Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Tentu Saja Aku Peduli



Tentu Saja Aku Peduli

0"Aku tidak setuju untuk bercerai!" Ekspresi wajah Ji Jinchuan tampak sangat dingin.     

Chen Youran mencoba menekan kabut di bagian bawah matanya, lalu mengangkat pandangannya dan berkata dengan dingin, "Aku tidak bisa menahan kerikil yang mengganggu di mataku. Karena kamu memilihnya, kamu harus menandatangani surat perjanjian perceraian ini. Mari kita mengakhiri kebersamaan kita dan bercerai!"     

Ji Jinchuan mengambil alih surat perjanjian perceraian tersebut dan merobeknya menjadi berkeping-keping. Dia membalas dengan wajahnya yang dingin, seolah ditutupi dengan lapisan ribuan es, "Aku ulangi sekali lagi, aku tidak setuju untuk bercerai."     

Chen Youran merasa kesal oleh jawaban Ji Jinchuan sejak tadi. Dia kehilangan ketenangannya yang biasanya ada di wajahnya dan berkata dengan dingin lagi, "Mari kita lakukan sesuai proses hukum."     

Setelah mengatakannya, Chen Youran berbalik dan pergi. Dia mendengar suara Ji Jinchuan datang dari belakang tubuhnya, "Kalau kamu ingin bercerai, kamu tidak akan lagi menjadi anggota Keluarga Ji. Kamu tidak akan pernah lagi melihat Nuonuo dalam hidupmu. Apa kamu yakin ingin pergi?"     

Mendengar hal itu, Chen Youran tiba-tiba menghentikan langkah kakinya dan berbalik untuk menatap Ji Jinchuan, dia berkata, "Karena aku ingin pergi, aku akan membawanya pergi bersamaku."     

"Ji Nuo adalah anak dari Keluarga Ji dan hanya bisa berada di Keluarga Ji." Mata hitam Ji Jinchuan terlihat tidak memiliki emosi apa pun.     

"Kamu akan segera memiliki anak lagi. Apa kamu masih peduli padanya?" tanya Chen Youran dengan sinis, tangannya bergetar dengan hebat.     

Ji Jinchuan terdiam dan rahangnya menjadi tegang. Chen Youran pun tersenyum miris untuk mencibir dirinya sendiri. Hatinya dipenuhi dengan kepahitan yang menyebar, dia pun memperkuat keinginannya untuk tetap melakukan perceraian. Wajahnya tampak pucat pasi saat ini. Dengan suaranya yang terdengar lemah dan tidak berdaya, dia bertanya, "Apa kamu setuju atau tidak, aku akan tetap meminta untuk bercerai. Sampai jumpa di pengadilan…"     

"Tentu saja aku peduli." Ji Jinchuan tiba-tiba membuka mulutnya. Suaranya yang dalam dan samar sepertinya bergema di koridor terbuka. "Nuonuo adalah anakku, tentu saja aku peduli!"     

Chen Youran ingin bertaruh untuk Ji Nuo dan dirinya sendiri. Dia menatap mata Ji Jinchuan dan memberinya satu kesempatan terakhir. Dia berkata, "Aku akan memaafkanmu soal Fang Yaqing kalau kamu mengusirnya. Bagaimana, apa kamu bisa melakukannya?"     

Ji Jinchuan melihat keseriusan di mata Chen Youran dan hatinya bergetar hebat. Namun, dia hanya bisa menutup bibirnya dan membuang muka dengan keras. Chen Youran pun berpaling suaminya itu dan akhirnya meneteskan air mata. Dia berjalan sangat lambat. Dia belum pernah berjalan begitu lambat seperti ini. Dia mendengarkan gerakan di belakangnya, namun pria di belakangnya sama sekali tidak mendekatinya. Ada keheningan yang terasa suram di sekitarnya. Cahaya di matanya seketika padam, dia berpikir bahwa pria itu tidak akan lagi mengejarnya atau memanggil namanya, Youyou.     

Ji Jinchuan memperhatikan punggung kurus Chen Youran yang menghilang di ujung koridor, melihatnya menuruni tangga, dan menghilang di pintu masuk rumah. Wajahnya menjadi pucat, tubuhnya gemetar dan membuatnya memegang pegangan tangga. Dia terus melihat ke pintu masuk ruang tamu.     

Sementara itu, Fang Yaqing berdiri di pintu kamar tamu dan melihat ke arah Ji Jinchuan. Dia dapat mendengar percakapan mereka dengan jelas. Dia melirik kertas yang berserakan di kaki Ji Jinchuan dan menarik tangan kanannya yang ada di kusen pintu.     

***     

Melihat Maybach hitam melaju ke gerbang berukir, Gu Jinchen turun dari mobil. Dia bersandar ke badan mobil dengan tangan di saku dan menunggu dengan tidak sabar. Setengah jam kemudian, dia melihat Chen Youran keluar dari kediaman itu dengan air mata yang mengalir deras. Dia pun melangkah maju dengan cepat.     

"Apa kamu baik-baik saja?"     

"Ayo pergi," jawab Chen Youran sambil menyeka air mata di wajahnya.     

"Oke…" kata Gu Jinchen, dia lalu maju untuk membukakan pintu untuknya. Chen Youran membungkuk dan duduk. Gu Jinchen lalu duduk di kursi pengemudi, memutar balik mobil, lalu melaju untuk pergi.     

Chen Youran tidak berbicara sepanjang jalan dan hanya bersandar di jendela untuk menangis dalam diam. Gu Jinchen meliriknya dan melihatnya menangis dari pantulan kaca jendela mobil. Hatinya pun semakin tidak nyaman dan terasa sesak.     

Setelah memasuki jalanan kota, mobil berhenti di luar sebuah restoran. Gu Jinchen berkata dengan lembut, "Makanan Prancis di restoran ini tidak buruk. Kamu belum makan sepanjang hari, jadi ayo coba makanan di sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.