Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Ketika Aku Mencintaimu, Kamu Malah Mencintainya (2)



Ketika Aku Mencintaimu, Kamu Malah Mencintainya (2)

0Mata gelap Ji Jinchuan menyipit menjadi seperti bulan sabit dan bibirnya yang tipis sedikit melengkung. Dia berkata, "Apa ibu ingin aku melajang sepanjang hidupku?"     

Xie Suling melangkah dan akhirnya duduk di sofa. Dia pun membalas, "Jangankan dia yang sudah menjadi istri orang lain sekarang ini, bahkan kalau dia masih sendiri, apa dia masih mau kembali ke Keluarga Ji?"     

Ji Jinchuan tersenyum rendah dan bertanya dengan nada tenang, "Bagaimana kita tahu kalau kita tidak mencobanya?"     

"Nuo Bao masih terlalu kecil dan kita tidak boleh melukai hatinya. Jadi, aku tidak setuju untuk memberi tahu tentang Chen Youran kepadanya sebelum dia benar-benar mau kembali ke Keluarga Ji." Xie Suling duduk dengan punggung yang tegak lurus. Dia terus mempertahankan postur anggun seorang wanita bangsawan sepanjang waktu.     

Alis gelap Ji Jinchuan berkerut, matanya pun juga berkerut, seolah sedang memikirkan sesuatu. Setelah itu, dia mengangkat pandangan matanya, dengan ekspresi yang selalu tenang. Dia lalu berkata dengan suara yang juga lembut, "Kalau dia tidak kembali, Nuonuo tidak akan pernah memiliki ibu."     

Xie Suling menatap Ji Jinchuan dengan tercengang. Kalimat anaknya itu sangat jelas, Ji Nuo hanya akan memiliki ibu kandung dan tidak akan ada ibu tiri.     

Ketika mereka berbicara, Ji Wenqing tetap duduk diam di samping tempat tidur pasien sambil mengupas apel. Setelah selesai mengupas, dia menyerahkannya kepada Ji Jinchuan. Pria itu pun mengambil dan memakannya.     

Suasana di kamar pasien itu terasa sangat sunyi. Setelah waktu yang cukup lama, Xie Suling menghela napas berat, seperti terpaksa berkompromi dan menunjukkan ketidakberdayaan. Dia berkata, "Tidak peduli apa yang ingin kamu lakukan, pikirkan lebih banyak tentang Nuo Bao. Dia masih sangat kecil, jangan membuat trauma dalam masa kecilnya."     

Bagaimana kondisi Ji Jinchuan selama beberapa tahun terakhir ini, orang-orang di sekitarnya sangat mengetahuinya. Keterikatannya pada Chen Youran lebih gila dibandingkan pada Fang Yaqing dulu. Jadi, mereka tahu bahwa mereka tidak bisa menghentikannya dan tidak ingin menghentikannya.     

"Dia adalah putraku. Aku secara otomatis pasti akan mempertimbangkan masa depannya." Ji Jinchuan berkata dengan wajah hangat dan pucat.     

Saat mereka sudah keluar dari rumah sakit, Lin Mo'an memandang wanita yang tampak lembut di sampingnya dan bertanya, "Aku mengerti sekarang. Kamu datang ke rumah sakit karena ingin menemui Nuonuo, kan?"     

"Aku mendengar kalau dia muntah darah. Aku rasa dia mengidap penyakit yang sulit untuk disembuhkan, jadi aku datang untuk melihatnya," tutur Chen Youran dengan wajah yang datar.     

Lin Mo'an melirik wanita bermuka dua di sampingnya itu dan menggelengkan kepalanya dengan lembut dan ketidakberdayaan samar di bagian bawah matanya.     

***     

Tiga hari kemudian, salah satu dari tiga media paling atas di Kota A melaporkan sebuah berita, yang merupakan pernyataan khusus Chen Yaoting di surat kabar. Dalam beberapa kata singkat, itu menjelaskan bahwa dia telah memutuskan hubungan ayah dan anak dengan Chen Youran.     

Pada hari itu, berita tersebut menimbulkan kehebohan yang cukup besar. Seperti yang semua orang tahu, Chen Youran adalah istri Ji Jinchuan. Setelah tiga tahun di penjara, dia menghilang selama lima tahun. Semua orang pun bertanya-tanya mengapa Chen Yaoting tiba-tiba melakukan hal tersebut.     

Di dalam kantornya, Chen Youran melihat koran di tangannya sambil bersandar di kursi kulit miliknya. Sementara Lin Mo'an bersandar di meja sambil membawa cangkir dan memandangnya, "Tujuanmu telah tercapai, tetapi apa kamu benar-benar bahagia?"     

"Tentu saja aku bahagia." Mata Chen Youran terlihat hangat dan ringan. Tidak ada perubahan dalam ekspresi wajahnya.     

***     

Pada akhir pekan, Chen Youran menerima telepon dari Ji Wenqing yang mengajaknya untuk minum kopi bersama. Tetapi, tempat itu bukan kedai kopi, Ji Wenqing memberinya alamat, yang seharusnya merupakan tempat tinggalnya.     

Di akhir panggilan, Chen Youran melihat layar gelap dan merasa curiga selama beberapa saat. Bagaimana Ji Wenqing tahu nomor ponselku? tanyanya dalam hati.     

Chen Youran mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar dengan membawa tasnya. Tidak ada Lin Mo'an di ruang tamu, hanya ada laptop yang terbuka di atas meja. Dia memperhatikan sekeliling dan melihat pria itu sedang bertelepon di balkon. Dia lalu berjalan mendekat dan menepuk pundaknya. Lin Mo'an melihat ke arahnya, dia pun menunjuk ke arah pintu dan memberi isyarat bahwa dia hendak keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.