Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Sangat Mencintainya (2)



Dia Sangat Mencintainya (2)

0Apa yang Ji Nuo dengar di seberang telepon adalah suara seorang pria. Dia mengenal bahwa itu adalah suara Lin Mo'an.      

Ketika mendengar Lin Mo'an mengatakan bahwa Chen Youran masih tidur, Ji Jinchuan melirik jam tangannya. Sudah lebih dari pukul 11 siang sekarang. Seorang wanita yang bangun cukup siang seperti ini sangat mudah membuat orang salah paham. Apa yang dia lakukan tadi malam? Apa karena dia terlalu lelah bercinta, jadi dia masih tidur sekarang? Batinnya.     

Ji Jinchuan mengerutkan kening dan memegang koran dengan erat. Sementara itu, Ji Nuo bertanya mengapa Chen Youran belum bangun. Mendengar jawaban Lin Mo'an yang mengatakan Chen Youran terlalu lelah, wajah Ji Jinchuan tiba-tiba menjadi dingin. Jari-jarinya tanpa sadar mengepal. Dia meremas koran di tangannya dengan keras, pembuluh darah berwarna hijau di punggung tangannya sedikit menonjol.     

Setelah panggilan itu selesai, Ji Nuo memandang Ji Jinchuan dan hendak berbicara dengannya. Namun, dia melihat ekspresi ayahnya sangat muram, seolah-olah badai akan datang. Mulutnya yang terbuka menutup lagi. Dia menatap pria itu sejenak dan bertanya dengan lembut, "Ayah, ada apa denganmu?"     

Ji Jinchuan melemparkan koran ke samping, bangkit berdiri, dan naik ke atas. Hal itu membuat Ji Nuo bingung. Ji Nuo memandang Bibi Wu dan bertanya, "Nenek Wu, ada apa dengan ayah?"     

Panggilan telepon tadi berada dalam mode loudspeaker, jadi Bibi Wu mendengar percakapan yang mereka katakan di telepon barusan. Pikirannya sedikit rumit, tapi dia tidak menunjukkannya di depan Ji Nuo. Dia tersenyum sedikit dan berkata, "Mungkin dia sedang memikirkan sesuatu yang tidak menyenangkan."     

Ji Nuo tampak berpikir, kemudian berkata, "Oh…"     

***     

Chen Youran mengeluarkan makanan dari laci penyimpanan. Dia mencuci piring dan sumpit setelah makan lalu keluar dengan membawa tasnya.      

Lin Mo'an keluar dari kamar mandi untuk memberitahu Chen Youran bahwa akan ada hujan badai di malam hari dan memintanya untuk kembali lebih awal. Namun, setelah dia keluar, Chen Youran telah pergi.     

Saat itu, pukul 3 sore ketika Chen Youran tiba di Teluk Nanhai. Untuk menunggunya, Ji Nuo bahkan tidak tidur siang. Chen Youran memasuki ruang tamu dan melihat Ji Nuo tertidur di sofa, kepalanya tampak miring sedikit demi sedikit.     

Bibi Wu melihat Chen Youran datang dan hendak membangunkan Ji Nuo. Namun, Chen Youran segera meletakkan jarinya di bibirnya dan mendesis pelan. Dia berjalan mendekat secara perlahan. Bibi Wu pun menyapanya dengan sebutan 'Nona Chen' menggunakan suara rendah.      

"Dia tidak istirahat dan makan siang?" tanya Chen Youran dengan suara yang lembut.     

"Tuan Kecil terus menunggu Anda dan menolak untuk kembali ke ruang atas," jawab Bibi Wu dengan menggunakan suara yang kecil juga.     

Chen Youran melepas syal di lehernya dan menyerahkan tas yang dipegangnya kepada Bibi Wu. Bibi Wu mengambil alis benda itu dan menyimpannya. Melihat Ji Nuo yang terlihat sangat imut, Chen Youran diam-diam mengaitkan bibirnya. Dia kemudian duduk di sofa dan memeluknya.     

Ji Nuo bergerak untuk menemukan posisi yang nyaman di pelukan Chen Youran lalu kembali tidur. Ketika Ji Nuo benar-benar tertidur pulas, Chen Youran mengangkatnya dengan lembut lalu berjalan menaiki tangga dan mengantarnya kembali ke kamar.     

Sementara itu, Bibi Wu membawa segelas air ke lantai atas. Dia mengetuk pintu setelah tiba di ruang kerja. Dia mendengar pria di dalam menyuruhnya untuk masuk, dia pun mendorong pintu dan masuk ke dalam ruang kerja itu. Dia berjalan mendekat dan meletakkan gelas di atas meja, kemudian memandang Ji Jinchuan yang berdiri di depan jendela.     

"Tuan Muda, Nona Chen ada di sini," ucap Bibi Wu.     

Ji Jinchuan berdiri di depan jendela sembari memegang sebatang rokok di tangannya. Sweater hitam yang dikenakannya berpadu dengan celana kasual dengan warna yang senada. Dia terlihat sangat tampan.     

"Apa yang dia lakukan sekarang?" tanya Ji Jinchuan.     

"Tuan Kecil tertidur di sofa, jadi Nona Chen membawanya kembali ke kamar."     

Wajah Ji Jinchuan tampak lebih tenang dari sebelumnya. Dia berkata dengan suara hangat dan rendah, "Dia harus tinggal di sini untuk makan malam. Jadi, masaklah sesuatu yang dia suka."     

"Baik," jawab Bibi Wu. Matanya melirik Ji Jinchuan. Melihat bahwa pria itu merokok lagi, dia berkata dengan ragu-ragu, "Tuan Muda, dengan kondisi tubuh ini, Anda tidak boleh merokok. Nyonya Besar dan Tuan Muda Kedua secara khusus mengatakan kepada saya kalau saya harus… Mengawasi Anda."     

Ji Jinchuan menekan setengah dari rokok di tangannya ke asbak di ambang jendela dan berkata, "Pergi dan lakukan kesibukanmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.