Aku akan Memberi Kalian Kesempatan (2)
Aku akan Memberi Kalian Kesempatan (2)
Chen Youran pun segera keluar dari mobil, tetapi tidak melangkah maju untuk memisahkan mereka. Dia hanya berdiri diam dan menonton dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya. Sementara itu, satu demi satu orang berkumpul dan membicarakan kedua pria itu.
Shen Xiaoke melihat bahwa Huo Hanqian jatuh dan bergegas dengan cemas untuk memisahkan mereka. Namun, Chen Youran melangkah maju dengan mengentakkan sepatu hak tingginya, dia meraih lengan Shen Xiaoke dan sedikit mengaitkan senyum di bibirnya, "Kamu sebagai wanita jangan terlibat dalam hal-hal antara pria "
Meskipun Shen Xiaoke merasa khawatir, tetapi dia lebih takut membuat Chen Youran marah. Pasalnya, wanita itu masih memiliki foto-foto telanjang dirinya.
Lin Mo'an meraih kerah Huo Hanqian sekali lagi dan mendorong tubuhnya ke badan mobil, "Sejak kamu menikah dengannya, kenapa kamu selalu membuatnya menderita?!"
Huo Hanqian tidak bisa berkutik. Dia menoleh dan meludahkan air liur bercampur darah dari mulutnya, "Apa kamu pikir aku tidak ingin membuatnya bahagia? Dalam setengah tahun pernikahanku, aku selalu merawatnya dengan begitu baik sepanjang hari karena takut dia akan menderita. Tapi, bagaimana dengan dia? Hatinya terbuat dari batu. Dia tidak pernah peduli dengan apa yang aku lakukan. Dan aku tidak bisa menahan kemarahan atas sikap acuh tak acuhnya."
Tulang jari Lin Mo'an berbunyi. Wajahnya membiru dan tampak dingin. Dia berkata, "Jadi, itu alasan kenapa kamu melakukan itu padanya?"
Huo Hanqian berteriak dan meraung, "Apa menurutmu aku tidak ingin hidup baik-baik dengannya? Tapi, apa dia mau memberiku kesempatan ini?"
"Kalau bukan karena kamu, dia tidak akan menderita rasa sakit itu. Dan dia tidak akan menjadi..." Tenggorokan Lin Mo'an tercekat sejenak. Tiba-tiba, dia meraung marah, "Ini semua karena kamu. Kamu telah menyakitinya!"
Huo Hanqian tersenyum sinis dan menyentuh luka di sudut mulutnya yang menyakitkan. Dia membalas, "Jangan berpura-pura menjadi kekasihnya di sini. Kalau kamu benar-benar mencintainya, kenapa kamu tidak muncul? Kenapa kamu tidak mengambilnya? Membawanya pergi? Kenapa?!"
Entah siapa yang menelepon polisi, tiba-tiba suara sirine terdengar tidak jauh dari posisi mereka. Suara itu pun semakin dekat. Chen Youran segera melangkah maju dan menarik Lin Mo'an, "Ayo pergi."
Lin Mo'an berbalik dan berjalan ke mobil Cayenne yang dikendarainya. Suara Huo Hanqian kemudian datang dari belakang, "Di mana Lin Xia?"
Lin Mo'an menghentikan langkah kakinya sejenak, lalu berkata dengan dingin, "Kamu tidak pantas untuk tahu itu."
Begitu Lin Mo'an membuka pintu pengemudi, Chen Youran berkata, "Biarkan aku saja yang mengemudi."
Lin Mo'an pun melepaskan tangannya dari pegangan pintu, berjalan mengitari pintu ke sisi lain, dan masuk ke kursi penumpang depan. Ketika dia masuk ke mobil, Chen Youran menyalakan mesin mobil dan melaju pergi.
Mereka kebetulan melewati toko obat. Chen Youran pun turun dan membeli disinfektan. Setelah beberapa saat, dia kembali ke mobil dan membersihkan luka di sudut mulut Lin Mo'an. Selain sudut mulut, tempat lain tidak terluka. Akan tetapi, rambut pria itu berantakan dan kemeja putihnya memiliki banyak lipatan, yang terlihat sedikit memalukan.
Lin Mo'an menggerakkan bibirnya, "Maaf, aku tidak bisa mengendalikan suasana hatiku saat ini. Aku akan membawamu ke restoran itu lain kali."
Chen Youran mengangkat pandangannya dan menatapnya, "Kamu akhirnya bisa memenuhi keinginanmu. Apa kamu merasa jauh lebih nyaman di hatimu?"
"Apa?" Lin Mo'an bertanya dengan bingung.
"Bukannya kamu sering berpikir kalau kamu ingin mengalahkan Huo Hanqian dengan keras tahun ini? Bukannya kamu memenuhi keinginanmu hari ini?" Chen Youran berkata dengan suara rendah dan ringan.
Lin Mo'an menyentuh sudut mulutnya dengan kapas di tangannya. Dia mendesis kesakitan sambil berkata, "Kamu selalu bisa mengenalku."
Setelah itu, Chen Youran memasang tutup botol disinfektan dan meletakkannya di dalam dasbor mobil. Dia berkata, "Sekarang setelah kita selesai mencari angin, mari kembali ke perusahaan."
Ketika keduanya kembali ke perusahaan, Sekretaris Jia yang melihat Lin Mo'an dengan luka di wajahnya pun menatapnya dengan terkejut. Lin Mo'an hanya meliriknya dengan samar. Sekretaris Jia lalu dengan cepat melihat ke belakang dan berdiri di samping. Sementara Lin Mo'an langsung kembali ke kantornya.