Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Ternyata Mereka Sudah Punya Anak (3)



Ternyata Mereka Sudah Punya Anak (3)

2"Jangan paksa aku," kata Ji Jinchuan dengan pelan.     

"Apa yang akan terjadi pada Nuonuo kalau aku tidak memaksamu?" Dada Xie Suling naik turun karena marah. "Apa kamu benar-benar mengorbankan putramu hanya untuk Chen Youran? Kalau kamu tidak cepat-cepat menyelamatkannya, hidupnya akan hancur di tanganmu."     

***     

Lin Mo'an pergi ke sanatorium untuk menemui Lin Xia setelah bekerja dan tinggal selama hampir 2 jam sebelum kembali ke rumah. Di luar taman Graceland Mansion yang elegan, dia melihat Maybach hitam berhenti di pinggir jalan. Ji Jinchuan bersandar di badan mobil, dengan postur tinggi dan ramping. Terdapat sebatang rokok di antara jari-jarinya, cahaya merah kecil menyala samar-samar.     

Melihat mobil Lin Mo'an, Ji Jinchuan mengambil langkah panjang dan berjalan cepat. dia mengangkat tangannya dan mengetuk jendela mobil itu. Lin Mo'an pun menurunkan jendela dan menatap mata cerah pria itu. Meskipun dia heran, tetapi dia tidak mengambil inisiatif untuk berbicara lebih dulu.     

Ji Jinchuan memadamkan rokok di tangannya. Cahaya terang di belakangnya membuatnya tampak seperti siluet seorang pria yang memiliki wajah tampan. Dia berkata dengan suara hangat dan serak, "Mari kita bicara."     

"Apa kita perlu pindah tempat?" Lin Mo'an juga merasa bahwa keduanya harus berbicara dengan baik.     

Ji Jinchuan menganggukkan kepalanya. Kemudian, dia berjalan kembali ke Maybach hitam miliknya dan mengemudikan mobil untuk putar balik. Lin Mo'an mengikutinya di belakang.     

20 menit kemudian, mobil berhenti di tepi sebuah lapangan luas yang sepi.     

Ji Jinchuan turun dari mobil dan bersandar di badan mobil. Dia kembali mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya untuk menyalakannya. Kemudian, dia menyerahkan kotak rokok kepada Lin Mo'an yang maju ke depan.      

Lin Mo'an menggelengkan kepalanya dan tersenyum santai, "Presiden Ji tampaknya sedang dalam suasana hati yang buruk."     

Dagu Ji Jinchuan tampak kencang dan tegas. Matanya tampak gelap dan dalam, terlihat ada emosi tersembunyi yang tampak di antara alisnya. Dia berkata, "Kondisi Nuonuo memburuk."     

Lin Mo'an tercengang. Dia segera mengeluarkan ponselnya dari sakunya dan menelepon Chen Youran. Telepon berdering cukup lama hingga akhirnya terhubung.     

"Kamu ada di mana?" tanya Lin Mo'an.     

"Di rumah." Nada suara Chen Youran terlalu tenang, bercampur dengan rasa sakit yang ditekan.     

"Apa kamu benar-benar di rumah?"     

"Tidakkah kamu mendengar suara televisi? Ini aku sedang menonton."     

Barusan, Lin Mo'an juga mendengar suara televisi. Setelah memastikan bahwa Chen Youran ada di rumah, dia menghela napas lega. Selama berada di rumah, paling-paling wanita itu hanya bisa menangis.     

Setelah panggilan berakhir, Lin Mo'an memasukkan ponselnya kembali ke sakunya dan mendengar Ji Jinchuan bertanya, "Apa dia baik-baik saja?"     

Lin Mo'an tidak menyembunyikan apa pun dan menjawab, "Tidak terlalu baik."     

Jari-jari kurus Ji Jinchuan mengentakkan abu di ujung rokok. Garis besar fitur wajahnya tampak gelap, yang tersamarkan oleh malam. Dia bertanya, "Kenapa dia tidak bersedia untuk menyelamatkan Nuonuo?"     

Mendengar pertanyaan itu, Lin Mo'an tiba-tiba tersenyum dan menyipitkan matanya, "Kamu seharusnya bertanya pada dirimu sendiri."     

Angin bertiup kencang di malam hari, apalagi mereka berada di tepi lapangan luas. Angin dingin yang berembus membuat rambut pendek kedua orang itu berantakan.     

"Dia seharusnya hanya membenciku. Meskipun dia tampak tidak peduli dengan Nuonuo pada awalnya, tetapi aku dapat melihat kalau dia benar-benar sangat menyayanginya," ujar Ji Jinchuan dengan suara yang pelan dan berat.     

Lin Mo'an memikirkan hari-hari ketika Chen Youran baru saja dibebaskan dari penjara dan ingin melawan Ji Jinchuan untuknya. Dia membalas, "Kalau kamu ingin tahu, pergi dan cari tahu sendiri."     

Ketika sebatang rokok habis, Ji Jinchuan melemparkan puntung rokok ke tanah dan menginjaknya. Dengan kesal dan frustrasi dia berkata, "Aku datang untuk bertanya kepadamu karena aku tidak bisa menemukannya sendiri."     

"Ji Jinchuan, kamu adalah orang yang memiliki status dan kekayaan, tetapi tampaknya itu semua sia-sia. Kamu adalah pria yang gagal karena telah membuat seorang wanita menderita rasa sakit terbesar dalam hidupnya!" Lin Mo'an tidak lagi bersikap hangat dan lembut. Ekspresi wajahnya dingin dan garang, nada suaranya pun penuh dengan sarkasme.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.