Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Nuonuo Bisa Diselamatkan (1)



Nuonuo Bisa Diselamatkan (1)

0Baru kali ini Ji Nuo akhirnya mendapat teman baru. Melihat Fang Sitong marah, dia pun buru-buru berkata, "Jangan marah… Aku minta maaf padamu. Barusan, aku tidak mengatakannya untukmu."     

Fang Sitong menolehkan kepalanya dan berpikir sejenak. Dia lalu memunculkan senyum lagi di wajahnya dan membalas, "Oke, aku memaafkanmu."     

"Ayo, temani aku bermain," ujar Ji Nuo. Dia merasa hampir berjamur terus berada di rumah sakit. Nada suaranya seperti lilin yang sangat lembut dan memohon.     

Fang Sitong mengambil ransel kecil miliknya dari tangan Fang Yaqing dan mengeluarkan beberapa barang kecil dari dalamnya, seperti papan gambar, bunga saffron merah kecil, gantungan boneka seukuran telapak tangan, dan sebagainya. Dia kemudian berkata, "Ayo, bermain dengan ini… Katakan padaku yang mana yang kamu suka, aku akan memberikannya padamu."     

"Aku juga punya ini," kata Ji Nuo sambil menunjuk bunga merah kecilnya.     

Melihat wajah Ji Nuo yang akhirnya tersenyum dan rukun dengan Fang Sitong, hati Xie Suling sedikit rumit. Apa ini karena hubungan darah? Batinnya.     

Su Ning memandang Fang Yaqing dan mengulurkan tangan padanya dengan berani, "Halo, aku Su Ning."     

"Namaku Fang Yaqing." Fang Yaqing mengangguk ringan.     

Ji Shaoheng datang ke rumah sakit dan mengangkat alisnya ketika melihat Su Ning serta Fang Yaqing ada di sana. Meskipun Ji Jinchuan tidak pernah memedulikan Su Ning dari awal hingga akhir, tetapi dia masih ingin menggunakan satu kalimat untuk menggambarkan situasi saat ini, berkumpulnya kekasih baru dan kekasih lama dalam satu waktu.     

"Tuan Muda Kedua…" Su Ning menyambut Ji Shaoheng dengan senyum manis.     

"Nona Su sering pergi ke rumah sakit, bahkan hampir setiap hari. Apa ada kemajuan?" tanya Ji Shaoheng.     

"Tuan Muda Kedua suka bercanda." Wajah Su Ning tampak malu karena ucapan Ji Shaoheng.     

Ji Shaoheng menutup mata terhadap ekspresi ketidakwajaran di wajah Su Ning dan bertanya, "Apa menurutmu aku bercanda?"     

"Kamu ini berbicara apa!" sahut Xie Suling yang memarahi Ji Shaoheng.     

Ji Shaoheng mengangkat bahu sambil berkata pelan, "Bukannya ini bentuk kepedulian untuk Nuonuo?"     

Setelah itu, Ji Shaoheng melirik Fang Yaqing yang hanya diam. Tatapannya beralih pada kedua anak yang sedang bermain dengan rukun. Mata tajamnya sedikit menyipit. Dia merasa bahwa putri Fang Yaqing benar-benar lucu.     

Sekitar satu jam kemudian, Fang Yaqing dan Fang Sitong berniat pulang. Ketika mereka hendak pergi, Ji Nuo bertanya dengan enggan kepada Fang Sitong, "Apa kamu akan datang lagi besok?"     

Fang Sitong kembali menatap ibunya. Fang Yaqing tampak ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya mengangguk. Fang Sitong pun menoleh dan memandang Ji Nuo, dia berkata, "Iya…"     

Mungkin Ji Nuo sedang dalam suasana hati yang baik. Semangatnya tampak sedikit lebih baik hari ini. Dia pun berkata, "Mari kita lanjutkan bermain bersama besok. Aku akan meminta Paman Kedua untuk membawa semua mainanku."     

"Oke." Fang Sitong tersenyum manis.     

"Kalau begitu, semua sudah beres. Aku akan menunggumu besok," tutur Ji Nuo.     

Setelah Fang Yaqing pergi bersama putrinya, suasana di kamar pasien menjadi sunyi. Wajah Ji Nuo berubah menjadi tampak lelah dan dia perlahan tertidur. Xie Suling menyelipkan selimut di tubuh kecil itu dan pergi ke kamar mandi.     

Su Ning memandang Ji Shaoheng, yang sedang bersandar di kursi sambil menyilangkan kaki dan memegang ponselnya. Dia tidak tahu apa yang sedang pria itu lakukan. Dia bertanya, "Tuan Muda Kedua, apa hubungan antara Nona Fang yang barusan dan Keluarga Ji?"     

Su Ning hanya berpikir bahwa Fang Yaqing adalah salah satu kerabat dari Keluarga Ji. Jika hal itu benar, dia bisa meneleponnya lain kali, meninggalkan kesan yang baik padanya, dan membuatnya membicarakan kebaikannya di depan Ji Jinchuan di masa depan.     

Ji Shaoheng tidak mendongak ke atas dan langsung menjawab dengan santai, "Dia mantan istriku."     

Su Ning tercengang sejenak dan berkata, "Kenapa aku belum pernah melihatnya sebelumnya?"     

"Dia baru saja kembali dari luar negeri," jawab Ji Shaoheng sambil terus menatap ponsel, melihat pasar saham.     

"Putrimu sangat cantik," puji Su Ning.     

"Siapa bilang itu putriku?" Ji Shaoheng mencibir.     

Su Ning benar-benar terpana kali ini. Setelah kembali bisa bereaksi, dia bertanya, "Apa gadis kecil itu anak dari mantan istrimu dan suaminya yang sekarang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.