Pada Saat Itu, Dia Tidak Punya Pilihan (3)
Pada Saat Itu, Dia Tidak Punya Pilihan (3)
"Aku suka anak yang baik." Chen Youran menekankan lagi.
Ekspresi wajah kecil Ji Nuo menjadi sangat kusut saat ini. Dia pun akhirnya mau berkompromi, "Baiklah…"
"Ayo makan," kata Chen Youran sembari memasukkan sayuran hijau ke dalam mangkuk Ji Nuo.
Ji Nuo melihat sayuran di mangkuknya dan hampir menangis. Paman Kedua pernah berkata kalau wanita itu berubah-ubah. Ternyata itu memang benar, sesuai yang diduga. Untuk Ranran, aku akan melakukan apa pun, gumamnya dalam hati.
Ji Nuo memasukkan sayuran itu ke dalam mulutnya. Dia melahapnya, mengunyahnya dua kali, dan menelannya. Chen Youran yang melihatnya geli dengan ekspresinya.
Ketika Ji Nuo mendengar tawa Chen Youran, dia menatapnya, tetapi dia tersenyum dengan sangat baik. Dia memutuskan untuk makan lebih banyak sayuran di masa depan untuk membuat Chen Youran bahagia.
Setelah selesai makan malam, Chen Youran mencuci piring dan sumpit. Dia melihat jam dinding dari dapur dan berkata, "Nuo Bao, kamu harus pulang."
Ji Nuo memiringkan kepala kecilnya. Bagaimana waktu dengan Ranran berlalu begitu cepat? Aku tidak mau pergi. Apakah itu egois? Pikirnya.
Chen Youran bisa menebak apa yang ada dalam pikiran Ji Nuo. Kemudian, dia berkata, "Kalau kamu pulang terlambat, ayahmu akan khawatir… Lain kali, dia tidak akan membiarkanmu pergi bermain sendiri dan kamu tidak akan bisa datang kepadaku."
"Baiklah, lain kali aku akan datang lagi menemuimu." Ji Nuo mengambil tas ranselnya memakainya di bahunya.
Chen Youran mengantar Ji Nuo ke lantai bawah. Sopirnya sudah menunggu di luar. Melihat mereka keluar, sopir itu dengan cepat keluar dari mobil.
"Tuan Kecil…"
"Paman sopir, maaf aku sudah membuatmu menunggu lama." Ji Nuo berkata dengan lembut. Sopir itu tersenyum dan membukakan pintu untuknya.
"Ranran, aku pergi dulu. Ingatlah kamu harus memikirkanku," ucap Ji Nuo sambil memandang Chen Youran.
"Sampai jumpa…" Chen Youran tersenyum dan melambai pada Ji Nuo.
***
Sebagai kepala pengawas proyek, Chen Youran hampir tidak pernah pergi ke perusahaan setiap hari. Dia harus pergi ke lokasi proyek untuk mengawasi situasi. Pada siang hari, dia dan Asisten Tang makan di restoran terdekat dan menerima telepon dari Sekretaris Jia.
"Direktur Lin, seorang wanita muda bernama Chen Shuna datang ke perusahaan untuk menemui Anda beberapa kali. Dia ada di perusahaan sekarang."
"Katakan padanya aku tidak punya waktu luang." Chen Youran berkata dengan pelan.
"Baik…" jawab Sekretaris Jia.
Setelah makan siang, mereka keluar dari restoran dan melihat Rolls Royce terparkir di pinggir jalan. Ketika pria di dalam mobil itu melihat Chen Youran keluar, dia mendorong pintu hingga terbuka dan turun dengan cepat. Chen Youran berdiri diam dan menyaksikan pria itu datang mendekat ke arahnya. Di belakangnya ada sinar matahari yang cemerlang dengan cahaya keemasan.
"Youyou…" sapa Gu Jinchen yang sudah berada di hadapan Chen Youran.
"Presiden Gu…" Chen Youran mengangguk ringan.
Gu Jinchen membekukan wajahnya, "Mari kita minum kopi bersama."
"Maaf, aku sedang sibuk. Mungkin lain hari…" Chen Youran menjawab dengan sikap yang sangat sopan dan senyum yang formal.
"Youyou, aku hanya ingin mengobrol denganmu dan ingin mengetahui situasimu selama beberapa tahun terakhir ini." Gu Jinchen meraih tangan Chen Youran dan berkata dengan suara serak.
"Aku baik-baik saja," jawab Chen Youran dengan suara rendah. Dia mengerutkan bibirnya. Dia selamat dari hari-hari kelam di penjara. Entah apa lagi lebih buruk dari itu.
"Kalau kamu tidak ingin kembali ke Keluarga Ji, kenapa kamu tidak datang kepadaku?" Gu Jinchen bertanya dengan linglung.
Chen Youran mengerutkan bibirnya dan tetap diam. Jakun Gu Jinchen berguling, dia bertanya, "Apa kamu pikir aku tidak bisa melindungimu, jadi kamu lebih memilih Lin Mo'an?"
Chen Youran berbalik dan menatap Ji Jinchuan dengan mata gelap, "Sejak saat kamu memutuskan untuk menikahi kakakku dan saat aku menikahi Ji Jinchuan, tidak ada lagi komunikasi maupun hubungan di antara kita."
"Aku menikahi Shuna karena…"
"Apa pun itu, apa itu benar atau salah…" Chen Youran memotongnya dan berkata dengan lemah, "Karena kamu sudah memilih jalan itu, kamu harus bertanggung jawab atas perilakumu."
Setelah itu, tanpa melihat wajah pucat Gu Jinchen, Chen Youran berbalik dan pergi dengan cepat. Asisten Tang pun dengan cepat mengikutinya di belakang.