Youyou, Itu Semua Salahku (1)
Youyou, Itu Semua Salahku (1)
Chen Youran terus gemetar dengan menggenggam lembar hasil pemeriksaan di tangannya. Dia berjalan keluar dari Departemen Obstetri dan Ginekologi dengan linglung dan wajah sepucat salju. Dia tidak bisa memperhatikan atau mendengar suara bising dari orang-orang yang berlalu lalang di telinganya, hanya kata-kata dokter yang terus bergema di benaknya.
Kabut berangsur-angsur berkumpul di bagian bawah mata Chen Youran, mengaburkan pandangannya. Dia bahkan tidak bisa melihat jalan di depan. Ketika dia sampai di lift, lift terbuka dengan diikuti suara dentingan. Sun Xiaoxiao dan Qiu Shaoze keluar dan melihat Chen Youran yang menunggu di luar lift.
Ketika mereka melihat wajah Chen Youran yang pucat, Qiu Shaoze bertanya, "Ada apa denganmu?"
Chen Youran menekan kabut air yang muncul dari bagian bawah matanya. Sudut matanya sedikit merah karena kesedihannya. Dia menggelengkan kepalanya, dengan cepat melangkah ke lift, kemudian menekan tombol penutup pintu.
Saat pintu lift tertutup, Qiu Shaoze dan Sun Xiaoxiao tidak lagi melihat Chen Youran dan tidak mendengar tangisannya. Chen Youran tidak ingin orang lain melihat penampilannya yang menyedihkan.
Setelah berjalan keluar dari rumah sakit, ponsel Chen Youran terus berdering. Dia mengeluarkannya dari tasnya dan menemukan bahwa itu adalah telepon dari Ji Jinchuan. Matanya menjadi panas dan kabut naik lagi. Dia ragu-ragu sejenak dan akhirnya menekan tombol 'tolak'.
Chen Youran beralih ke sebuah nomor dan melakukan panggilan. Setelah telepon terhubung, dia berkata, "Nyonya Ji, mari kita bertemu…"
Setelah mendengar suaranya, Xie Suling berkata dengan suara sangat dingin, "Aku tidak punya waktu."
"Ini tentang Nuonuo." Chen Youran tidak memberi Xie Suling ruang untuk berpikir. Dia langsung menyebutkan nama kafe di dekat rumah sakit, kemudian menutup telepon.
***
Dua panggilan pertama tidak dijawab dan panggilan ketiga berdering hanya beberapa detik sebelum ditolak. Ketika Ji Jinchuan menelepon untuk keempat kalinya, terdengar suara yang menginformasikan bahwa telepon sedang sibuk.
Ji Jinchuan mengepalkan tangannya dan menghantamkannya di kemudi mobil. Melihat gedung di seberang jalan, dia berpikir bahwa Chen Youran ada di sana. Dia juga berpikir bahwa betapa seriusnya wanita itu di tempat kerja. Selain itu, ucapan 'Anak itu tidak bisa diselamatkan' terus bergema di telinganya. Matanya seketika tampak diselimuti kabut putih.
Setelah menunggu beberapa detik, Ji Jinchuan menelepon Chen Youran lagi. Namun, kali ini ponselnya tidak aktif. Dia akhirnya beralih menghubungi Lin Mo'an. Setelah telepon terhubung, dia berkata langsung ke intinya, "Aku ingin bertemu dengannya. Aku ada di lantai bawah perusahaanmu sekarang."
Lin Mo'an terkejut saat menerima panggilan dari Ji Jinchuan. Dia berkata dengan suara dalam dan dingin, "Dia tidak datang ke perusahaan hari ini."
"Dia pergi ke mana?" tanya Ji Jinchuan.
"Dia memiliki ruang pribadinya sendiri. Baik kamu maupun aku tidak memiliki hak untuk ikut campur," kata Lin Mo'an dengan emosi yang samar.
***
Sebuah kafe di dekat rumah sakit…
Setelah Chen Youran menunggu lebih dari 10 menit, Xie Suling datang dan duduk di seberangnya. Keduanya memesan kopi. Setelah pelayan pergi, Xie Suling menatap Chen Youran dengan dingin dan berkata, "Kalau bukan karena Nuo Bao, aku tidak akan mau untuk datang."
Bibir Chen Youran sedikit bergerak. Dengan senyum dingin, dia berkata, "Aku juga sama."
Xie Suling tersedak oleh perkataan Chen Youran. Wajahnya pun sedikit buruk untuk sesaat. Dia kemudian berkata, "Kalau ada yang ingin kamu katakan padaku, cepat katakan. Nuo Bao masih menungguku untuk kembali."
Chen Youran mengambil tas tangannya dan meletakkannya di pangkuannya. Dia membuka ritsletingnya, mengeluarkan hasil pemeriksaannya dari dalam, dan mendorongnya ke sepanjang meja hingga berada tepat di depan Xie Suling.
Xie Suling melirik benda di atas meja sejenak dan beralih menatapnya lagi. Chen Youran mengangkat dagunya dan memberi isyarat agar dia melihat isi di dalamnya. Xie Suling pun mengambil hasil pemeriksaan di atas meja. Setelah membacanya, wajahnya tiba-tiba berubah. Dia menatap Chen Youran dengan tercengang.