Kakek Chen Meninggal
Kakek Chen Meninggal
"Dia tidak pernah ingin melihatku kapan saja." Chen Youran mencibir dirinya sendiri.
Setelah membersihkan darah di telapak tangan Chen Youran, Gu Jinchen berkata, "Ayo pulang…"
"Oke…" Chen Youran mengangguk pelan.
Setelah itu, Gu Jinchen masuk dan berpamitan kepada Tang Huiru. Dia kemudian meninggalkan rumah sakit bersama Chen Youran.
***
Malam itu, seorang wanita yang mengenakan masker mendorong pintu kamar pasien Kakek Chen. Dia melirik Kakek Chen yang terbaring di ranjang pasien, lalu melihat pelayan Keluarga Chen yang mengangguk untuk memberi isyarat. Dia berjalan dengan langkah yang sangat pelan, mengeluarkan jarum suntik dari tasnya, dan menyuntikkan cairan ke dalam infus Kakek Chen.
Setelah semua selesai, wanita itu dengan cepat pergi dari kamar pasien, berjalan ke sudut kamera, dan melepas maskernya untuk menunjukkan wajahnya yang cantik. Dia lalu melepas jas putihnya dan pergi dengan cepat.
Setelah Bai Shiyan pergi, Kakek Chen yang sedang tidur terbangun karena napasnya sesak. Detak jantungnya yang tak beraturan membuatnya kesakitan. Dia melihat ke samping, ke arah pelayan Keluarga Chen, yang tertidur dan ingin berteriak padanya. Dia membuka mulutnya dan dengan lembut bergerak beberapa kali, tetapi dia hanya bisa mengeluarkan suara, 'Ah, ah'.
Mesin EKG mengeluarkan bunyi yang semakin pelan. Pelayan Keluarga Chen bangun dan melihat bahwa garis-garis pada alat deteksi itu terus menurun. Dengan panik, dia pergi untuk memanggil dokter, "Dokter…!!"
Segera setelah pelayan keluar dari kamar pasien, lengan panjang Kakek Chen jatuh lemas dari tubuhnya. Garis pada instrumen EKG pun terus turun dan secara bertahap menjadi garis lurus.
Pada pukul 3 dini hari, Chen Youran dibangunkan oleh dering telepon yang tiba-tiba. Dia samar-samar menyentuh ponsel di meja samping tempat tidur. Tanpa melihat siapa yang menelepon, dia mengusap layar dan menyambungkan telepon tersebut.
Di ujung telepon yang lain, suara cemas Chen Shuna terdengar sedikit tersedak, "Rumah sakit mengeluarkan pemberitahuan kematian…"
Chen Youran seketika terbangun. Dia bertanya lagi untuk memastikan kebenaran berita yang didengarnya barusan. Setelah memastikan bahwa dia mendengar dengan benar, dia melempar ponselnya ke samping, mengangkat selimut dan turun dari tempat tidur. Dia segera mengambil pakaian dan memakainya dengan tergesa-gesa, kemudian dia berjalan keluar.
Gu Jinchen mendengar langkah cepat yang datang dari tangga. Dia bangun dan turun dari tempat tidur. Saat keluar dari kamar, dia melihat Chen Youran sedang mengganti sepatunya di depan pintu. Dia bertanya, "Youyou, kamu mau pergi ke mana di jam segini?"
"Rumah sakit…" ucap Chen Youran sambil mengganti sepatunya. Dia membuka pintu dan bergegas keluar.
Melihat Chen Youran seperti ini, Gu Jinchen menebak apa yang terjadi. Dia pun kembali ke kamarnya dan segera berganti pakaian. Ketika sampai di tempat parkir dan melihat Bentley hitam, Chen Youran baru ingat bahwa dia pergi terburu-buru dan lupa mengambil kunci mobil. Dia pun berbalik untuk kembali dan mengambil kunci mobil, namun setelah berjalan dua langkah, dia melihat Gu Jinchen melangkah ke arahnya.
"Aku akan mengantarmu pergi," tutur Gu Jinchen.
Di tengah malam, hanya ada beberapa kendaraan di jalan. Seluruh jalan hampir kosong saat ini, sehingga mereka sampai di rumah sakit dengan sangat cepat. Di luar kamar pasien, terdengar teriakan kesedihan, Chen Youran pun takut untuk masuk. Dia lalu mengepalkan tangannya dan melangkah ke kamar pasien dengan berani.
Gu Jinchen mengikuti Chen Youran. Dia khawatir hal terakhir akan terjadi lagi, jadi dia terus memperhatikan tindakan Chen Yaoting. Di kamar pasien, Chen Shuna dan Tang Huiru menangis dengan sangat sedih. Chen Yaoting tampak menahan kesedihan yang tak tertahankan. Sementara itu, tubuh Kakek Chen di ranjang pasien sudah ditutupi dengan kain putih. Tampak pula seorang pelayan yang berdiri gemetar di samping ranjang. Mungkin karena terlalu tenggelam dalam kesedihan, Chen Yaoting hanya menatap Chen Youran, mengesampingkan pandangannya dan tidak memukul atau memarahinya.
Gu Jinchen memanggil pelayan tersebut keluar dari kamar pasien dan bertanya tentang situasinya. Pelayan itu terlalu takut dan berbicara dengan sedikit tidak ramah, "Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya terlalu mengantuk di malam hari, jadi saya tidur sebentar. Kakek Chen tiba-tiba sangat kesakitan…"
"Apa kata dokter?" tanya Gu Jinchen.