Nuo Bao adalah Ji Nuo (4)
Nuo Bao adalah Ji Nuo (4)
Chen Youran melirik Ji Nuo. Dia mengepalkan ujung jarinya dan berjalan melewatinya dengan acuh tak acuh menuju ke lift. Orang-orang keluar dari ruang rapat satu demi satu. Saat melihat Ji Nuo yang berdiri di luar dan hampir menangis, mereka tidak berani tinggal lebih lama, meskipun mereka sangat penasaran dengan gosip yang terjadi.
Ji Jinchuan adalah yang terakhir keluar dari ruang rapat. Ji Nuo menatap Ji Jinchuan dengan air mata yang memenuhi matanya dan mulut kecil yang mengkerut. Dia berkata dengan sudah hampir menangis, "Ayah, Ranran-ku tidak menyukaiku."
"Sebagai laki-laki yang semakin besar dan akan menjadi seorang suami, kamu tidak boleh cengeng." Ji Jinchuan berkata dengan suara yang berat dan dingin.
Ji Nuo ketakutan oleh suara dingin Ji Jinchuan yang tiba-tiba, tubuhnya pun gemetar. Dengan kaku dia perlahan menghentikan air matanya. Melihat situasi yang salah ini, Xiao Cheng dengan cepat melangkah maju dan berkata, "Tuan Kecil, Sekretaris Feng baru saja membelikanmu makanan penutup. Ayo ikut denganku… Aku akan mengajakmu untuk memakannya."
Sementara itu, Ji Jinchuan memikirkan sikap dingin Chen Youran barusan. Dia mengangkat tangannya dan memijat bagian tengah alisnya. Rasa kesal dan marah seketika melonjak di hatinya.
Xiao Cheng lalu membawa Ji Nuo kembali ke kantor presiden dan membawakannya makanan penutup serta susu. Semuanya adalah favorit si kecil. Tetapi, hari ini Ji Nuo sedang tidak bahagia, wajah kecilnya tampak sangat tertekan.
"Paman Xiao, kenapa Ranran tidak menyukaiku?"
Xiao Cheng tersenyum tipis dan menjawab, "Mungkin karena kamu menipunya."
"Aku tidak pernah menipunya." Ji Nuo mendongak dan berkata dengan serius.
"Kamu tidak memberitahunya siapa ayahmu," tutur Xiao Cheng. Itulah yang menjadi alasan utamanya, lanjutnya dalam hati.
Ji Juo meremas-remas jarinya, tetapi dia tidak bertanya apa-apa lagi. Paman Kedua-nya pernah berkata kepadanya bahwa dia tidak bisa begitu saja memberi tahu orang lain nama ayahnya agar tidak diculik dan diperas. Meskipun dia tidak tahu apa itu penculikan dan pemerasan, tetapi Ji Shaoheng selalu berperilaku baik padanya karena sangat mencintainya, maka dari itu dia memercayainya.
***
Pada hari Sabtu, Ji Jinchuan dengan dipimpin oleh pelayan, datang ke ruangan pribadi yang sudah dipesan oleh Chen Youran. Rupanya, Chen Yaoting dan Chen Shuna sudah menunggu di dalam. Ketika mereka melihatnya, mereka berdua tampak terkejut.
Chen Shuna bangkit berdiri dan menyapa, "Presiden Ji…"
Ji Jinchuan mengangguk lemah dan pergi untuk membuka kursi, lalu duduk. Pelayan datang menuangkan teh untuknya, kemudian melangkah pergi. Aura dingin Ji Jinchuan terlalu besar, sehingga Chen Yaoting duduk dengan canggung dan tidak berani menatap pria dingin itu.
Setelah Chen Yaoting kembali ke Tiongkok, Ji Jinchuan hampir melemparkannya ke dalam lubang dan menguburnya hidup-hidup pada hari abu Tang Huiru dikuburkan. Tidak peduli bagaimana Chen Shuna memohon belas kasihan, Ji Jinchuan tetap tak acuh. Setelah pengawal melemparkan Chen Yaoting ke dalam kuburan, mereka telah melemparkan dua sekop tanah, tetapi Chen Shuna tiba-tiba memunculkan nama Chen Youran.
"Presiden Ji, aku sudah bertanya kepada ayah tentang transfer saham. Youran sudah mengetahuinya sebelumnya dan dia mau bertanggung jawab atas kesalahan ayahku, mungkin karena dia tidak ingin ayahku menderita di penjara. Kalau suatu hari dia kembali dan tahu ayahku dibunuh olehmu, dia pasti tidak akan pernah memaafkanmu."
Kalimat terakhir Chen Shuna itu cukup mengganggu pikiran Ji Jinchuan. Dia telah melakukan sesuatu yang menyakitkan bagi Chen Youran, jadi dia tidak boleh membuat kesalahan lagi. Akhirnya, dia membiarkan Chen Yaoting pergi, tetapi dia juga mengucapkan kata-kata yang kejam hari itu.
Ji Jinchuan memandang Chen Yaoting dengan tatapan seolah-olah dia baru saja keluar dari neraka dan penuh dengan roh jahat, "Jangan biarkan aku melihatmu lagi!!"
Perkataannya hari itu, Ji Jinchuan tidak hanya menakuti Chen Yaoting, tetapi juga berhasil membuat takut Chen Shuna.
Beberapa menit kemudian, pintu ruangan itu didorong. Pelayan masuk lebih dulu, diikuti oleh Gu Jinchen. Melihat tiga orang yang duduk di dalam ruangan, Gu Jinchen tercengang. Dia tahu bahwa Chen Shuna akan datang, tetapi dia tidak menyangka Ji Jinchuan dan Chen Yaoting juga akan berada di sana.
"Jinchen, kamu datang." Wajah Chen Shuna tersenyum lembut.
Gu Jinchen mengangkat senyum di bibirnya dan pergi untuk duduk.