Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Sangat Berhati-hati (2)



Dia Sangat Berhati-hati (2)

3Chen Youran menceritakan peristiwa yang terjadi tadi malam. Lin Mo'an terdiam beberapa saat. Setelah waktu yang lama, dia berkata, "Sulit untuk mengemudi dalam hujan lebat tadi malam. Mungkinkah pria itu menemukan kalau dia telah menabrak seseorang dan takut akan tanggung jawab hukum, jadi dia melarikan diri?"     

"Sebelumnya, ada seseorang yang memalsukan darah dengan cat merah dan menulis di mobilku dengan kata 'Pergilah kamu ke neraka'."     

Alis Lin Mo'an semakin mengernyit, dia bertanya, "Kenapa aku tidak mendengarmu bercerita sebelumnya?"     

Memikirkan rangkaian hal ini, sakit kepala Chen Youran menjadi semakin parah. Dia membalas, "Aku takut kamu akan merasa begitu khawatir."     

Melihat ekspresi Chen Youran dengan sedikit rasa kesakitan, Lin Mo'an kemudian berkata dengan suara hangat, "Oke, jangan pikirkan soal itu. Aku akan meminta Sekretaris Jia untuk memeriksa masalah ini dengan hati-hati."     

"Hmm…" kata Chen Youran dengan samar, kemudian dia bersandar lagi ke jendela untuk beristirahat.     

Setelah sampai di rumah dan baru saja Chen Youran duduk di sofa, tiba-tiba ponsel di tasnya berdering. Dia tidak melihat siapa itu, langsung menarik ponselnya keluar dari tas, dan menghubungkan telepon itu, "Halo…"     

Terdengar suara lembut Ji Nuo dari seberang sana, "Ranran, apa kamu sudah sampai rumah?"     

Chen Youran menurunkan ponselnya dan melihat waktu. Saat ini, sudah hampir pukul setengah sepuluh malam. Dia menempelkan ponselnya ke telinganya lagi dan berkata, "Aku sudah di rumah. Kenapa kamu belum tidur hingga selarut ini?"     

Ji Nuo menguap, kemudian berkata, "Aku ingin memastikan kamu pulang dengan selamat sebelum aku tidur."     

Chen Youran mengetahui Ji Nuo sepertinya sudah sangat mengantuk, jadi dia berkata dengan suara lembut, "Sekarang kamu bisa tidur dengan nyenyak."     

"Ranran, selamat malam…" Ketika Ji Nuo mengatakan ini, matanya sudah menyipit.     

Mendengarkan suara Ji Nuo yang lemah, Chen Youran diam-diam tersenyum dan berkata, "Pergilah tidur, selamat malam…"     

Lin Mo'an saat ini keluar dari dapur dan menyerahkan susu yang sudah diseduh pada Chen Youran. Melihat bibir wanita itu yang tersenyum, dia melontarkan candaan, "Sepertinya Nuonuo bisa menyembuhkan semua penyakitmu."     

Chen Youran meletakkan ponselnya ke samping dan menyesap susu tersebut. Alisnya sedikit mengernyit, dia lalu berkata, "Dia mungkin satu-satunya keuntungan yang aku dapatkan setelah semua kerja keras yang aku lakukan dalam 29 tahun terakhir."     

Lin Mo'an melepas mantelnya dan meletakkannya di sofa. Dia hanya mengenakan sweater coklat muda di dalamnya. Kemudian, dia berkata, "Setelah minum susu, tidurlah… Aku akan mengambil kesempatan ini untuk memberimu libur beberapa hari."     

"Ya, sudah waktunya aku untuk istirahat dengan baik," balas Chen Youran. Dia mengangkat tangannya dan menyentuh bagian belakang kepalanya. Dia kemudian mengucapkan selamat malam lalu bangkit dan berjalan ke kamar.     

"Kamu bisa mandi, tapi kamu tidak boleh mencuci rambut. Kamu juga tidak boleh menyentuh air untuk cedera di kakimu," kata Lin Mo'an.     

Chen Youran menoleh dan menatap Lin Mo'an, "Bagaimana kamu tahu kalau kakiku terluka?"     

Lin Mo'an mengusap dahinya dan berkata, "Pelayan yang kamu panggil Bibi Wu memberitahuku."     

Bubi Wu mengomel pada Lin Mo'an untuk waktu yang lama tadi. Bibi Wu bukan hanya memberitahunya tindakan pencegahan, tetapi juga memberinya daftar nutrisi karena takut dia akan memperlakukan Chen Youran dengan buruk.     

"Oh," jawab Chen Youran singkat lalu kembali ke kamarnya.     

Chen Youran membawa piyamanya ke kamar mandi. Jika mandi dengan shower maka dia bisa melukai kakinya, jadi dia mengisi setengah bagian bak mandi dengan air hangat, meletakkan kaki kanannya yang terluka di tepi bak mandi, dan berbaring.     

Rambut di bagian belakang kepalanya masih penuh dengan sisa darah. Chen Youran pun merasa tidak nyaman akan hal itu. Namun, dia tidak harus pergi bekerja besok, jadi dia tidak mencuci rambutnya.     

Setelah selesai mandi, Chen Youran pergi ke tempat tidur dan berbaring. Dia mengambil ponsel di meja samping dan memeriksanya. Ada tujuh panggilan tak terjawab, satu dari Lin Mo'an dan enam dari Ji Jinchuan. Waktunya tadi malam. Dia melihat panggilan tak terjawab dari Ji Jinchuan. Jarak antara panggilan satu ke yang lain tidak lama.     

Dia pasti terburu-buru dan sangat khawatir tadi malam. Kalau tidak, dia tidak akan pergi mencariku di tengah hujan lebat seperti itu, batin Chen Youran.     

Memikirkan hal ini, wajah pucat Ji Jinchuan, ekspresinya yang lemah, dan sedikit rasa kesakitan yang ditahannya tiba-tiba kembali muncul di pikiran Chen Youran. Ada sedikit rasa sakit di ujung hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.