Fang Yaqing Kembali (9)
Fang Yaqing Kembali (9)
Setelah memasuki lift, Ji Shaoheng, yang berdiri di dekat pintu masuk lift, menekan tombol ke bawah. Ketiga orang itu awalnya berjarak beberapa langkah. Namun, lift selalu berhenti hampir pada setiap lantai. Orang-orang masuk dan membuat Fang Yaqing serta Fang Sitong mendekat ke sisi Ji Shaoheng. Fang Sitong kebetulan berdiri di antara mereka. Jadi, mereka tampak seperti keluarga dengan anggota tiga orang.
Lift akhirnya sampai di di lantai pertama, orang-orang di dalamnya keluar satu demi satu. Ji Shaoheng mengikuti Fang Yaqing dan juga anak perempuannya.
Ketika mereka sampai di halaman rumah sakit, Fang Yaqing setengah membungkukkan tubuhnya dan berkata kepada Fang Sitong, "Tongtong, kamu pergi dan bermain sendiri dulu, ya. Paman dan ibu memiliki sesuatu untuk dibicarakan."
Fang Sitong mengangguk tanda mengerti dan langsung berlari.
Di awal musim dingin, sinar matahari bersinar tipis, dengan sedikit kehangatan. Banyak orang membawa pasien untuk berjemur di bawah sinar matahari di halaman rumah sakit itu. Ji Shaoheng memandang Fang Sitong, yang sedang bermain sendirian beberapa meter jauhnya, tatapannya lalu kembali pada Fang Yaqing. Senyum penuh aura roh jahat dari bibirnya sangat menginspirasi.
"Setelah bertahun-tahun, aku tidak menyangka putrimu sudah menjadi begitu besar. Secara hukum, kita masih pasangan suami istri. Menurutmu, putrimu harus memanggilku ayah atau Paman Kedua?"
Fang Yaqing mengencangkan jarinya dan berkata, "Tongtong tidak ada hubungannya denganmu!"
"Aku tidak akan mau membantu orang lain membesarkan anak. Bahkan walaupun itu adalah anak dari kakakku." Ji Shaoheng melirik Fang Yaqing dengan wajah buruk. "Ayo, kita pergi ke Biro Catatan Sipil untuk melakukan formalitas perceraian suatu hari nanti."
"Oke." Begitu Fang Yaqing melihat wajah Ji Shaoheng, dia memikirkan siksaan dan penderitaan yang dideritanya pada tahun-tahun itu. Dia mengangguk tanpa penolakan sedikit pun.
Fang Yaqing menjawab dengan santai, seperti yang diduga olehnya. Ji Shaoheng kemudian berkata, "Walaupun kamu telah melahirkan putri dari kakakku, Keluarga Ji tidak akan lagi mau menerimamu. Selama bertahun-tahun, yang ada di dalam hati kakakku hanya Chen Youran. Jadi, kamu jangan memikirkan hal yang tidak-tidak."
Fang Yaqing menekan gejolak batinnya dan membalas, "Kalau Ji Jinchuan tidak meneleponku dan meminta bantuanku, aku tidak akan berencana untuk kembali ke Kota A."
"Aku akan memberitahumu ketika aku punya waktu." Ji Shaoheng menatap Fang Yaqing sejenak, kemudian pergi.
Setelah Ji Shaoheng menghilang di depan matanya, Fang Yaqing menghela napas lega. Dia mengendurkan jari-jarinya dan merasakan telapak tangannya sedikit basah. Tampaknya, setelah bertahun-tahun pun, dia masih belum bisa mengatasi rasa takutnya pada Ji Shaoheng.
***
Pada malam hari, Chen Youran datang ke rumah sakit. Ji Nuo lalu bercerita dengan gembira padanya, "Ranran, aku mendapat teman baru hari ini."
Melihat ekspresi gembira di wajah kecil yang pucat itu, Chen Youran juga merasa senang untuknya. Dia bertanya, "Benarkah?"
Ji Nuo mengangguk dan berkata, "Kalau tidak percaya, tanya saja pada ayahku."
Chen Youran melirik pria yang sedang mengerjakan sesuatu pada laptop di sofa, mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa. Melihat Ji Jinchuan yang sibuk dan tidak punya waktu untuk berbicara dengan mereka, Ji Nuo lalu berkata, "Paman Kedua juga tahu."
Ji Shaoheng yang namanya ikut disebut-sebut seketika merasa sedikit bingung. Namun, Chen Youran tidak bertanya kepada keduanya, dia hanya berkata dengan lembut, "Bagaimana kalian bisa berteman?"
"Dia adalah putri dari seorang bibi. Hari ini, mereka datang untuk menemuiku," jawab Ji Nuo.
"Setelah kamu sembuh, kamu bisa mendapatkan lebih banyak teman." Chen Youran meletakkan tasnya dan duduk di samping tempat tidur pasien.
"Bisakah aku bermain dengan mereka?" tanya Ji Nuo.
"Tentu saja." Wajah Chen Youran menunjukkan ekspresi lembut.
"Kalau begitu, aku harus segera sembuh."
Mendengar kalimat ini, hati Chen Youran tiba-tiba menjadi tidak nyaman. Suaranya bahkan tercekat selama beberapa saat. Kemudian, dia berkata, "Ketika kondisimu sudah lebih baik, aku akan membawamu ke mana pun kamu ingin pergi."
"Ranran, kamu sangat baik." Wajah Ji Nio penuh dengan kebahagiaan.