Nuonuo dan Aku Menunggumu Kembali (3)
Nuonuo dan Aku Menunggumu Kembali (3)
Beberapa menit kemudian, waktu menunjukkan sudah pukul 10. Perawat pun datang untuk membatu Ji Nuo dan Fang Sitong berganti pakaian dengan pakaian steril lalu membawa mereka ke ruang operasi. Chen Youran dan yang lainnya pun mengikuti.
"Jangan takut. Setelah melakukan operasi, kamu bisa pulang dalam beberapa hari," ujar Chen Youran sembari memegang tangan kecil Ji Nuo.
"Bisakah aku melihatmu setelah aku keluar?" Entah apa karena gugup atau takut, tangan Ji Nuo sedikit gemetar.
"Iya, aku akan menunggu tepat di luar ruang operasi." Suara Chen Youran sedikit tercekat.
Setelah Ji Nuo dan Fang Sitong dibawa masuk ke ruang operasi, semua orang menunggu di luar. Ada yang berdiri, ada pula yang duduk. Mereka semua menatap pintu ruang operasi.
Setelah beberapa saat, lampu merah di atas pintu menyala, menandakan bahwa operasi telah dimulai. Proses menunggu adalah hal yang dianggap paling menyebalkan. Ji Jinchuan mengeluarkan rokoknya dari sakunya. Namun, saat melihat tanda dilarang merokok yang dipasang di dinding, dia membawa rokok itu ke koridor yang aman.
Ketika Ji Jinchuan menarik lagi rokok yang kedua, dia mendengar suara sepatu hak tinggi mendekat. Dia menoleh ke samping, itu adalah Chen Youran.
Chen Youran mendekati Ji Jinchuan dan bersandar di dinding sudut koridor. Suaranya yang tidak memiliki emosi terdengar, "Bisakah kamu memberiku satu?"
"Wanita tidak boleh merokok," balas Ji Jinchuan. Saat dia berbicara, asap putih keluar dari bibirnya yang tipis. Asap itu mengelilingi wajahnya yang tampan.
Di bawah pengawasan Lin Mo'an, Chen Youran sudah hampir berhenti merokok. Namun, dia sedikit kesal sekarang, jadi dia juga ingin merokok. Dia tiba-tiba berkata, "Su Ning tidak cocok menjadi ibu untuk Nuonuo."
Ji Jinchuan melirik Chen Youran. Jarinya yang kurus mengentakkan abu di ujung puntung rokok. Dia kemudian bertanya, "Lalu?"
"Kalau kamu benar-benar ingin menikahinya, berikan Nuonuo padaku dan biarkan dia tinggal bersamaku. Kamu bisa mengunjunginya kapan pun kamu mau," ujar Chen Youran, dia mengepalkan tangannya.
Mata Ji Jinchuan tampak dalam dan gelap, sementara wajahnya masih pucat. Dia mengambil sebatang rokok lagi lalu menyalakannya dan membalas, "Bukan hanya aku yang tidak setuju. Bahkan seluruh Keluarga Ji juga tidak akan setuju."
Jari-jari Chen Youran yang mengepal menjadi putih. Dia menoleh, menatap Ji Jinchuan dan berkata, "Aku bisa mengajukan cerai dan memperjuangkan hak asuh Nuonuo."
Mendengar perkataan itu, Ji Jinchuan tersenyum ringan. Matanya setengah terkulai, seolah sedang berusaha menyembunyikan kesuraman perasaannya yang tampak di bagian bawah matanya. Dia berkata, "Ternyata kamu juga tahu kalau kita belum bercerai."
Dada Chen Youran terasa tertahan dan ujung jarinya gemetar. Ji Jinchuan mengangkat pandangan matanya dan menatap Chen Youran. Dia memandang wajah cantik itu. Mata hitamnya tampak tebal dan dalam seperti tinta hitam, tetapi suaranya yang keluar sangat lembut, "Nuonuo dan aku selalu menunggumu kembali."
Chen Youran menatap Ji Jinchuan tanpa ekspresi. Kemudian, Ji Jinchuan melanjutkan, "Ketika kamu kembali, aku tidak harus menikahi Su Ning. Kamu juga tidak perlu khawatir Nuonuo akan dianiaya."
Rokok di antara jari-jari Ji Jinchuan sudah hampir habis. Ujung puntung rokoknya pun sudah tidak menyala merah terang seperti sebelumnya.
Di dalam toilet…
Chen Youran bersandar di wastafel dan memandang pantulan dirinya sendiri tanpa berkedip, seolah-olah dia bisa melihat jiwanya melalui cermin. Sudut matanya sedikit merah, sementara jari-jarinya memegang tepi wastafel dan sedikit menegang sehingga membuat jari-jari itu berwarna tampak memutih. Urat berwarna hijau di tangannya juga menonjol, menunjukkan kemarahannya.
Bagaimana dia bisa dengan mudah mengatakan kalau 'Nuonuo dan aku selalu menunggumu kembali', gumam Chen Youran dalam hati.
Segala sesuatu tentang tahun itu, seolah-olah baru kemarin terjadi bagi Chen Youran. Peristiwa tahun itu jelas muncul di benaknya. Sering kali saat larut malam, dia bermimpi bahwa Ji Jinchuan dan Fang Yaqing menunjukkan wajah jahat dan mengatakan kepadanya, "Kehadiran dirimulah yang membuat kami putus, jadi kamu pantas mendapatkan kehidupan yang kamu jalani hingga hari ini."