Tidak Sebaik Satu Jarinya (9)
Tidak Sebaik Satu Jarinya (9)
"Pergi dari sini sekarang!" Begitu melihat Su Ning, Ji Jinchuan benar-benar menjadi kesal.
Su Ning gemetar karena raungan Ji Jinchuan. Air mata pun seketika mengalir di matanya. Ji Nuo dan Fang Sitong juga menatap mereka bertiga.
Su Ning menggigit bibirnya dan memandang Ji Jinchuan dengan rasa bersalah, dia berkata, "Aku benar-benar tidak bermaksud begitu."
Ji Jinchuan mengusap alisnya dengan kasar. Wajahnya penuh dengan kemarahan dan ketidaksabaran. Fang Yaqing telah mengenal Ji Jinchuan selama bertahun-tahun dan tahu bahwa jika Su Ning tidak pergi sekarang juga, momen berikutnya pria itu pasti akan mengusirnya.
Fang Yaqing pun memandang Su Ning dan berkata, "Nona Su, silakan pergi dulu."
Su Ning tidak tahu bahwa Fang Yaqing bermaksud baik untuk membantunya. Dia malah memberinya tatapan tajam.
Ji Nuo mendengus dan menyahut, "Ayahku memintamu pergi. Kenapa kamu masih di sini? Dasar wanita tidak tahu malu."
Su Ning menggertakkan gigi, mengepalkan ponsel di tangannya, dan pergi sambil menangis.
Fang Yaqing tidak ingin bertemu dengan Ji Shaoheng lagi. Setelah tinggal sebentar, dia pergi bersama Fang Sitong. Begitu dia keluar dari rumah sakit, dia melihat Su Ning bergegas mendekat dan memelototinya dengan kejam.
"Apa kamu berbicara buruk tentang aku di depannya?" ujar Su Ning.
"Nona Su, tolong jangan menuduh sembarangan." Fang Yaqing mengerutkan kening.
Su Ning baru saja menangis dan matanya masih sedikit merah. Dia menatap Fang Yaqing dengan marah dan berkata, "Lalu kenapa kamu juga pergi sekarang?"
Fang Yaqing tidak peduli dengan celotehan Su Ning yang tidak masuk akal. Dia membawa Fang Sitong ke samping dan melambaikan tangan untuk menghentikan taksi.
Su Ning berjalan ke arahnya dan menghentikannya, dia berkata, "Bicaralah dengan jelas!"
"Nona Su, apa yang kamu inginkan?" tanya Fang Yaqing yang sedikit lelah dengan perilaku Su Ning yang tidak masuk akal.
"Presiden Ji adalah milikku. Jangan coba-coba merebutnya dariku!" kata Su Ning sambil menatap Fang Yaqing.
"Aku tidak akan merebutnya darimu karena dia memang bukan milikmu." Fang Yaqing berkata dengan lemah.
"Cepat atau lambat, dia akan menjadi milikku."
"Ya, kamu sangat muda dan cantik, kondisi keluargamu juga baik-baik saja. Tetapi, di dalam hatinya, kamu bahkan tidak dapat dibandingkan dengan satu jari orang itu," balas Fang Yaqing. Setelah itu, dia membawa Fang Sitong dan melewati Su Ning untuk pergi.
Namun, Su Ning meraih lengan Fang Yaqing dan bertanya, "Jelaskan, siapa yang kamu maksud orang itu?"
Kekuatan Su Ning tidak kecil. Kukunya bahkan menancap ke dalam daging lengannya. Fang Yaqing pun sedikit mengerutkan kening, "Lepaskan aku."
"Jawablah pertanyaanku dulu." Su Ning tidak mau melepaskannya.
Melihat Su Ning menggertak ibunya, Fang Sitong melangkah maju dan memukul Su Ning sambil berkata, "Wanita jahat, jangan ganggu ibuku!"
Su Ning mengangkat kakinya dan menendang Fang Sitong begitu saja. Fang Sitong pun jatuh ke tanah dan telapak tangannya tertusuk batu tajam. Mulutnya berkerut, dia hampir menangis karena kesakitan. Tiba-tiba, sepasang sepatu hak tinggi muncul di matanya. Dia melihat ke atas di sepanjang dua kaki ramping seseorang di depannya.
Chen Youran berjongkok, kemudian membantu Fang Sitong berdiri dan menepuk-nepuk debu dari tubuhnya. Melihat darah di telapak tangan gadis itu, dia sedikit mengernyit, "Apa ini sakit?"
Fang Sitong jelas kesakitan, tetapi dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Terima kasih, bibi."
Akhirnya, Fang Yaqing bisa melepaskan diri dari tangan Su Ning dan bergegas maju untuk memeluk putrinya. Dia segera bertanya, "Tongtong, apa kamu merasakan sakit di suatu tempat?"
"Tidak, Bu. Aku baik-baik saja." Fang Sitong menggelengkan kepalanya.
Chen Youran memandang Su Ning. Wanita muda itu selalu bersikap menjadi wanita yang lembut. Jika dia tidak melihat kelakuan wanita itu dengan matanya sendiri sekarang, dia akan tertipu oleh penampilannya.
Fang Sitong baru berusia lima tahun, tetapi Su Ning bisa dengan tega memperlakukannya begitu kejam. Jika Su Ning benar-benar menikahi Ji Jinchuan di masa depan, mungkin saja Ji Nuo juga akan dianiaya olehnya.
Kulit kepala Su Ning terasa mati rasa oleh tatapan mata Chen Youran yang dingin. Dia menyapanya sembari memunculkan senyum manis di wajahnya, "Nyonya Lin..."