Pergilah Kamu ke Neraka! (2)
Pergilah Kamu ke Neraka! (2)
Ternyata cukup banyak hal yang terjadi setelah dia pergi tahun itu. Sebelumnya, Fang Yaqing berpikir bahwa Chen Youran dan Ji Jinchuan telah menghilangkan kesalahpahaman di antara mereka dan kembali bersama.
"Apa kamu akan menetap dan tidak pergi lagi kali ini?" tanya Bai Shiyan.
"Aku tidak tahu." Fang Yaqing menggelengkan kepalanya.
Bai Shiyan melirik Fang Sitong, yang sedang makan makanan penutup. Dia kemudian bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, "Dia… Bukannya dia benar-benar anak Presiden Ji?"
Fang Yaqing melihat Fang Sitong yang hanya fokus makan dan tidak memperhatikan mereka berdua berbicara. Dia menghela napas lega dengan lembut dan berkata, "Melihat dirimu yang sekarang, beberapa tahun ini tampaknya kehidupanmu berjalan dengan baik."
Bai Shiyan memakai cincin berlian sebesar merpati di tangannya. Aksesoris yang dikenakannya juga penuh dengan permata. Dia terlihat seperti istri orang kaya. Dia menjawab sambil tersenyum malu-malu, "Bisa dikatakan begitu."
Bai Shiyan tidak memiliki kehidupan yang baik seperti Chen Youran. Bahkan walaupun Chen Youran menikah untuk kedua kalinya, Chen Youran masih bisa menikah dengan pria yang muda dan tampan. Dia merasa malu untuk memberi tahu Fang Yaqing bahwa pria yang dinikahinya adalah pria yang lebih cocok untuk menjadi ayahnya.
Melihat kehidupan Bai Shiyan baik-baik saja, Fang Yaqing ikut merasa sangat senang untuknya. Dia berkata, "Kapan kamu akan mengajak suamimu keluar? Ayo, kita makan malam bersama."
Senyum di wajah Bai Shiyan langsung berubah menjadi tidak wajar. Dia pun menjawab dengan acuh tak acuh, "Oke."
***
Setelah selesai makan, Lin Mo'an memanggil pelayan untuk membayar tagihan. Keduanya berpisah setelah keluar dari restoran tersebut. Lin Mo'an pergi ke sanatorium, sementara Chen Youran pulang ke rumah.
Ketika melewati pusat perbelanjaan, Chen Youran berpikir bahwa kebutuhan sehari-hari di rumah hampir habis. Jadi, dia menghentikan mobilnya ke tempat parkir sementara dan memasuki pusat perbelanjaan.
Chen Youran mendorong troli dan berjalan perlahan. Dia berhenti sesekali untuk mengambil apa yang dia butuhkan dari rak dan memasukkannya ke dalam troli. Dia mengambil sebotol sabun mandi, setelah membaca tanggal kadaluarsa dan instruksinya, dia pikir sabun itu cukup bagus. Ketika sedang memasukkannya ke dalam troli, dia melihat seseorang menatapnya.
Chen Youran pun menoleh ke belakang. Dia melihat ada seorang pria yang mengenakan masker dan topi berdiri di ujung area kargo. Melihat dia mendongak ke arahnya, pria itu segera menundukkan kepalanya dan memilih barang-barang di rak.
Chen Youran menatap pria itu dengan seksama. Pria itu menurunkan topinya dan pergi dengan cepat. Dia tidak yakin apa pria itu memang memperhatikan dirinya tadi. Orang-orang di pusat perbelanjaan datang dan pergi silih berganti. Mungkin itu hanya ilusinya, jadi dia tidak mengambil hati dan terus memilih apa yang dia butuhkan.
Setelah berbelanja selama hampir setengah jam, Chen Youran membayar tagihan. Dia keluar dari pusat perbelanjaan dengan membawa barang-barang yang sudah dibelinya. Dia berjalan mendekati mobil, menekan kunci, dan membuka pintu mobil. Dia meletakkan barang-barang di tangannya di kursi penumpang, kemudian memasukkan kunci mobil ke dalam lubang kunci.
Ketika siap untuk menyalakan mobil, Chen Youran melihat empat kata yang ditulis dengan darah di kaca bagian depan mobil di depannya, 'Pergilah kamu ke neraka!'. Pupil matanya tiba-tiba menyipit. Dia dengan cepat mendorong pintu, keluar dari mobil, dan melihat sekeliling. Namun, tidak ada orang yang mencurigakan, hanya ada orang-orang yang terlihat seperti pengunjung biasa di sana.
Chen Youran mengeluarkan ponselnya dari mobil dan memutar sebuah nomor telepon, "Petugas Wang…"
Setengah jam kemudian, Petugas Wang tiba di tempat kejadian. Dia tidak sedang bertugas hari ini, jadi dia tidak mengenakan seragam. Namun, dua orang yang datang bersamanya mengenakan seragam polisi.
Chen Youran menunjuk beberapa kata yang ditulis dengan darah di kaca mobilnya dan menunjukkannya kepada Petugas Wang. Melihat kata-kata yang ditulis dengan darah itu, Petugas Wang dan kedua orang lainnya terkejut.
"Jangan takut," ujar Petugas Wang yang berusaha menghibur Chen Youran.
Chen Youran tampak tenang kecuali wajahnya yang sedikit pucat. Dia mengangguk pelan. Seorang petugas polisi melangkah maju ke depan. Dia menyeka itu darah dengan jarinya, meletakkannya di ujung hidungnya, dan menciumnya. Kemudian, dia melihat kembali ke tiga orang yang lain.
"Petugas Wang, ini hanya cat."