Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia akan Menunggunya Sepanjang Waktu (3)



Dia akan Menunggunya Sepanjang Waktu (3)

0Mata Chen Youran menyipit mendengarnya, dia membalas, "Kunci petunjuknya adalah pengemudinya."     

Lin Mo'an pun mengangguk, "Aku akan mengunjungi penjara besok."     

Chen Youran berjalan mendekat padanya dan menuangkan air pada sebuah bonsai di jendela, "Aku akan pergi denganmu."     

Mereka tinggal selama lebih dari dua jam di tempat itu sebelum akhirnya pergi. Dalam perjalanan pulang, ponsel Chen Youran berdering. Begitu dia mengeluarkannya untuk menjawab, ponsel kehabisan daya dan mati secara otomatis.     

Sudah pukul 10.30 ketika mereka sampai di rumah. Mereka pun langsung menuju ke kamar mereka masing-masing. Chen Youran mengeluarkan pengisi daya dari laci untuk mengisi daya ponsel. Dia lalu mengambil piyama dan memasuki kamar mandi.     

Ketika keluar setelah mandi, Chen Youran pun menyalakan ponselnya. Ada dua pemberitahuan panggilan tidak terjawab di sana. Tepat pada saat dia sedang memikirkan apa akan menelepon kembali, nomor itu lebih dulu menghubunginya.     

Chen Youran mengusap layar ponsel dan berkata, "Halo?"     

Terdengar suara lembut si kecil Ji Nuo dari seberang sana, "Ranran, ini aku."     

Chen Youran tertegun sejenak mendengar suara itu. Dia pikir Ji Nuo tidak akan mencarinya lagi. Suara lembut Ji Nuo yang menunjukkan kehati-hatian terdengar, "Ranran, aku mengaku salah hari itu… Aku seharusnya tidak pergi tanpa berpamitan padamu. Jangan marah, ya…"     

"Aku tidak marah, tapi kamu… Kenapa kamu belum tidur selarut ini?" tanya Chen Youran dengan suara rendah yang hangat dan lembut.     

"Aku sedang menunggumu."     

Chen Youran tidak mengerti apa yang dia maksud, "Hah?"     

Bocah kecil itu lalu berkata dengan sedikit sedih, "Aku pergi ke rumahmu sepulang sekolah hari ini. Aku sudah lama menunggu, tetapi tidak juga melihatmu pulang. Ponselmu juga tidak bisa dihubungi. Jadi, aku terus menunggumu."     

Chen Youran terkekeh rendah, "Hanya untuk meminta maaf padaku?"     

"Aku takut kamu marah dan tidak menyukaiku."     

"Aku menerima permintaan maafmu," tutur Chen Youran lembut.     

Kemudian, Ji Nuo bertanya dengan gugup, "Apakah kamu masih menyukaiku?"     

"Mana mungkin aku tidak menyukai anak yang baik seperti Nuo Bao," ujar Chen Youran. Mendengar ketidakjelasan dalam suara anak itu, dia berpikir bahwa Ji Nuo seharusnya sudah sangat mengantuk sekarang karena menunggunya, jadi dia berkata, "Sekarang pergilah tidur. Aku akan masak daging rebus untukmu lain hari."     

Ji Nuo seketika menjadi tenang, "Oke, Ranran, selamat malam."     

"Selamat malam…"     

Setelah menutup telepon, Ji Nuo menguap. Dia benar-benar mengantuk saat ini. Dia menatap pria di sebelahnya dengan pandangan mata yang kabur, "Ayah, aku sudah selesai menelepon Ranran. Ayah antar aku ke tempat tidur, ya."     

Ji Jinchuan membawa Ji Nuo ke lantai atas dan mengantarnya kembali ke kamarnya. Setelah Ji Nuo tertidur, dia keluar dari kamar dan turun ke ruang tamu. Dia mengeluarkan kartu dari ponselnya dan menggantinya dengan miliknya sendiri.     

***     

Hari berikutnya adalah akhir pekan. Saat makan siang, Ji Jinchuan memasukkan sayuran hijau ke dalam mangkuk Ji Nuo. Dia pikir bocah kecil itu akan protes lagi. Tanpa diduga, Ji Nuo memakannya ke dalam mulutnya dengan lahap. Ji Jinchuan pun secara refleks mengangkat alisnya dan memberinya sayuran hijau lagi.     

Ji Nuo tampak sedikit ragu sekarang. Meskipun dia tidak menyukainya, tetapi dia tetap memakannya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Sementara itu, Bibi Wu yang melihatnya tampak bahagia dan tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak tersenyum, "Tuan Kecil, Anda sangat baik hari ini…"     

"Karena Ranran menyukai anak yang baik." Mulut Ji Nuo masih dipenuhi dengan nasi dan membuat pipinya mengembang.     

Mendengar perkataan itu, Ji Jinchuan mendorong seluruh hidangan sayuran di depannya dan berkata, "Kalau begitu, makanlah lebih banyak."     

Mata Ji Nuo berlinang air mata melihatnya. Dia mengeluh dengan mulut datar, "Ayah, kamu mengerjaiku…"     

Ji Jinchuan pun mengulangi kata-kata yang diucapkan Ji Nuo barusan, "Ranran mengatakan kalau dia menyukai anak yang baik."     

"..." Ji Nuo diam tanpa kata selama beberapa saat.     

"Tapi… Ranran tidak ada di sini sekarang," katanya kemudian.     

"Anak baik tidak boleh berbohong, kalau tidak Ranran-mu tidak akan menyukaimu." Ji Jinchuan berkata dengan wajah hangat.     

Mata Ji Nuo tampak berbinar karena dipenuhi air mata. Mulutnya yang kecil berkerut menunjukkan bahwa dia hampir menangis. Bibi Wu pun buru-buru berkata untuk mengalihkan perhatian, "Tuan Kecil, siapa Ranran? Apa dia teman barumu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.