Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Sangat Berhati-hati (3)



Dia Sangat Berhati-hati (3)

2Di pagi hari, Chen Shuna pergi ke lokasi konstruksi proyek kerja sama dengan perusahaan Grup LC. Setelah kembali ke perusahaan, dia pergi ke kantor presiden dan melaporkan kemajuan proyek serta rencana selanjutnya. Melihat bahwa Ji Jinchuan tidak memiliki komentar, dia pun menyerahkan dokumen itu kepadanya.     

Ji Jinchuan mengambil dan meliriknya dengan santai. Kemudian, dia menandatangani dokumen dan menyerahkannya kembali pada Chen Shuna. Dengan suara yang dalam, dia bertanya, "Manajer Chen, apa kamu pergi ke perusahaan Grup LC hari ini?"     

"Tidak." Chen Shuna menatap Ji Jinchuan dengan tatapan kosong.     

Ji Jinchuan batuk dua kali. Wajah tampannya terlihat pucat. Dia bertanya, "Apa kamu melihat Asisten Tang ketika kamu pergi ke lokasi konstruksi?"     

Chen Shuna mengangguk dan menjawab, "Iya, kami makan siang bersama."     

"Apa kamu pernah mendengar Asisten Tang menyebutkan kalau dia bekerja hari ini?" tanya Ji Jinchuan lagi.     

"Asisten Tang berkata dia sedang cuti," jawab Chen Shuna secara langsung.     

Kemudian, Ji Jinchuan batuk dua kali berturut-turut. Tenggorokannya kering dan bibirnya tampak pecah-pecah. Dia mengambil gelas untuk minum, tapi ternyata kosong. Chen Shuna lalu meletakkan dokumen itu di atas meja dan mengambil alih gelas tersebut.     

"Aku akan mengambilkan air untukmu," ucap Chen Shuna. Dia pergi ke dispenser air, mengisi gelas, kemudian membawanya kembali dan menyerahkannya kepada Ji Jinchuan.     

Ji Jinchuan mengambil alih gelas itu, mengucapkan terima kasih, dan minum dua tegukan untuk membasahi tenggorokan. Chen Shuna menatap wajah dingin pria itu. Dia tampak ragu-ragu sejenak dan bertanya, "Kamu telah menunggunya selama bertahun-tahun dan sekarang dia telah menikah dengan orang lain. Apa kamu menyesalinya?"     

Setelah minum, Ji Jinchuan meletakkan gelas tersebut di atas meja. Dia berkata dengan suaranya yang lemah, tetapi sama sekali tidak ada keraguan di dalamnya, "Tidak ada penyesalan."     

Tatapan Chen Shuna masih mengarah pada Ji Jinchuan. Dia tidak bisa memahami pria ini, baik lima tahun yang lalu atau setelah lima tahun kemudian. Setelah perusahaan Keluarga Chen diakuisisi oleh Grup Zhongsheng, Ji Jinchuan membeli semua saham yang dipegang oleh direktur lain, dan hanya menyisihkan milik Chen Shuna.     

Saat itu, Ji Jinchuan memanggilnya ke kantor. Chen Shuna pikir pria itu ingin membeli 10% saham miliknya. Tanpa diduga, pria itu berkata, "Aku harap kamu mau tetap tinggal di perusahaan dan mengambil posisi apa pun yang kamu inginkan."     

Pada saat itu, Chen Shuna tidak mengerti niat Ji Jinchuan. Jadi, dia mengajukan pertanyaan atas alasannya melakukan itu. Kemudian, Ji Jinchuan menjawab, "Kamu adalah kakaknya. Kalau dia kembali, dia pasti akan datang kepadamu. Jadi, aku akan meninggalkanmu dalam posisi yang terlihat."     

***     

Karena pikirannya yang ke mana-mana kemarin malam, Chen Youran baru bisa tertidur pada tengah malam. Ketika dia bangun keesokan harinya, pagi telah berlalu. Dia pergi ke kamar mandi untuk berkumur terlebih dahulu, kemudian keluar dari kamar.     

Di atas meja di ruang tamu terdapat catatan dengan tulisan tangan Lin Mo'an yang rapi. Pria itu mungkin tidak mengira bahwa Chen Youran akan bangun sesiang ini. Tertera sebuah kalimat pada catatan itu, 'Sarapan ada di mesin pemanas'.     

Chen Youran pun melangkah ke dapur. Dia mengeluarkan bubur putih dan roti panggang dari mesin pemanas. Dia memakan sarapan yang telah disiapkan oleh Lin Mo'an sebagai makan siang, kemudian duduk di sofa dan menonton televisi.     

Sekitar pukul 3 siang, bel pintu berbunyi. Chen Youran bertanya-tanya kenapa seseorang datang dalam waktu yang seperti ini. Dia pun bangkit dan pergi untuk membuka pintu. Di luar pintu, ternyata berdiri Ji Nuo dan Bibi Wu. Bibi Wu membawa dua tas, salah satunya berisi buah dan yang lainnya adalah makanan penuh nutrisi.     

"Nona Chen…" sapa Bibi Wu dengan ramah.      

Chen Youran mengangguk sebagai jawaban. Dia melirik benda-benda di tangan Bibi Wu dan sedikit mengernyit.     

Melihat Chen Youran yang mengenakan piyama, Ji Nuo bertanya dengan ekspresi berlebihan, "Ranran, apa kamu akan pergi tidur?"     

Jika mereka tidak datang, Chen Youran memang akan pergi tidur. Dia lalu berkata dengan tenang dan lembut, "Aku hanya berpakaian santai di rumah. Kenapa kamu datang ke sini? Bukannya kamu harus tinggal di rumah dan tidak boleh keluar?"     

"Ada Nenek Wu dan Paman Sopir. Aku tidak keluar sendirian. Ayah juga menyetujui untuk aku…" Ji Nuo tiba-tiba menutup mulutnya. Ketika melihat Chen Youran menatap dirinya dengan senyum, matanya berkeliaran, tetapi dia tidak berani melihatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.