Kamu Tidak Memenuhi Kualifikasi (1)
Kamu Tidak Memenuhi Kualifikasi (1)
Setelah menunggu beberapa menit, perawat mengeluarkan termometer dari ketiak Chen Youran dan melihat suhu yang tertera di atas, "38,2 derajat."
Perawat tersebut kemudian pergi dan suasana kamar pasien pun menjadi sunyi. Ji Jinchuan memandang wanita yang terbaring di tempat tidur pasien dan merasakan sakit di hatinya. Ketika Chen Youran bangun, semua penglihatannya menjadi putih. Kesadarannya tidak begitu fokus, sementara tatapan matanya yang kosong mengarah pada langit-langit kamar itu.
Ji Jinchuan keluar dari kamar mandi dan maju untuk memeriksa suhu di dahi Chen Youran. Dia melihat bahwa Chen Youran telah membuka matanya ketika dia pergi ke kamar mandi tadi. Bagian atas alis Chen Youran seketika berkerut ketika melihat keberadaan Ji Jinchuan.
Ji Jinchuan membuka mulutnya dan berkata dengan suara rendah serta lembut, "Youyou, apa kamu ingin minum air?"
Chen Youran memiringkan kepalanya. Apa yang menarik perhatiannya adalah fitur wajah tampan Ji Jinchuan. Sementara Ji Jinchuan membungkukkan pinggangnya dan meletakkan tangannya di samping tempat tidur untuk menopang tubuhnya. Matanya yang gelap dan dalam menatap Chen Youran sejenak.
Chen Youran menggerakkan bibirnya. Tenggorokannya terasa kering dan panas seperti api ada api di dalamnya, dia pun menganggukkan kepalanya.
Ji Jinchuan menuangkan air minum untuk Chen Youran. Pertama-tama, dia membantunya duduk, meletakkan bantal di punggungnya agar bisa bersandar dengan lebih nyaman. Setelah itu, dia mengambil cangkir yang sudah berisi air untuknya.
Chen Youran meneguk air minum tersebut. Ketika merasa tenggorokannya lebih nyaman, dia memandang Ji Jinchuan, "Kenapa kamu bisa ada di sini?"
Dilihat dari gejala yang dialami, Chen Youran menyadari bahwa dia pasti mengalami demam tinggi. Merupakan hal normal jika sekarang ini dia berada di rumah sakit. Tapi, kenapa Ji Jinchuan ada di sini? Batinnya.
"Kamu demam tinggi, jadi aku membawamu ke rumah sakit." Ji Jinchuan menjawab dengan ringan.
Meskipun Chen Youran masih demam, tetapi pikirannya sudah kembali fokus. Dia kembali bertanya, "Kenapa kamu membawaku ke rumah sakit? Bagaimana kamu bisa masuk ke rumahku?"
Sebelum Ji Jinchuan menjawab, pintu kamar pasien didorong terbuka. Lin Mo'an pun melangkah masuk dan berkata, "Itu karena dia mendobrak pintu kita."
Chen Youran menatap Ji Jinchuan dengan tertegun. Dia merasa sepertinya pria di hadapannya ini tidak akan melakukan hal seperti itu. Lin Mo'an pergi mendekat pada Ji Jinchuan dan mengulurkan tangan kepadanya, "Presiden Ji, di mana kunci baru untuk pintu rumah kami?"
Lin Mo'an secara khusus menonjolkan kata 'baru', dengan nada yang jelas dan tegas. Sopir Ji Jinchuan baru saja datang ke rumah sakit dan memberinya kunci baru rumah itu. Dia mengeluarkan kunci dari sakunya dengan tenang dan meletakkannya di telapak tangan Lin Mo'an. Tidak ada rasa malu atau canggung di wajahnya.
"Terima kasih, Presiden Ji telah memperbaikinya untuk kami." Lin Mo'an menatap Ji Jinchuan sambil tersenyum dan mengerutkan alisnya.
Wajah Ji Jinchuan dingin dan acuh tak acuh. Dia masih mencoba untuk tetap tenang. Dia melirik Lin Mo'an dengan samar dan tidak berbicara.
Lin Mo'an pergi mendekat ke tempat tidur pasien. Dia mengangkat tangannya dan memegang dahi Chen Youran. Suhu tubuh wanita itu masih cukup panas. Kemudian, dia berkata dengan suara yang sengaja dibuat lebih lembut, "Apa kamu sudah minum obatnya?"
"Aku sudah meminumnya." Chen Youran mengangguk.
Mendengar hal itu, Lin Mo'an merasa lega dan menoleh ke Ji Jinchuan, "Presiden Ji, terima kasih telah menjaga Xiaxia. Anda telah mengurusnya setiap hari. Hal itu pasti membuat waktu berharga Anda terbuang sia-sia."
Arti kata 'mengurus' sudah sangat bisa menjelaskan kenapa Ji Jinchuan ada di rumah sakit. Aneh rasanya ketika pria itu mendobrak masuk ke rumah seseorang dan mencongkel pintunya di siang bolong.
Ji Jinchuan melirik Lin Mo'an sejenak, tatapannya beralih pada Chen Youran. Wanita itu balik menatapnya, tetapi hanya sekilas, seolah-olah tidak ingin melihat dirinya lagi. Melihat itu, hati Ji Jinchuan dipenuhi dengan rasa sakit, seolah ada pisau yang membelahnya.
Mata Chen Youran melirik sepasang sepatu kulit mengkilap milik Ji Jinchuan. Dia perlahan mengangkat kepalanya dan wajah pria itu muncul tepat di depannya.
Ji Jinchuan berdiri di samping tempat tidur pasien dan menatapnya dengan mata hitamnya yang tenang. Dia berkata, "Kamu istirahat yang baik, aku pergi dulu."
Chen Youran mengumpulkan pandangan matanya dan perlahan mengangkat bibirnya, "Terima kasih untuk hari ini."
Ji Jinchuan memandang Chen Youran dalam-dalam sebelum akhirnya berbalik, lalu berjalan menuju ke pintu kamar pasien. Setelah mengambil beberapa langkah, dia memikirkan sesuatu. Dia melihat kembali ke Lin Mo'an dan berkata, "Presiden Lin, bisakah kita bicara?"