Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Masih Peduli Padanya (2)



Dia Masih Peduli Padanya (2)

1Ji Shaoheng mengulurkan tangannya untuk mengambil kotak obat, tetapi kotak itu ditarik kembali oleh perawat. Dia mengangkat alisnya dan melihat perawat itu berkata dengan malu-malu, "Tuan Muda Kedua Ji, bolehkah saya meminta nomor ponsel Anda?"     

Chen Youran melirik samar lalu membuang muka. Ji Shaoheng melihat gerakan Chen Youran. Mengetahui bahwa Chen Youran tidak memiliki respons apa pun, dia tidak bisa menahan perasaan sedikit sedih. Sesaat kemudian, dia mengangkat matanya dan menatap perawat di depannya dengan wajah jahat, "Aku tidak tertarik padamu."     

Wajah perawat itu seketika runtuh. Setelah petugas kebersihan menyapu lantai, mereka pun kemudian pergi.     

Chen Youran melirik Ji Shaoheng, dia berkata dengan suara dingin dan tidak memiliki jejak emosi di wajahnya, "Tuangkan secangkir air dan biarkan sampai suhu airnya sesuai."     

Ji Shaoheng mengambil keuntungan dari kepolosan dan keberadaan Ji Nuo. Dia mengedipkan mata pada keponakannya itu. Ji Nuo pun diam-diam bekerja sama dan memainkan peran centil, "Ranran, Paman Kedua tidak bisa mengurus orang. Ayah terlihat sangat kesakitan. Maukah kamu merawatnya?"     

"Aku tidak biasa mengurus orang." Chen Youran seketika menolak.     

"Bukannya kamu biasanya mengurus Paman Lin?" tanya Ji Nuo.     

"Paman Lin memiliki tangan dan kaki, dia melakukan semuanya sendiri." Chen Youran berkata dengan lemah.     

Ji Nuo memandang Ji Shaoheng, pamannya itu mengedipkan matanya lagi. Tiba-tiba, mulut Ji Nuo berkerut dan matanya berkaca-kaca. Dia menatap Chen Youran dengan mata berair. Dia lalu berkata, "Ranran, tidak baik kalau orang dewasa menipu anak kecil. Kamu bisa memasak dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Bagaimana mungkin kamu tidak bisa mengurus orang?"     

Chen Youran berjalan ke depan dan menyeka air mata dari sudut mata Ji Nuo. Suaranya yang lembut penuh dengan ketidakberdayaan terdengar, "Jangan menangis. Asal kamu tidak menangis, kita bisa mendiskusikan semuanya."     

"Kalau begitu, bantu Paman Keduaku merawat ayahku."     

Ji Nuo baru saja menjalani operasi, Chen Youran harus mempertimbangkan suasana hatinya. Dia ragu-ragu sejenak dan akhirnya dengan enggan berkompromi, "Oke."     

Pada saat yang tepat, pintu kamar pasien didorong terbuka. Xiao Cheng datang sambil memegang dokumen di tangannya. Bibir cantik Chen Youran pun sedikit mengait.     

"Asisten Xiao seharusnya lebih baik dalam merawat orang," kata Chen Youran.     

Ji Shaoheng menepuk dahinya. Dia sudah bersusah payah memainkan drama yang luar biasa barusah, tetapi itu semua dihancurkan oleh kedatangan Xiao Cheng yang tiba-tiba. Dia menggertakkan giginya dan menatap Xiao Cheng sambil tersenyum, "Asisten Xiao, kamu benar-benar berdedikasi hingga bekerja selarut ini."     

Xiao Cheng menatapnya dengan ekspresi suram dan wajah kosong. Dia bertanya, "Bukannya ini waktu yang tepat bagi saya untuk datang?"     

Tentu saja tidak! Bukan hanya Ji Shaoheng yang mengutuk dalam hati, tetapi Ji Nuo juga.     

Chen Youran memandang Ji Shaoheng. Ji Shaoheng pun segera berhenti mengepalkan tangannya dan pura-pura menatap langit-langit. Dia memandang Xiao Cheng lagi dan berkata, "Asisten Xiao, kamu datang pada waktu yang tepat. Presiden Ji sedang sakit dan membutuhkan perawat pribadi."     

Xiao Cheng tiba-tiba menatap Chen Youran. Dia akhirnya mengerti mengapa Ji Shaoheng menatapnya. Namun, bahkan jika dia pergi sekarang, itu sudah terlambat.     

Chen Youran duduk di samping tempat tidur pasien Ji Nuo. Dia meletakkan tangan si kecil yang berada di luar ke dalam selimut dan tidak lagi peduli dengan 'kedipan' antara Ji Shaoheng dan Xiao Cheng.     

Xiao Cheng berjalan perlahan ke depan, meletakkan dokumen di atas meja, dan memandang Ji Jinchuan yang terbaring di tempat tidur pasien. Melihat wajahnya yang pucat dan ada keringat dingin di dahinya, dia menebak bahwa penyakit perut bosnya sedang kambuh.     

Xiao Cheng pun menuangkan secangkir air panas dan membiarkannya hingga hangat. Kemudian, dia mengambil kotak obat di atas meja dan membaca petunjuk penggunaan yang tertera di atasnya dengan cermat. Ketika suhu air hampir sesuai, dia mengambil tiga kapsul sesuai dengan instruksi, kemudian berkata kepada Ji Jinchuan, "Presiden Ji, saatnya minum obat."     

"Minum obat setelah makan. Kalau tidak, perut bisa sakit." Suara tenang Chen Youran terdengar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.