Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Tidak Sok Tegar (3)



Aku Tidak Sok Tegar (3)

1Pada pukul 11 malam, Chen Youran keluar dari kamar mandi. Ponselnya yang berada di atas meja terus berdering. Dia berjalan dan mengambilnya. Itu adalah telepon dari Chen Shuna. Setelah ragu-ragu selama beberapa detik, dia mengusap layar untuk menghubungkan telepon.     

Setelah telepon terhubung, teriakan Chen Shuna seketika datang dari ujung telepon, "Youran, ayah baru saja… Meninggal."     

Chen Youran merasa seperti disambar petir. Seluruh tubuhnya menjadi kaku seperti batu. Jari-jarinya yang memegang ponsel sedikit mengencang sehingga dipenuhi oleh urat warna hijau.     

Di luar ruang operasi, Chen Shuna menutupi bibirnya dan terisak. Setelah menerima telepon dari rumah sakit, dia bergegas tanpa mengganti pakaiannya. Dia masih mengenakan piyama dan sandal katun yang merupakan pakaian untuk tidur.     

"Apa kamu ingin datang melihatnya untuk terakhir kalinya?" tanya Chen Shuna.     

Chen Youran menjauhkan ponsel dari telinganya dan mematikan sambungan telepon itu. Ponselnya meluncur di sepanjang ujung jarinya hingga akhirnya jatuh ke lantai. Dia pun terjatuh lemas di tempat tidur.     

***     

Hujan turun pada hari Chen Yaoting dimakamkan. Lin Mo'an mengetuk pintu kamar Chen Youran dan bertanya padanya, "Apa kamu benar-benar tidak ingin pergi denganku?"     

"Aku sudah putus hubungan dengannya. Kenapa aku harus pergi?" Chen Youran tersenyum mencibir.     

"Kamu bisa mengantarnya dalam perjalanan terakhirnya sebagai Nyonya Lin," kata Lin Mo'an, yang menatap Chen Youran dengan tenang.     

"Tidak, aku akan pergi ke perusahaan nanti," balas Chen Youran dengan lemah.     

Lin Mo'an tidak lagi memaksa Chen Youran untuk pergi ke pemakaman. Dia pun akhirnya datang ke sana sendirian. Hujan yang turun rupanya membuat banyak pohon tumbang dan berserakan di sekitar sana.     

Setelah perusahaan Keluarga Chen diakuisisi oleh Grup Zhongsheng, Chen Yaoting kembali ke rumah dan tidak memiliki kontak dengan orang-orang di dunia bisnis seperti sebelumnya. Jadi, hari ini hanya ada beberapa orang yang datang melayat dan memberikan doa untuknya.     

Melihat Lin Mo'an datang sendirian, Chen Shuna langsung merasa kecewa. Setelah memberikan penghormatan dan doa untuk Chen Yaoting, Lin Mo'an berjalan mendekat pada Chen Shuna dan berkata, "Nona Chen, aku turut berduka cita…"     

"Presiden Lin, Youran… Dia…" Chen Shuna berkata dengan suara tercekat.     

Lin Mo'an tidak ingin menyembunyikan apa pun, dia berkata, "Dia tidak akan datang."     

Air mata Chen Shuna mengaburkan pandangannya. Sementara itu, Chen Yiyi yang berada di samping Chen Shuna terus memegang tangannya. Gadis kecil itu tidak menangis ataupun berbicara.     

Setelah melayat, Lin Mo'an tidak pergi ke perusahaan, melainkan kembali ke rumah. Ketika mobilnya melaju ke tempat parkir, dia melihat mobil Chen Youran masih ada di sana. Benar saja, seperti yang sudah dia duga, wanita itu tidak pergi ke perusahaan.     

Lin Mo'an akhirnya sampai di unit apartemen mereka, dia melihat Chen Youran duduk di sofa sambil memegang cangkir air di tangannya. Entah apa yang sedang wanita itu pikirkan, tetapi penampilannya tampak linglung. Cangkir yang dipegangnya berada dalam posisi miring, air yang ada di dalamnya pun hampir saja tumpah.     

Melihat hal itu, Lin Mo'an melangkah maju ke depan, mengambil cangkir di tangan Chen Youran, dan menatap wajahnya yang pucat. Merasakan tangannya kosong, Chen Youran terbangun dari lamunannya. Apa yang muncul di matanya adalah pria dengan celana panjang hitam dan kaki ramping. Matanya bergerak ke atas, kemudian dia tersenyum.     

"Kenapa kamu kembali begitu cepat?"     

Lin Mo'an mengangkat lengannya dan melihat arlojinya, "Ini sudah tiga jam sejak aku meninggalkan rumah. Apa menurutmu ini begitu cepat?"     

"Aku lupa waktu sejenak." Setelah mengatakan itu, Chen Youran bangkit berdiri.     

"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Lin Mo'an.     

Chen Youran hanya melewati Lin Mo'an sambil menjawab, "Sudah saatnya pergi ke perusahaan."     

Lin Mo'an meraih pergelangan tangan Chen Youran. Dia mendorongnya kembali ke sofa, meletakkan tangannya di bahunya, dan menatap matanya. Lalu dia berkata, "Jangan sok tegar."     

Meskipun Chen Yaoting tidak pernah bersikap baik pada Chen Youran, tetapi pria itu tetaplah ayah kandungnya. Chen Youran mengatakan bahwa dia tidak peduli secara lisan, tapi di dalam hatinya, dia jelas peduli padanya.     

"Aku tidak sok tegar." Chen Youran melengkungkan bibirnya dan tersenyum. Kemudian, dia berkata dengan nada dingin, "Ketika dia masih hidup, dia tidak pernah memperlakukanku seperti anak kandungnya. Sekarang, saat dia sudah mati, aku tidak perlu bersedih."     

"Kakakmu ingin kamu menemuinya."     

Setelah memberi penghormatan dan doa untuk Chen Yaoting, Lin Mo'an bersiap untuk pergi. Namun, Chen Shuna memanggilnya dan berkata kepadanya, "Presiden Lin, aku harap Anda bisa membantu membujuk Youran untuk datang dan melihat ayahnya. Ayah masih selalu merindukannya sampai dia meninggal. Bujuk Youran agar tidak membencinya lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.