Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Fang Yaqing Kembali (1)



Fang Yaqing Kembali (1)

0Lin Mo'an menatap wajah Chen Youran yang semakin pucat dan tidak berkata apa-apa lagi. Chen Youran harus menghadapi penghalang yang ada di hatinya itu sendiri. Mungkin rumahnya sekarang ini bisa menjadi tempat berlindung yang aman untuknya, tapi itu tidak bisa menyembuhkan rasa sakit di hatinya.     

Lin Mo'an mengangkat kaki Lin Xia dan meletakkannya di atas kakinya. Air dari kaki Lin Xia membasahi celananya, tetapi Lin Mo'an tidak memiliki rasa jijik sama sekali. Sebaliknya, dia menyeka air di kakinya dengan perlahan-lahan.     

Chen Youran menjadi tenang dan berkata, "Biarkan aku yang memandikannya."     

Lin Mo'an tahu bahwa Chen Youran memiliki sesuatu yang dipikirkan dalam benaknya. Pada saat ini, wanita itu pasti sedang berada dalam suasana hati yang sulit. Dia pun tidak ingin memberinya masalah, jadi dia berkata, "Tidak usah, kamu pergi untuk beristirahat saja."     

***     

Sebuah Maybach hitam berhenti di luar Graceland Mansion. Melihat mobil Chen Youran yang telah pergi jauh, hati Ji Jinchuan seolah penuh dengan kepahitan. Dia membungkuk untuk mengambil sebatang rokok dari dasbor mobil. Hanya ada dua batang rokok yang tersisa, dia pun mengeluarkan satu dan menyalakannya. Asap mengepul dari hidung dan bibirnya yang tipis.     

Sesaat kemudian, ponsel Ji Jinchuan berdering. Dia mengambil ponselnya lalu tanpa melihat siapa itu, dia menghubungkannya secara langsung.     

Suara lemah Ji Nuo terdengar dari seberang sana, "Ayah, apa kamu akan datang ke rumah sakit malam ini?"     

Ji Jinchuan meletakkan tangannya yang memegang rokok pada kaca jendela yang diturunkan. Ujung puntung rokoknya menjadi merah karena embusan angin dingin. Dia menjawab, "Mungkin akan sedikit terlambat."     

"Oh..." Ji Nuo yang sangat bijaksana berkata, "Ayah, kalau terlalu sibuk, kamu tidak perlu datang. Paman Kedua ada di sini bersamaku. Pulanglah dan beristirahatlah sesegera mungkin…"     

Suara Ji Nuo tidak sekuat dan seceria sebelumnya. Ji Jinchuan yang mendengarnya tiba-tiba merasakan sakit di ujung hatinya. Sudut matanya pun terasa sangat perih. Dia berkata dengan suara serak, "Minta Paman Kedua untuk menceritakan sebuah kisah dan pergilah tidur setelah mendengarkannya."     

"Baiklah," jawab Ji Nuo.     

Panggilan telepon itu berakhir. Ji Jinchuan melemparkan ponselnya ke atas dasbor mobil. Rokok di antara jari-jarinya yang tertiup angin telah terbakar lebih dari setengahnya. Dia menyelesaikan merokok dalam dua isapan lalu memutar puntung rokok dan menyalakan satu lagi. Dia berpikir sambil merokok. Matanya tampak gelap dan dingin.     

Setelah selesai merokok, Ji Jinchuan mengangkat lengannya dan melihat jam di tangannya. Saat itu, sudah pukul 11 malam dan masih pukul 4 sore di Paris. Dia mengambil ponselnya dan mencari nomor telepon yang tidak pernah dihubunginya lagi.      

Setelah telepon terhubung, suara wanita yang sedikit terkejut dan hangat terdengar, "Jinchuan?"     

Kaca jendela mobil Ji Jinchuan masih terbuka. Angin dingin masuk dan mengaburkan asap rokok di dalam mobil itu. Dia berkata dengan serak yang bercampur dengan kesejukan dan sentuhan kelelahan, "Aku ingin kamu membantuku…"     

***     

Ji Jinchuan membuka pintu kamar pasien. Ji Nuo ternyata sudah tidur, sedangkan Ji Shaoheng sedang duduk di kursi samping tempat tidur pasien sambil menyelipkan selimut di tubuh kurus anak itu.     

Ji Shaoheng melirik ke belakang dan melihat bahwa kakaknya datang. Dia berkata, "Bukannya dia sudah menyuruhmu untuk tidak datang ke sini?"     

"Aku lebih suka tinggal di rumah sakit," tutur Ji Jinchuan. Meskipun ada pelayan di rumah, tetapi dia masih tetap merasa kesepian. Jadi, dia merasa lebih baik tinggal di rumah sakit, agar dia bisa menjaga Ji Nuo.     

"Kamu tidak perlu khawatir tentang keadaan di rumah sakit. Aku akan merawat Nuonuo dengan baik." Ji Shaoheng melirik ekspresi lelah di wajah kakaknya. Dia sedikit ragu-ragu, tetapi akhirnya berkata, "Aku punya sesuatu untuk diberitahukan kepadamu…"     

Ji Jinchuan duduk di sofa dan bersandar lelah di kursi belakang. Dia mengangkat tangannya dan menekan bagian tengah alisnya, "Ada apa?"     

"Aku meminta Yan Hao untuk menemukan keberadaan Fang Yaqing. Kalau anaknya masih hidup, mungkin dia bisa menyelamatkan Nuonuo," ujar Ji Shaoheng.     

Awalnya, Ji Shaoheng ingin mencari Fang Yaqing untuk memastikan apakah anak itu dilahirkan atau tidak. Kemudian, dia memberi tahu semua orang, agar tidak merasa khawatir.     

Setelah mendengar ini, ekspresi Ji Jinchuan tetap sama dan tidak berubah. Dia menyingsingkan lengan bajunya hingga setengah bagian, memperlihatkan jam tangannya yang indah dan mahal serta otot lengan bagian bawahnya yang kuat.     

"Tidak usah mencarinya. Dia akan kembali ke Tiongkok dalam waktu dekat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.