Dia Berbeda dengan Fang Yaqing (1)
Dia Berbeda dengan Fang Yaqing (1)
Lin Mo'an tahu bahwa dia tidak bisa membujuk Chen Youran, jadi dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Sama seperti dia dan Keluarga Lin, mereka semua seperti penyakit di dalam hatinya.
***
Pada pukul 8 malam, Chen Youran belum datang juga ke rumah sakit. Ji Nuo menatap pintu kamar rawat inap dengan penuh harapan.
"Ayah, apa Ranran tidak akan datang hari ini?"
Ji Jinchuan melirik arlojinya. Dia tahu bahwa Chen Yaoting dimakamkan hari ini. Dia juga tidak pergi melayat karena dia tahu Chen Youran tidak akan pergi ke sana. Wanita itu mungkin juga tidak akan datang ke rumah sakit hari ini.
"Mungkin ada hal lain yang harus dilakukan," jawab Ji Jinchuan.
"Hmm…" balas Ji Nuo, yang kemudian mengerucutkan bibirnya. "Dia bilang dia akan datang menemuiku setiap hari."
Ji Jinchuan meletakkan laptop di pangkuannya ke sofa. Kemudian, dia mengambil gelas di atas meja dan meminumnya. Dia berkata, "Kamu harus memberi pengertian untuknya. Orang dewasa memiliki banyak hal untuk dilakukan setiap hari, misalnya masalah pekerjaan."
"Apakah Ranran sangat sibuk seperti ayah setiap hari?" tanya Ji Nuo yang memiliki ekspresi menggemaskan di wajahnya.
"Hampir sama." Ji Jinchuan menjawab dengan ekspresi hangat dan ringan.
"Ayah, kalau kalian menikah nanti, kamu harus berperilaku baik padanya. Jadilah pekerja keras sendiri. Biarkan Ranran tinggal di rumah tanpa harus bekerja."
Benar-benar anak yang baik, batin Ji Jinchuan.
Ji Jinchuan mengangkat bulu matanya dan melirik putranya, "Kenapa begitu? Apa kamu tidak menyayangiku?"
"Wajar bagi pria untuk menghidupi keluarga mereka." Ji Nuo berkata dengan ekspresi serius.
"..." Ji Jinchuan terdiam. Kenapa aku merasa bahwa pikiran-pikiran yang ditanamkan Ji Shaoheng dalam diri Ji Nuo adalah untuk menyerangku sebagai ayahnya? Batinnya.
Di sisi lain, Chen Youran tidak pergi ke perusahaan dan tinggal di rumah sepanjang hari. Sebelum Lin Mo'an keluar, Chen Youran sedang duduk di sofa. Posisi wanita itu ternyata masih sama ketika Lin Mo'an kembali dari kerja.
"Ganti pakaianmu. Aku akan mengajakmu makan malam," ucap Lin Mo'an.
"Aku tidak mau pergi, kamu pergi makan sendiri saja," jawab Chen Youran sembari meletakkan bantal di lengannya.
Melihat ekspresi Chen Youran yang tidak memiliki semangat, Lin Mo'an berkata, "Kalau kamu merasa sedih, pergi dan temui dia. Bagaimanapun juga, dia adalah ayahmu."
Bibir pucat Chen Youran yang menunjukkan keresahan perlahan bergerak, "Aku hanya memikirkan apa dia benar-benar menyesali perbuatannya padaku sedetik sebelum meninggal. Atau, hanya karena memikirkan kata-kata ibuku saat sedang sekarat yang memintanya untuk peduli padaku."
"Faktanya, kamu masih peduli padanya, kan?" Mata Lin Mo'an terfokus pada Chen Youran.
Chen Youran mengerutkan bibirnya yang lembap. Bulu matanya tanpa sadar bergetar, kemudian perlahan terkulai, menutupi matanya yang gelap.
"Kalau kamu tidak ingin makan di luar, aku akan memasak di rumah," sahut Lin Mo'an. Meskipun tidak banyak bahan-bahan di lemari es, tapi bahan yang ada masih memungkinkan untuknya memasak.
Chen Youran terdiam sejenak, mengangkat bibirnya, dan berkata, "Ayo, kita keluar dan makan di luar saja. Aku akan mengganti pakaianku."
"Oke," jawab Lin Mo'an. Dia duduk di sofa dan melepaskan ikatan dasinya.
Chen Youran kembali ke kamarnya dan berganti pakaian. Setelah dia keluar, keduanya langsung pergi ke sebuah restoran tua.
Di luar restoran itu, mereka bertemu Bai Shiyan dan suaminya, Presiden Hu. Setelah menyapa, mereka memasuki restoran. Chen Youran kemudian pergi ke toilet setelah beberapa saat, di mana Bai Shiyan juga sedang memperbaiki riasan wajahnya di sana. Chen Youran melirik wanita itu sekilas lalu memasuki toilet. Dia keluar setelah beberapa saat, menyalakan keran dan mencuci tangannya.
Bai Shiyan tiba-tiba berkata sembari memasukkan kembali pewarna bibir ke dalam tasnya, "Fang Yaqing sudah kembali. Kenapa kamu masih punya waktu untuk makan di sini?"
Air dari keran itu sedikit dingin. Setelah Chen Youran membasuh tangannya, dia mematikan keran dan menarik tisu untuk menyeka bulir air di tangannya. Lalu dia menjawab, "Kenapa aku tidak bisa datang untuk makan malam?"
"Pada tahun-tahun itu, meskipun kamu menang atas diriku dalam pertarungan mendapatkan Presiden Ji, tetapi kamu kalah dari Fang Yaqing. Kali ini, dia kembali dan membawa kembali putri Presiden Ji." Bai Shiyan menoleh ke samping dan menatap Chen Youran, dengan ekspresi yang sangat sombong di wajahnya yang berdandan tebal.