Ketika Aku Mencintaimu, Kamu Malah Mencintainya (5)
Ketika Aku Mencintaimu, Kamu Malah Mencintainya (5)
"Kalian semua saling mengenal. Bagaimana mungkin kalian bisa terlihat seperti musuh…" ujar Ji Wenqing sambil tersenyum.
"Keluarga Ji memiliki karier yang hebat, aku tidak berani berurusan dengan mereka." Suara dingin Chen Youran seolah tidak memiliki perasaan apa pun.
Ji Wenqing dapat mendengar penolakan Chen Youran terhadap Keluarga Ji, dia pun berkata, "Kamu tidak ingin melihat Jinchuan. Apa kamu juga tidak ingin melihatku di masa depan? Jinchuan memang melangkah terlalu jauh dan melakukan hal yang sangat kejam pada tahun-tahun itu, tetapi aku membantumu pada waktu itu. Meskipun hasilnya tidak memuaskan, setidaknya aku berada di pihakmu. Apa kamu lupa?"
"Karena kebaikanmu kepadaku dulu, aku mau datang ke sini hari ini." Nada bicara Chen Youran tidak berat ataupun ringan, tetapi bercampur dengan sedikit aura dingin.
"Bagaimana dengan Nuonuo? Apa kamu bahkan tidak menginginkannya?" Ji Wenqing memandangi wajah wanita yang tampak acuh tak acuh dan terasa seperti orang asing itu. Emosi di matanya agak rumit, tetapi suaranya masih sangat lembut. "Cobalah untuk memulai kembali dengan Jinchuan. Nuonuo butuh keluarga yang lengkap."
Mendengar perkataan itu, Chen Youran tersenyum rendah. Senyuman itu penuh dengan ironi. Pupil matanya yang gelap seperti air kolam yang dingin tidak memiliki jejak suhu hangat sama sekali. Dia membalas, "Suamiku dan aku masih muda. Kalau kami menginginkan anak, akan ada banyak kesempatan di masa depan."
Saat suara itu jatuh, Chen Youran merasakan seseorang menatapnya. Dia melihat ke arah dapur, kemudian tertegun. Ji Jinchuan sedang menutupi telinga Ji Nuo. Matanya tampak dalam dan gelap, sementara matanya terus menatap lurus ke arah Chen Youran. Ji Nuo yang berada di sampingnya tampak kebingungan. Dia mungkin tidak mengerti mengapa ayahnya menutup telinganya.
Chen Youran tertegun selama beberapa saat sebelum kemudian pulih ke kesadarannya. Setelah itu, dia memalingkan muka, mengambil tasnya di sofa dan memandang Ji Wenqing, "Tidak perlu minum kopi hari ini. Sampai jumpa lain kali…"
Chen Youran berjalan cepat menuju pintu, lalu membukanya dan keluar dari apartemen Ji Wenqing. Kabut putih berangsur-angsur berkumpul di bagian bawah matanya. Dia mengedipkan matanya dengan keras dan memaksa kabut air itu kembali.
Terdengar suara langkah kaki yang cepat di belakang Chen Youran. Kemudian, lengannya ditarik dan tubuhnya didorong ke dinding. Sebelum dia bisa bereaksi, Ji Jinchuan menciumnya, ciuman itu cepat dan dalam. Karena terlalu lengah, Chen Youran tertegun sejenak. Dan lalu mendorong Ji Jinchuan dengan seluruh kekuatannya, tetapi kekuatan pria itu sangat besar.
Karena Chen Youran berusaha keras untuk mendorong tubuh Ji Jinchuan, tas di tangannya jatuh ke lantai dan mengeluarkan suara yang pelan. Mendengar suara itu, Ji Wenqing khawatir akan terjadi pertengkaran yang tidak dapat didamaikan di antara mereka, jadi dia pun ikut keluar. Namun, dia melihat dua orang yang saling terjerat, dia pun berbalik untuk menutupi mata Ji Nuo dan menariknya kembali ke kamar.
Sebelum Chen Youran bisa marah lagi, Ji Jinchuan sudah lebih dulu melepaskan bibirnya dan mencondongkan wajahnya ke wajah Chen Youran. Dengan jarak yang sangat dekat, wajah mereka akan bertabrakan hanya dengan sedikit gerakan.
"Youyou, ayo kita mulai dari awal lagi," tutur Ji Jinchuan. Suaranya serak dan dalam, dengan napas yang sedikit panas, yang masuk ke telinga Chen Youran dan bertahan lama di sana.
Chen Youran tersenyum sinis, sorot matanya yang dingin sangat kejam. Dia mengangkat punggung tangannya dan menyeka bibirnya dengan keras, "Presiden Ji, aku sudah punya suami. Apa kamu ingin menjadi orang ketiga dalam pernikahan orang lain?!"
Ji Jinchuan tidak marah mendengar ucapan itu, ekspresi wajahnya terus setenang air. Dia mundur sedikit dan matanya yang gelap mengunci sosok Chen Youran, "Kembalilah padaku… Mau, ya?"
Ji Jinchuan memperpanjang kata terakhir, seolah memohon dengan sedikit kerendahan hati. Chen Youran menatap mata Ji Jinchuan yang tulus dan lembut. Hatinya tiba-tiba menegang, dengan sedikit rasa sesak napas. Rasa sakit yang tajam menyebar ke seluruh tubuhnya untuk sesaat.