung pada Tuan Muda."     

Ji Nuo juga keluar dari kamar dan menarik pakaian Chen Youran. Ketika dia melihat Su Ning, dia berkata dengan tidak senang, "Wanita itu benar-benar menyebalkan. Sudah bagus Nenek Wu menghentikannya dan tidak membiarkan dia masuk."     

Chen Youran takut keberadaannya ditemukan oleh orang-orang di lantai bawah, jadi dia melangkah mundur dan bersandar ke dinding. Ketika mendengar suara tinggi Xie Suling yang penuh dengan kemarahan, dia mengerutkan bibirnya dan berkata, "Kalau ayahmu tidak segera pulang, Nenek Wu-mu bisa-bisa akan diusir."     

Setelah mendengar ini, Ji Nuo berlari ke kamar. Dia mengambil jam tangan yang bisa digunakan untuk telepon miliknya di atas meja dan menghubungi Ji Jinchuan.     

***     

Begitu Ji Jinchuan tiba di gerbang Teluk Nanhai, dia menerima telepon dari Ji Nuo. Dia menghubungkan telepon dan segera terdengar suara cemas Ji Nuo, "Ayah, cepatlah pulang. Nenek dan Bibi Su ada di sini. Dan Ranran juga ada di sini."     

Ketika Ji Jinchuan mendengar bahwa Xie Suling membawa Su Ning, dia tidak bisa tidak memikirkan kejadian waktu itu. Wajahnya tiba-tiba menjadi gelap. Dengan gerbang yang dibuka perlahan, mobil melaju masuk dengan cepat, kemudian menuju ke halaman.     

Mendengar suara mobil, Xie Suling dan Su Ning menoleh ke belakang. Mereka melihat Ji Jinchuan turun dari mobil dan berjalan ke arah mereka. Setelah mendekat, Ji Jinchuan menyapa Xie Suling dan benar-benar mengabaikan Su Ning.     

"Kamu masih sadar bahwa aku ini ibumu," cibir Xie Suling.     

Ji Jinchuan merasa tidak nyaman begitu dia melihat Su Ning. Jejak jijik melintas di matanya. Dia bertanya, "Apa yang mau ibu lakukan dengan wanita ini?"     

Xie Suling mengenakan mantel bulu dan membawa tas mahal di lengannya. Namun, bahkan jika dia melakukan perawatan dengan baik, usianya sudah tua. Ketika mengerutkan kening, dahi dan sudut matanya menunjukkan kerutan halus.     

"Su Ning dan aku datang untuk menemui Nuo Bao."     

"Kenapa anakku harus melihat orang luar datang dan menemuinya?" Wajah Ji Jinchuan agak suram.     

Tangan Su Ning penuh dengan barang-barang yang dibawanya. Satu tas berisi buah dan yang lainnya adalah mainan. Setelah mendengar kata-kata Ji Jinchuan, dia tidak marah, tetapi malah memunculkan senyum manis di wajahnya. Suaranya yang keluar terdengar lembut juga centil.     

"Aku tidak melihat Nuonuo selama beberapa hari. Aku sangat merindukannya, jadi aku datang ke sini dengan Bibi. Maaf kalau aku sudah datang ke sini dengan berani. Aku harap Presiden Ji tidak akan marah." Pernyataan ini bukan hanya diucapkan dengan baik, tetapi juga menunjukkan kemurahan hati Su Ning.     

Di koridor di lantai dua, Chen Youran tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan, jadi dia kembali memasuki kamar Ji Nuo. Ji Nuo mengikuti di belakangnya dan mengucapkan kata-kata yang baik untuk mewakili ayahnya, "Ranran, jangan marah. Ayahku tidak suka dengan Bibi Su."     

Chen Youran mengumpulkan pandangan matanya dan berkata pelan, "Aku tidak marah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.