Pasangan Suami Istri Simbolis (1)
Pasangan Suami Istri Simbolis (1)
"Kembalilah… Aku mengkhawatirkanmu selama ini," ujar Chen Shuna dengan lembut.
Namun, Chen Youran mengabaikan hal itu, dia hanya bertanya, "Apa kamu dan Yiyi baik-baik saja?"
"Tidak buruk…" jawab Chen Shuna. Dia berhenti sejenak dan menambahkan, "Jinchen merawat kami dengan baik."
Setelah mengatakan itu, pandangan mata Chen Shuna jatuh ke tempat lain dan tidak menatap Chen Youran. Sementara Chen Youran sendiri tidak ingin menyelidiki lebih jauh apa kakaknya itu sengaja mengatakan hal tersebut padanya atau bagaimana. Dia hanya mengangguk lemah dan berkata, "Itu bagus…"
"Apa kamu sudah menemui Ji Nuo?" tanya Chen Shuna.
"Kenapa aku harus menemuinya?" Chen Youran bertanya balik.
Chen Shuna dapat melihat kerutan di antara alisnya dan merasa bahwa adiknya itu tampak berbeda. Jadi, dia hanya mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa.
Keduanya mengenakan pakaian kerja kelas atas. Penampilan Chen Shuna lebih lembut, sementara gaya penampilan Chen Youran lebih energik seolah menunjukkan seorang pahlawan wanita yang profesional. Ketika lift mencapai area lantai presiden, pintu terbuka dengan diikuti suara dentingan.
Chen Youran memandang Chen Shuna dan berkata, "Kamu keluarlah lebih dulu…"
Chen Shuna berada dalam keadaan linglung. Setelah mendengar kata-kata Chen Youran, dia kembali ke kesadarannya seperti terbangun dari mimpi. Dia melihat ke luar lift dengan tertegun dan berkata, "Sepertinya aku telah salah menekan lantai tujuan."
"Kalau begitu, aku akan melakukan kesibukan dulu," kata Chen Youran dengan tenang. Dia pun mengajak Asisten Tang keluar dari lift.
Begitu Chen Youran sampai di Departemen Sekretariat, Xiao Cheng menyambutnya, "Nyonya Mud… Direktur Lin, tolong ikuti saya…"
Xiao Cheng terlalu gegabah, sehingga dia hampir menyebutkan nama panggilan yang salah. Chen Youran menganggukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Xiao Cheng. Saat melewati Departemen Sekretariat, orang-orang yang telah bekerja selama bertahun-tahun mengenalinya, ada tatapan terkejut di mata mereka semua.
Xiao Cheng membawa Chen Youran ke kantor presiden. Ketika tiba di luar pintu kantor, dia berkata, "Presiden Ji sudah menunggumu di dalam…"
"Aku akan menunggu di ruang penerimaan tamu saja," ujar Chen Youran dengan kening yang berkerut. Setelah itu, dia berbalik dan berjalan menuju ruang penerimaan tamu, Asisten Tang juga mengikutinya.
Begitu Chen Youran sampai di pintu ruang penerimaan tamu, dia menerima panggilan telepon. Dia menjelaskan kepada Asisten Tang dan pergi dengan tergesa-gesa. Sedangkan Xiao Cheng lalu mengetuk pintu kantor dan melaporkan saat masuk, "Presiden Ji, Nyonya Muda pergi ke ruang penerimaan tamu…"
"Aku tahu," balas Ji Jinchuan. Dia lalu menyimpan e-mail yang telah diedit, membuka laci kanan untuk mengambil album foto tebal di dalamnya. Setelah itu, dia bangkit dan berjalan ke pintu kantor.
Ketika Ji Jinchuan membuka pintu ruang penerimaan tamu, dia melihat bahwa hanya ada Asisten Tang di dalamnya. Seketika dia mengerutkan alisnya. Asisten Tang pun menjelaskan padanya, "Presiden Ji, Direktur Lin memiliki sesuatu untuk dilakukan terlebih dahulu."
Tidak ada ekspresi apa-apa pada raut wajah Ji Jinchuan, namun tangannya yang memegang album mengencang. Di album itu terdapat foto Ji Nuo sejak lahir hingga berusia 6 tahun. Aku ingin menunjukkan padanya hari ini, tapi dia malah pergi, batinnya.
Melihat ekspresi wajah Ji Jinchuan yang tidak terlalu bagus, Asisten Tang tidak berani berbicara dengan gegabah. Dia hanya berdiri diam di tempat dengan barang-barang di tangannya. Lalu, Xiao Cheng buka suara, "Presiden Ji?"
Ji Jinchuan tidak mengatakan apa-apa dan langsung berbalik. Xiao Cheng pun tersenyum dan meminta maaf pada Asisten Tang, "Kalau ada masalah, kamu dapat memberitahuku saja. Presiden Ji memiliki hal lain untuk ditangani saat ini…"
Asisten Tang mengangguk, lalu mengeluarkan dokumen mengenai masalah yang ada dalam proses proyek dari tas arsip di tangannya.
Setelah Chen Youran meninggalkan perusahaan Grup Zhongsheng, dia pergi ke rumah sakit. Baru saja, seorang guru sekolah meneleponnya dan mengatakan bahwa Nuo Bao jatuh dan terluka ketika di sekolah. Dia pun bergegas menuju ke sekolah Ji Nuo. Tampak seorang guru perempuan muda yang menunggu di luar sekolah bersama Ji Nuo. Dia pun turun dari mobil dan mendekati mereka.
Sebuah plester direkatkan di dahi Ji Nuo. Ketika melihat Chen Youran datang, wajahnya terlihat memelas dengan kerutan di bibirnya dan mata hitamnya berbinar-binar dengan air mata. Chen Youran menyentuh kepalanya dan menatap guru wanita muda itu, "Halo, saya adalah…"