Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu Seharusnya Senang Bertemu Denganku (1)



Kamu Seharusnya Senang Bertemu Denganku (1)

2Ji Jinchuan melirik Lin Mo'an dengan mata yang dalam, kemudian berbalik dan berjalan menuju ke lift. Lin Mo'an pun mengikutinya di belakang.     

Lift berhenti di lantai ini sebelum mereka tiba di depannya. Pintu lift itu hampir menutup, namun saat melihat dua orang pria tampan berjalan mendekat, orang yang berdiri paling dekat dengan pintu menekan tombol terbuka, pintu lift pun terbuka ke kedua sisi. Ji Jinchuan dan Lin Mo'an berjalan dengan langkah mantap untuk masuk ke dalam lift.     

Kedua pria itu memakai jas. Salah satunya tampak dingin dan bermartabat, sementara yang satu lagi terlihat tampan dan lembut. Keduanya memiliki temperamen yang luar biasa. Tidak banyak orang di dalam lift tersebut. Seorang perawat yang berdiri di sudut sambil memegang map di tangannya diam-diam memperhatikan mereka.     

Ketika lift mencapai lantai pertama, Ji Jinchuan berjalan memimpin untuk keluar sementara Lin Mo'an sedikit menyingkir. Ketika orang-orang di dalam selesai berjalan satu demi satu untuk keluar, dia keluar paling terakhir dan saat itu Ji Jinchuan telah melangkah pergi.     

***     

Ji Jinchuan langsung kembali ke kediaman Keluarga Ji setelah dari rumah sakit. Ji Yangkun dan yang lainnya baru saja kembali dari makan dan menonton televisi di ruang tamu. Pengurus rumah maju, dia membungkuk dan menyapanya, "Tuan Muda…"     

Setelah memberi anggukan hangat, Ji Jinchuan berjalan mendekat ke ruang tamu dan menyapa Ji Yangkun serta Xie Suling, "Ayah… Ibu…"     

Xie Suling melihat ke belakang tubuh Ji Jinchuan dan tidak menemukan sosok kecil Ji Nuo. Ekspresi wajahnya pun menjadi tidak bersemangat. Dia bertanya, "Kenapa kamu tidak membawa Nuo Bao kembali?"     

"Aku kembali untuk berbicara dengan Shaoheng." Ekspresi Ji Jinchuan terlihat datar. Dia kemudian menatap pengurus rumah dan bertanya padanya, "Di mana Tuan Muda Kedua?"     

"Ada di lantai atas, di ruang kerja." Pengurus rumah menjawab dengan sangat sopan.     

Ji Jinchuan segera melangkah ke tangga, lalu naik ke lantai 3 dan berjalan menuju ke ruang kerja Ji Shaoheng. Dia mengangkat tangannya dan mengetuk pintu. Setelah menunggu dua menit, tidak ada yang menjawab. Dia pun langsung mendorong pintu hingga terbuka, dia melihat Ji Shaoheng duduk di belakang mejanya menatap komputer.     

Setelah itu, Ji Jinchuan langsung mendekat ke meja kerja. Namun, Ji Shaoheng masih tidak menyadari bahwa ada orang lain di ruangan itu. Ji Jinchuan lalu mengetuk meja dengan tulang jarinya.     

Ji Shaoheng pun mengangkat kepalanya setelah mendengar suara ketukan. Dia melihat bahwa itu adalah kakaknya. Dia pun segera tersenyum dan berkata, "Kakak, cepat kemari dan lihatlah…"     

Ji Jinchuan melirik gambar grafik di layar komputer, lalu bertanya, "Apa yang kamu lakukan terhadap Shen Xiaoke?"     

Ji Shaoheng tertegun selama beberapa saat. Dia perlahan mengangkat kepalanya dan menatap wajah pucat Ji Jinchuan. Dia berkedip beberapa kali dan berkata, "Ada apa dengan Xiaoke?"     

"Dia menghilang." Ji Jinchuan bersandar di meja dan menyipitkan matanya, seolah sedang memeriksa gerakan adiknya.     

"Kakak, apakah kamu mencurigai aku?" Ji Shaoheng bersandar di kursinya. Bibirnya menunjukkan pembangkangan seorang bajingan.     

"Setelah dia menghilang, bibi langsung menelepon polisi, tetapi tidak ada kabar dari polisi. Aku sudah memeriksanya. Masalah ini ada hubungannya denganmu," ujar Ji Jinchuan dengan nada yang tak terbantahkan.     

Ji Shaoheng mengenakan pakaian kasual berwarna krem. Dia tampak santai dan malas. Dia meletakkan tangannya di belakang kepalanya dan tersenyum malas, "Dia sepupuku, untuk apa aku menculiknya?"     

Faktanya, Ji Jinchuan memang masih memiliki keraguan tentang masalah ini. Dia telah melihat perubahan dari Ji Shaoheng dalam beberapa tahun terakhir dengan matanya sendiri. Adiknya itu tidak memiliki kebencian pada Keluarga Huo dan Keluarga Shen, jadi tidak ada alasan untuk melakukannya.     

"Bagaimana kamu menjelaskan tentang kenapa kamu menyuap polisi?"     

Ji Shaoheng pun mengakui dengan santai, "Aku memang menyuap pihak polisi, tetapi aku tidak menculiknya."     

"Untuk siapa kamu melakukan itu?" Mata gelap Ji Jinchuan tampak tenang.     

"Aku benar-benar tidak bisa memberitahumu untuk itu." Ji Shaoheng menjawab sambil tersenyum.     

Ji Jinchuan mengerutkan keningnya. Mereka adalah saudara dekat, jadi mereka sangat mengenal karakter satu sama lain. Tidak peduli siapa orang itu, mereka tidak akan mengatakan apa pun yang tidak ingin mereka katakan, bahkan jika mereka menodongkan pisau. Jadi, dia pun tidak bertanya lagi. Dia berbalik dan berjalan menuju pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.