Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu Akan Menyesalinya Suatu Hari Nanti



Kamu Akan Menyesalinya Suatu Hari Nanti

1Bibi Wu kembali menemui Ji Wenqing dan berkata padanya, "Nyonya Tertua, saya sudah mengonfirmasi pada Nyonya Besar. Bagaimana kalau membawanya pergi ke kediaman utama setelah Tuan Kecil makan?"     

"Apa kediaman utama Keluarga Ji kekurangan makanan untuknya?" Ji Wenqing mengerutkan keningnya.     

"Tuan Kecil akan menangis ketika dia lapar. Tidak ada yang bisa membujuknya nanti."     

***     

Chen Youran menunggu dengan cemas di luar karena Ji Wenqing tidak kunjung keluar. Dia ingin meneleponnya, tetapi dia takut itu akan membuat Ji Wenqing dicurigai oleh para pelayan dan pengawal di sana ketika menjawab telepon. Jadi, dia memasukkan kembali ponselnya ke dalam tasnya.     

Setelah menerima telepon dari Bibi Wu, Ji Jinchuan bergegas pulang. Tidak jauh dari gerbang, dia melihat Chen Youran dengan kepala tertunduk dan menendang-nendang batu di bawah kakinya. Wanita itu mengenakan rok berwarna kuning muda dan sepatu hak tinggi putih, rambut hitamnya yang lembut diikat menjadi ekor kuda.      

Meskipun wanita itu menundukkan kepalanya, tetapi Ji Jinchuan masih bisa melihat kecemasan di wajahnya. Wanita itu tampaknya telah kehilangan berat badan selama beberapa waktu ini. Tulang selangka indahnya semakin tenggelam. Tubuhnya yang kurus seolah hanya memiliki tulang yang tersisa.     

Chen Youran mendongak dan melihat Maybach hitam lewat di depannya. Jantungnya pun seolah melompat ke tenggorokan. Dia mengeluarkan ponselnya dan bergegas menghubungi Ji Wenqing. Sementara itu, Ji Wenqing masih terjerat dengan pengawal ketika ponsel di tasnya berdering. Dia hendak mengeluarkan ponselnya, namun tiba-tiba dia melihat pintu gerbang berukir perlahan terbuka dan Maybach hitam masuk ke dalam kediaman itu. Jantungnya pun berdegup kencang, dia mengeratkan pelukannya pada Ji Nuo.     

Ji Jinchuan turun dari mobil. Dia mendekat dan menatap Ji Wenqing dengan wajah muram, "Ke mana bibi akan pergi dengan membawa Nuonuo?"     

Setelah Ji Wenqing sempat panik selama beberapa saat, dia mencoba untuk kembali tenang. Dia membalas, "Kakak dan kakak ipar ingin melihat Nuonuo. Aku akan membawanya pergi ke kediaman utama. Baru saja, Bibi Wu telah mengonfirmasi ke sana."     

"Tidak perlu merepotkan bibi. Aku akan membawa Nuonuo pergi ke kediaman utama sendiri." Ji Jinchuan berkata tanpa ekspresi. Setelah itu, dia mengambil langkah panjang dan mengambil Ji Nuo dari tangan Ji Wenqing. Kemudian, dia menyerahkannya kepada Bibi Wu.     

Ji Jinchuan memandang Ji Wenqing lagi dan berkata, "Dia masih menunggumu di luar."     

Kebohongan Ji Wenqing akhirnya terungkap. Kekesalan tampak di wajahnya. Setelah menstabilkan suasana hatinya, dia berkata, "Karena kamu sudah tahu apa yang aku lakukan hari ini, berikan Nuonuo padaku. Nuonuo masih sangat kecil, biarkan dia tinggal bersama ibunya."     

"Kami belum bercerai, jadi tidak ada yang perlu dibicarakan soal Nuonuo. Gerbang Teluk Nanhai terbuka untuknya kapan saja. Selama dia kembali, dia akan tetap menjadi nyonya rumah di sini," ujar Ji Jinchuan dengan tenang.     

"Perilakumu sangat egois," keluh Ji Wenqing.     

"Lalu, bagaimana?" Wajah Ji Jinchuan terlihat santai.     

Pada saat ini, Ji Wenqing tiba-tiba menemukan bahwa keponakannya itu sangat aneh. Ji Jinchuan kembali menjadi orang yang berdarah dingin dan tidak berperasaan, seperti dulu yang mampu membunuh dan menghilangkan seseorang dalam dunia bisnis.     

"Selama waktu dekat ini, bibi sebaiknya tidak datang ke Teluk Nanhai." Ji Jinchuan berkata dengan lemah.     

Mendengar perkataan itu, ekspresi wajah Ji Wenqing tampak tertegun. Kemudian, secara bertahap dia kembali menjadi tenang. Tatapan matanya menjadi acuh tak acuh setelah mendapatkan kekecewaan atas perkataan keponakannya yang selama ini selalu mendengarkannya. Dia berkata, "Kamu akan menyesalinya suatu hari nanti."     

***     

Chen Youran menunggu dengan cemas dan gugup. Melihat Ji Wenqing keluar dengan tangan kosong, dia menghela napas lega. Tetapi pada saat yang sama, hatinya dipenuhi dengan rasa kehilangan.     

Ji Wenqing mendekatinya dan berkata, "Youran, maaf, aku tidak berhasil membawa Nuonuo keluar…"     

"Tidak masalah. Aku memang tidak terlalu berharap begitu banyak." Chen Youran tersenyum sedih.     

Kedua wanita itu pun meninggalkan Teluk Nanhai dan menemukan kafe untuk bersantai. Sejak awal hingga akhir, Chen Youran tidak mengatakan apa pun. Ji Wenqing sendiri berusaha menghiburnya untuk sementara waktu.      

"Aku terlalu meremehkan posisi Fang Yaqing di dalam hatinya," ucap Chen Youran.     

"Tuntut dia. Aku mendukung perceraianmu," ujar Ji Wenqing. Meskipun Ji Jinchuan adalah keponakannya, tetapi pria itu telah melakukan hal yang sungguh kelewatan kali ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.