Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Fang Yaqing Kembali (8)



Fang Yaqing Kembali (8)

1Setelah menunggu beberapa menit, dokter keluar dan memberi tahu mereka bahwa hasil tes baru akan keluar tiga hari kemudian. Jadi, beberapa orang itu pergi ke kamar pasien.     

Melihat mereka kembali, Xie Suling bertanya, "Kenapa begitu cepat?"     

Ji Shaoheng memimpin dan menjawab dengan santai, "Hasil tes akan keluar dalam waktu tiga hari."     

Wajah Xie Suling tiba-tiba berubah ketika melihat Fang Yaqing mengikuti di belakang beberapa orang yang lain. Namun, dia tidak menunjukkannya terlalu jelas dan tidak ingin kehilangan sikap mulianya.     

Ji Jinchuan melangkah maju dan memeluk Ji Nuo. Suara rendahnya yang dipenuhi dengan kelembutan terdengar, "Nuonuo, ini Bibi Fang dan adik perempuan, Tongtong."     

Keadaan Ji Nuo semakin buruk akhir-akhir ini. Wajahnya bahkan menjadi pucat pasi. Dia lalu menyapa mereka dengan lemah, "Bibi Fang, Adik Tongtong…"     

Fang Yaqing melangkah maju dan berdiri di depan tempat tidur pasien. Ketika Ji Nuo masih kecil, dia tidak terlalu menyukainya karena Chen Youran memiliki hubungan dengan Ji Jinchuan, bahkan dia sempat memiliki ide untuk menyakiti anak ini. Namun, dia juga ibu dari seorang anak sekarang. Melihat Ji Nuo seperti ini, nalurinya sebagai ibu seketika keluar. Dia menatapnya dengan penuh kesedihan.     

"Nuonuo, aku Bibi Fang. Aku akan menemanimu selama beberapa saat," tutur Fang Yaqing. Kemudian, dia melambaikan tangan pada Fang Sitong. Si kecil melangkah maju ke depan lalu meraih tangan ibunya dan menatap Ji Nuo dengan beberapa kedipan.     

Fang Yaqing membawa Fang Sitong ke samping tempat tidur pasien dan berkata dengan lembut, "Tongtong hanya satu tahun lebih muda darimu. Kalau kamu bosan di rumah sakit, biarkan dia bermain denganmu, oke?"     

Ji Nuo memandang Fang Sitong sejenak, kemudian kembali memandang Fang Yaqing dan berkata, "Terima kasih, Bibi Fang…"     

Fang Sitong mengaitkan jari Ji Nuo yang berada di luar selimut dan bertanya padanya, "Kakak, apa kamu sakit?"     

Ji Nuo tidak memiliki semangat. Keadaannya saat ini menunjukkan bahwa dia sedang kesakitan. Dia hanya menganggukkan kepalanya.      

"Apa kamu takut disuntik setiap hari?" tanya Fang Sitong lagi. Ji Nuo masih mengangguk sebagai jawaban.     

"Kamu harus berani, seperti aku." Fang Sitong mengulurkan tangan kanannya dan mengangkat lengan bajunya. Ada titik merah kecil di lengan rampingnya yang seputih salju. "Kamu tahu, aku tidak menangis saat diambil darah barusan."     

Ji Nuo mengulurkan tangan kiri dan kanannya. Punggung tangannya penuh lubang kecil, yang berwarna biru lebam dan menyedihkan. Dia berkata, "Aku disuntik setiap hari dan itu rasanya menyakitkan. Kamu kan hanya disuntik sesekali."     

Fang Sitong tidak menunjukkan terlalu banyak rasa takut, tetapi berkata dengan sangat hangat, "Aku akan memberimu semangat, jadi itu tidak akan terasa sakit."     

Kemudian, Fang Sitong mencondongkan tubuhnya ke depan dan memberikan tiupan beberapa kali pada tangan Ji Nuo. Meskipun tidak berhasil mengurangi rasa sakitnya sama sekali, tetapi Ji Nuo mengucapkan terima kasih atas niat baik gadis kecil itu.     

"Apa kita bisa berteman?" tanya Ji Nuo. Sejak dia dirawat di rumah sakit, dia tidak punya teman. Anak-anak tanpa teman bermain adalah yang paling mungkin merasakan kesepian.     

Fang Sitong tersenyum manis padanya dan berkata, "Oke!"     

"Namaku Ji Nuo. Siapa namamu?"     

Fang Sitong memperkenalkan dirinya dan menjelaskan kata demi kata, "Namaku Fang Sitong. Fang dari Fāngyuán (lingkaran), Si dari Sīniàn (menghargai kenangan), Tong dari Hóngtōngtóng (merah cerah)."     

"Kita akan menjadi teman di masa depan," tutur Ji Nuo.     

Fang Sitong menjulurkan lidahnya yang merah muda dan kecil ke arah Ji Nuo. Dia terlihat imut sekaligus aneh. Kemudian, dia melangkah kembali ke sisi ibunya dan berdiri diam.     

Melihat putrinya begitu pintar, Fang Yaqing sangat lega. Dia lalu mengusap kepalanya dengan lembut. Keduanya tidak tinggal lama di kamar itu hingga akhirnya pergi. Begitu mereka meninggalkan kamar pasien, Ji Shaoheng mengikuti mereka keluar.     

"Fang Yaqing!"     

Fang Yaqing menghentikan langkah kakinya. Dia meraih tangan Fang Sitong dan sedikit gemetar karena teriakan Ji Shaoheng.     

Ji Shaoheng dengan cepat berjalan mendekatinya. Dia melirik Fang Sitong sekilas dan berkata tanpa ekspresi di wajahnya, "Aku akan mengantarkanmu turun."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.