Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Fang Yaqing Kembali (6)



Fang Yaqing Kembali (6)

0Ji Jinchuan tidak menyembunyikannya dari orang tuanya. Bahkan jika dia tidak memberi tahu mereka sekarang, mereka akan tahu besok. Dia tidak bisa menyembunyikannya. Dia mengangguk dan berkata, "Iya."     

Ji Yangkun menanyakan kata-kata yang sama dengan Ji Shaoheng, "Bagaimana kamu akan menyelesaikannya?"     

"Aku membiarkan mereka kembali hanya untuk mencocokkan sumsum tulang belakang untuk Nuonuo, kemudian meminta mereka pergi lagi." Ji Jinchuan berkata dengan wajah hangat.     

Meskipun anak Fang Yaqing adalah keturunan Keluarga Ji, tetapi jika anak itu dibawa kembali ke kediaman utama Keluarga Ji, skandal tahun itu akan terungkit lagi. Selama bertahun-tahun, skandal ini secara bertahap dilupakan oleh publik dengan berlalunya waktu dan tentu saja tidak boleh terungkit kembali.     

"Setelah pencocokan sumsum tulang, entah cocok atau tidak, beri mereka sejumlah uang. Kemudian, kembalikan mereka ke tempat mereka berasal lagi," ujar Ji Yangkun dengan ekspresi wajah bermartabat.     

Ji Jinchuan tahu apa yang dikhawatirkan oleh ayahnya, dia pun berkata, "Soal itu adalah kebebasan mereka berdua, aku tidak bisa ikut campur."     

Ji Yangkun yang sangat tidak puas dengan sikap Ji Jinchuan berkata dengan tegas, "Kalau dia mengancammu dengan anaknya dan memintamu untuk menikahinya, apa kamu akan bertanggung jawab atas ibu dan anak itu?"     

"Tidak akan." Ji Jinchuan berjanji pada ayahnya.     

Pada pukul 10 malam, Ji Jinchuan baru saja berhasil membujuk Ji Nuo untuk tidur. Ponselnya tiba-tiba berdering. Dia melirik nama yang tertera di layar. Kemudian, dia berjalan ke balkon untuk menghubungkan telepon.     

"Kamu belum tidur?" tanya Ji Jinchuan.     

"Karena baru saja pulang dari perjalanan jauh, aku masih merasa sedikit tidak nyaman." Fang Yaqing yang sudah memakai piyama sedang duduk dengan bersandar di kepala tempat tidur. Sementara itu, Fang Sitong sedang tidur di sampingnya.      

"Apa kamu di rumah sakit?" tanya Fang Yaqing.     

"Ehm…" Ji Jinchuan memberi jawaban samar, lalu bertanya, "Apa anakmu sudah tidur?"     

"Dia sudah tidur." Fang Yaqing melirik putrinya, dia lalu meletakkan ponselnya di bahunya dan merapikan selimut pada tubuh anaknya. "Apa kamu tidur di rumah sakit setiap malam?"     

"Ehm…" Ji Jinchuan menjawab dengan nada yang tidak dingin maupun hangat.     

Khawatir membangunkan putrinya, Fang Yaqing mengangkat selimut dan turun dari tempat tidur. Dia mengenakan sandalnya dan berjalan ke depan jendela. Dia berkata, "Bagaimanapun juga, tubuhmu bisa menderita kalau terus seperti ini, kan? Kamu bisa meminta pelayan menjaga di rumah sakit atau menyewa perawat."     

"Kalau tidak ada yang perlu dilakukan, istirahatlah lebih awal." Ji Jinchuan berkata dengan nada hangat.     

Fang Yaqing tercekik oleh ucapan Ji Jinchuan. Hatinya samar-samar dipenuhi dengan rasa kesedihan. Dia bergumam, "Oke, kamu juga istirahatlah lebih awal."     

Ji Jinchuan menutup telepon dan menurunkan ponselnya dari telinganya. Dia lalu berbalik untuk kembali memasuki kamar pasien.     

***     

Keesokan paginya…     

Ji Jinchuan meminta Xiao Cheng untuk menjemput Fang Yaqing dan anak perempuannya. Ketika membuka pintu, Fang Yaqing melihat bahwa tidak ada seorang pun di kursi penumpang belakang. Dia melirik kursi penumpang yang kosong dan bertanya, "Di mana dia?"     

"Presiden Ji sudah menunggumu di rumah sakit," jawab Xiao Cheng.     

Fang Yaqing tertegun sejenak. Kemudian, dia menganggukkan kepalanya dengan ringan dan memeluk Fang Sitong untuk masuk ke dalam mobil.     

Setelah tiba di rumah sakit, Xiao Cheng menghentikan mobil. Fang Yaqing pun membawa putrinya masuk ke dalam rumah sakit dan melihat Ji Jinchuan bersandar di salah satu pilar sedang menunggu mereka.     

Setelah mendekat, Fang Sitong memberinya senyum manis hingga memperlihatkan giginya yang putih, "Halo, Paman…"     

"Tongtong benar-benar anak yang baik." Wajah pucat Ji Jinchuan memunculkan senyum dangkal.     

"Apa kamu sudah lama menunggu?" tanya Fang Yaqing.     

Ji Jinchuan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ayo, masuk."     

"Ehm…" jawab Fang Yaqing. Lalu dia menggandeng Fang Sitong di belakangnya.     

Fang Sitong memandangi para dokter dan perawat berjas putih yang lewat. Dia mendongak dan bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, "Bu, apa yang kita lakukan di rumah sakit?"     

Ji Jinchuan yang berjalan memimpin di depan seketika menghentikan langkah kakinya dan melihat kembali ke Fang Yaqing, "Apa kamu tidak memberitahunya?"     

Fang Yaqing menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, aku akan menunggu sampai hasilnya keluar. Kalau pencocokan sumsum tulang belakang berhasil, baru aku akan memberi tahu dia kapan perlu melakukan transplantasi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.