Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Tidak Sebaik Satu Jarinya (4)



Tidak Sebaik Satu Jarinya (4)

3Mendengar suara langkah kaki seseorang keluar di belakangnya, Chen Youran berbalik. Itu adalah Gu Jinchen yang mengikuti mereka. Chen Youran berkata padanya, "Kamu tinggal di sini dulu saja. Hanya kamu yang bisa membujuk Xu Chengyan. Terima kasih atas bantuanmu."     

Gu Jinchen pergi ke Sands Bay Club dengan tergesa-gesa. Ikatan dasi di lehernya sedikit longgar, tidak terlalu ketat. Penampilannya ini tampak sedikit lebih santai. Untungnya, dia bekerja lembur di perusahaan dan lokasinya dekat dengan Sands Bay Club. Jika dia berangkat dari rumah, Qiu Shaoze pasti sudah mati sejak tadi.     

"Jangan khawatir… Menyetirlah dengan hati-hati di jalan. Hubungi aku kalau ada apa-apa," ucap Gu Jinchen.     

"Baiklah…" Chen Youran menganggukkan kepala.     

Kepala Qiu Shaoze terus meneteskan darah. Darah jatuh ke lantai di sepanjang koridor. Kondisinya sedikit mengkhawatirkan. Setelah keluar dari Sands Bay Club, Chen Youran dan Asisten Tang membantu Qiu Shaoze masuk ke dalam mobil. Chen Youran duduk di kursi pengemudi. Tangannya gemetar sehingga dia tidak bisa memasukkan kunci mobil ke dalam lubang setelah mencoba beberapa kali.     

Asisten Tang, yang duduk di kursi penumpang depan, berkata, "Direktur Lin, biar saya saja yang menyetir."     

Chen Youran terus mengatakan pada dirinya sendiri untuk tetap tenang di dalam hatinya. Dia mencoba lagi untuk memasukkan kunci ke dalam lubang. Setelah berhasil, dia menyalakan mobil, keluar dari tempat parkir, dan melaju ke jalan utama.     

Mereka tiba di rumah sakit 20 menit kemudian. Qiu Shaoze dibawa ke ruang gawat darurat, sementara Chen Youran dan Asisten Tang menunggu di luar ruangan.     

"Direktur Lin, apa Anda ingin memberi tahu keluarganya?" tanya Asisten Tang.     

Chen Youran berpikir sejenak dan menggelengkan kepalanya. Hal semacam ini selalu merupakan hal buruk bagi orang tua. Ketika mereka mengetahuinya, mereka pasti akan bergegas datang ke rumah sakit. Itu tidak hanya akan menyebabkan masalah, tetapi juga membuat mereka cemas dan khawatir.     

"Kamu tolong pergi ke mobil dan ambil ponselku."     

"Baiklah…" jawab Asisten Tang. Dia pun mengambil kunci mobil yang Chen Youran berikan lalu pergi. Setelah beberapa saat, dia kembali dan memberinya ponselnya.     

Chen Youran kemudian menghubungi Sun Xiaoxiao. Telepon terhubung dengan cepat.     

"Youran?"     

Takut Sun Xiaoxiao akan begitu khawatir, Chen Youran pun memberikannya peringatan terlebih dahulu, "Aku punya sesuatu untuk dikatakan kepadamu, tetapi kamu tidak perlu khawatir. Kamu harus tetap tenang."     

"Oke, katakanlah."     

"Qiu Shaoze ada di rumah sakit sekarang. Kondisinya tidak terlalu baik."     

Sun Xiaoxiao datang lebih cepat dari yang diduga Chen Youran. Tubuhnya terbalut mantel tebal berwarna hitam. Meskipun dia berjalan dengan kecepatan yang sama seperti biasanya, tetapi wajahnya terlihat cemas.     

"Sudah berapa lama dia ada di dalam?"     

Chen Youran duduk di bangku dengan bekas darah di tangannya. Sebelum Sun Xiaoxiao datang, dia pergi ke toilet untuk membersihkannya. Dia menjawab, "Sudah setengah jam."     

"Apa yang terjadi?" Sun Xiaoxiao tampak sedikit berapi-api.     

"Tetap tenang dan perhatikan anak di dalam kandunganmu," kata Chen Youran yang meliriknya dengan lembut. Kemudian, dia menceritakan apa yang telah terjadi.     

Setelah mendengar semuanya, Sun Xiaoxiao terdiam. Chen Youran hanya bisa berkata dengan lemah, "Mengenai kebenaran masalah ini, kamu bisa bertanya sendiri padanya ketika dia sudah bangun nanti."     

Pintu ruang gawat darurat terbuka, diikuti seorang perawat yang berjalan keluar. Sun Xiaoxiao melangkah maju dan mengadangnya, "Bagaimana kondisinya?"     

"Pasien mengalami pendarahan hebat di paru-paru dan membutuhkan transfusi darah." Perawat itu pergi dengan tergesa-gesa setelah mengatakan itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan sekantong darah dan memasuki ruang gawat darurat lagi.     

"Sebaiknya kamu duduk dan menunggu dengan sabar. Jangan ketika dia sudah baik-baik saja, kamu malah yang sakit," ujar Chen Youran yang memandang Sun Xiaoxiao dengan wajah cemas.     

Entah bagaimana mungkin Sun Xiaoxiao bisa duduk dengan tenang. Dia terus berjalan mondar- mandir di sekitar ruang gawat darurat, membuat mata Chen Youran dan Asisten Tang sedikit bingung.     

Setelah sekitar setengah jam, dokter keluar dari ruang gawat darurat, diikuti oleh dua orang perawat yang mendorong Qiu Shaoze. Sun Xiaoxiao pun segera maju untuk bertanya tentang kondisinya.      

Dokter memberi tahunya secara rinci, "Tiga tulang rusuk di sisi kiri patah dan di bagian belakang kepalanya dijahit sebanyak delapan jahitan. Kali ini, pendarahan di paru-parunya sangat serius. Dia tidak boleh merokok dan minum di masa depan. Kedua tulang jari tangan kirinya patah, dia juga mungkin tidak dapat menahan beban berat di masa depan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.