Pada Saat Itu, Dia Tidak Punya Pilihan (2)
Pada Saat Itu, Dia Tidak Punya Pilihan (2)
"Kenapa?" tanya Chen Youran sambil meletakkan kopinya.
"Tempat ini memiliki ingatan buruk bagimu."
"Itu sebabnya aku kembali…"
Mendengar jawaban Chen Youran, Petugas Wang tampak heran. Chen Youran lalu melengkungkan bibirnya dan tersenyum dengan sedikit kesejukan, "Hanya dengan kembali ke tempat semula dan menyingkirkan rasa sakit itu, kita bisa hidup dalam kedamaian."
Setelah minum kopi dengan Petugas Wang, Chen Youran pulang ke rumah. Dia keluar dari lift dan melihat sosok kecil yang meringkuk di pintu. Bocah kecil itu duduk di lantai dan membenamkan kepalanya. Entah apa yang dibawa di dalam ranselnya.
"Nuo Bao…"
Ji Nuo pun mendongak dan melihat bahwa orang yang ditunggunya sudah pulang. Matanya tiba-tiba menjadi cerah. Dia melemparkan ranselnya ke samping dan berlari ke depan dengan kaki pendeknya.
Chen Youran meletakkan tas di tangannya di lantai dan berjongkok untuk menangkapnya, "Kenapa kamu di sini?"
"Sudah berhari-hari aku tidak melihatmu. Aku sangat merindukanmu." Ji Nuo mengusap lengannya dan mengambil kesempatan untuk mencium pipi Chen Youran.
"Bagaimana kamu bisa datang ke sini?" tanya Chen Youran yang mencubit wajah Ji Nuo yang gemuk.
"Paman sopir yang mengantarku."
Chen Youran membawa Ji Nuo berjalan dan mengambil ransel kecil yang tergeletak di lantai itu. Dia mengeluarkan kunci, membuka pintu rumah, dan membawanya ke ruang tamu. Saat mengganti sepatunya, dia bertanya, "Kamu pasti belum makan, kan?"
Ji Nuo menggelengkan kepalanya dan berkata, "Paman sopir pergi menjemputku dari sekolah. Aku memintanya untuk langsung mengantarku ke sini."
Untungnya, Chen Youran membeli beberapa bahan masakan tadi. Dia melepas mantelnya dan menatap bocah kecil itu, "Kemampuan memasakku cukup bagus. Apa kamu ingin mencobanya?"
Mata Ji Nuo berbinar dan dia mengangguk dengan cepat. Chen Youran lalu bertanya dengan lembut, "Kamu suka makan apa?"
Bahkan aku juga bisa meminta ingin makan apa? Wow, Ranran memang sangat baik. Aku semakin menyukainya. Apa dia sengaja untuk membuatku semakin menyukainya? Batin Ji Nuo.
"Daging rebus!" jawab Ji Nuo.
Chen Youran membuat gerakan yang mengisyaratkan setuju akan permintaan Ji Nuo. Dia lalu pergi menyalakan televisi untuk Ji Nuo dan mengubah saluran ke program anak-anak. Dia juga meletakkan yogurt di tangannya dan berkata, "Kamu main sendiri dulu, ya…"
"Aku akan menjadi anak yang sangat penurut." Ji Nuo mengangguk dengan semangat.
Chen Youran mengucap kepala kecil Ji Nuo. Dia menggulung lengan bajunya dan membawa tas belanjaan ke dapur. Dia takut si kecil merasa kelaparan, jadi dia memasak makanan dengan cepat dan menyajikannya di atas meja. Ada tiga hidangan yang diletakkan di piring dan satu mangkuk sup.
Ji Nuo melihat bahwa ada daging yang benar-benar direbus di meja makan. Matanya yang bulat pun tampak cerah, sementara jari-jarinya yang kecil sudah tidak sabar untuk mengambilnya. Tetapi, tangannya ditepuk oleh Chen Youran.
"Kamu tidak boleh makan kalau belum mencuci tangan."
"Oh, oke..." Si kecil pun mengangguk dengan patuh. "Ranran, di mana kamar mandimu?"
"Aku akan mengantarmu." Chen Youran membawa Ji Nuo untuk mencuci tangannya. Setelah itu, mereka kembali ke ruang makan, duduk, dan mulai makan.
Chen Youran menemukan bahwa sifat pemilih Ji Nuo terhadap makanan sangat serius. Bocah kecil itu hanya makan daging rebus dan sepiring daging goreng dengan rebung. Sayuran yang dimasaknya tidak pernah disentuh sama sekali.
Mengingat terakhir kali Ji Nuo pernah melarikan diri dari rumah, Chen Youran berkata dengan lembut dengan suara pelan untuk mengingatkannya, "Nuo Bao, kalau hanya makan daging tidak baik untuk kesehatanmu. Sayuran hijau akan lebih bergizi. Kalau kamu memiliki nutrisi yang seimbang, kamu akan memiliki tubuh yang bagus."
Kegembiraan Ji Nuo barusan hilang dalam sekejap. Dia menundukkan kepala kecilnya dan berkata, "Ranran, apa kamu tidak menyukaiku?"
"Kenapa aku tidak menyukaimu?" Chen Youran tidak tahu darimana logika bocah ini berasal.
"Kamu tidak mengizinkan aku makan daging," jawab Ji Nuo.
Chen Youran melihat sekeliling dan mengubah strateginya, "Apa kamu takut aku tidak menyukaimu?"
"Iya…" Ji Nuo menganggukkan kepalanya yang sebesar melon.
"Aku suka anak yang baik. Kalau Nuo Bao bersikap baik, aku akan selalu menyukaimu," tutur Chen Youran dengan lembut.