Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Pada Saat Itu, Dia Tidak Punya Pilihan (1)



Pada Saat Itu, Dia Tidak Punya Pilihan (1)

2"Iya…" Ji Jinchuan sedikit mengernyit dan bergumam.     

"Itu bagus… Aku akan punya uang untuk menghidupi Ranran di masa depan." Ji Nuo juga bergumam dengan pelan. Ia lalu berbalik dan tertidur.     

Ji Jinchuan menutupi tubuh anaknya itu dengan selimut. Dia duduk di samping tempat tidur anaknya sejenak, sebelum akhirnya berjalan ke pintu kamar. Dia mematikan lampu kamar dan melangkah keluar. Setelah itu, dia kembali ke kamar tidurnya sendiri dan menyalakan lampu dinding. Ruangan yang didekorasi dengan elegan itu terasa dingin, seolah tidak ada kehangatan sama sekali.     

Terdapat pemandangan malam yang sunyi di luar jendela. Cahaya bulan yang sejuk masuk melalui kaca. Pemandangan itu terasa tidak nyata seperti mimpi. Melihat ruangan yang kosong, hati Ji Jinchuan terasa dingin. Dia mengangkat tangannya dan menyentuh dadanya yang terasa kesepian.     

***     

Setelah bekerja, Chen Youran pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Dia mengambil sekaleng biji kopi dari rak dan memasukkannya ke dalam keranjang. Ketika dia berbalik, dia melihat seorang yang dikenal.     

"Petugas Wang…"     

Petugas Wang terkejut melihat Chen Youran mengambil inisiatif untuk menyapa dirinya lebih dulu. Ia berkata, "Aku pikir kamu akan berpura-pura tidak mengenalku seperti terakhir kali."     

Dengan senyum di wajahnya, Chen Youran berkata, "Itu karena dipaksa oleh situsinya, jangan tersinggung…"     

Petugas Wang mengenakan pakaian biasa saat ini. Dia tampak jauh lebih energik dengan pakaiannya ini daripada saat mengenakan seragam polisi yang berwarna mati. Ia membalas, "Bisa dimengerti…"     

"Apa kamu punya waktu luang? Mau minum kopi bersama?" Chen Youran berkata dengan ringan.     

"Oke…" balas Petugas Wang sambil mengangguk.     

Keduanya mendorong keranjang belanja masing-masing menuju ke kasir. Chen Youran membayar barang-barang yang dibelinya dan juga membayar milik Petugas Wang. Setelah selesai, dia meletakkan barang-barang belanjaannya di mobil dan pergi ke kafe terdekat.     

Hanya ada beberapa orang di kafe pada malam hari dan hanya beberapa meja yang terisi. Mereka pun memilih tempat duduk secara acak, lalu masing-masing memesan secangkir kopi.     

Petugas Wang memandang wanita di seberangnya dan bertanya, "Bagaimana kabarmu di Amerika Serikat beberapa tahun terakhir ini?"     

"Saat aku baru saja pergi ke Amerika Serikat, aku belum pulih dari mimpi buruk ketika berada penjara, jadi itu sedikit menyedihkan. Kemudian, Mo'an membawaku ke seorang psikolog dan perlahan-lahan, aku menjadi lebih baik." Chen Youran tersenyum sedih.     

Petugas Wang bisa membayangkan sejauh mana apa yang disebut Chen Youran 'sedikit menyedihkan'. Saat ini, Chen Youran menceritakan pengalaman hidupnya dengan sangat pelan, seolah-olah masa lalu yang tak tertahankan telah tertiup angin. Tapi, dia tahu bahwa itu akan menjadi kenangan yang tak terhapuskan di hatinya.     

Kemudian, Chen Youran mengucapkan terima kasih padanya dengan tulus, "Terima kasih untuk saat itu…"     

Pada hari Chen Youran dibebaskan dari penjara, Petugas Wang adalah polisi yang membebaskannya dari penjara satu hari sebelumnya. Jika tidak, dia tidak akan bisa pergi dengan Lin Mo'an tanpa menghindari kerumunan.     

"Sama-sama… Sejujurnya, aku bersimpati denganmu," tutur Petugas Wang.     

Setelah masuk penjara, Chen Youran menolak kunjungan dari semua orang. Pada saat itu, Petugas Wang hanya berniat melihatnya untuk memeriksa kondisi mentalnya. Tanpa diduga, saat dia menemuinya, Chen Youran meminta bantuannya.     

Seminggu setelah Chen Youran pergi, Petugas Wang mendapat cukup banyak uang di rekeningnya dan pesan teks di ponselnya. Kalimat yang tertera pada pesan teks itu sangat singkat, 'Petugas Wang, terima kasih'. Dia kemudian mencoba untuk menelepon nomor itu kembali, tetapi ponsel Chen Youran dimatikan. Kemudian, nomornya menjadi nomor yang tidak terdaftar.     

Chen Youran mengaitkan senyum sudut bibirnya, "Orang yang lemah memang membutuhkan simpati. Tidak apa-apa untuk bersimpati kepadaku sebelumnya, tetapi tidak untuk sekarang."     

"Aku mengerti…" Petugas Wang tersenyum. Di masa lalu, ketika masih menjadi Nyonya Muda Ji, Chen Youran tidak cukup arogan untuk berani menyiramkan air ke kepala polisi.     

Beberapa saat kemudian, seorang pelayan membawakan kopi yang mereka pesan. Chen Youran mengambil sendok kecil dan mengaduknya dengan perlahan, "Apa pada saat itu aku membuatmu mengalami kesulitan?"     

"Tidak…" Petugas Wang menggelengkan kepalanya. Dia bersandar di bagian belakang kursinya dan melanjutkan perkataannya, "Aku lega melihatmu baik-baik saja sekarang."     

Chen Youran menyesap kopi dan berkata, "Terima kasih…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.